Mulut Berbusa, Pria Beristri Tewas Bersama 'Kekasihnya' di Dalam Mobil
SabangMerauke News, Mataram - Seorang pria beristri bersama wanita lajang ditemukan tewas mengenaskan di dalam mobil yang sedang parkir di depan komplek pertokoan wilayah Rembiga, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Adapun identitas pria tersebut adalah berinisial LH, asal Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan perempuan tersebut berinisial K, warga Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.
Kasat Reskrim Polres Kota Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengatakan korban pria sudah menikah dan yang perempuan masih lajang. Mereka berdua kelahiran tahun 1990.
“Kondisi kedua korban saat ditemukan sangat mengenaskan, mulut mereka mengeluarkan busa,” ujar Kompol Kadek di Mataram, Senin lalu.
Dia mengatakan pihaknya mendapat kabar tentang penemuan mayat tersebut dari masyarakat sekitar pukul 08.30 WITA.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Tim Satreskrim Polresta Mataram bersama tim identifikasi dari kepolisian dan Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, langsung menuju lokasi temuan.
"Dari hasil olah TKP, ada dua orang dalam kondisi sudah tidak bernyawa di dalam mobil. Dari mulut kedua korban ada keluar busa," ujarnya.
Dalam proses identifikasi di lokasi, pihaknya telah menemukan mobil dalam keadaan mesin masih hangat dan di dalamnya situasi dingin dengan kaca berembun.
"Dari saksi pertama juga mengatakan, kalau mobil ditemukan kali pertama dalam keadaan mesin masih menyala dan AC (Air Conditioner) menyala," ucapnya.
Kemudian dari saksi kedua menyatakan bahwa kendaraan roda empat tersebut sudah parkir sejak Minggu (20/3/2022) sore.
"Jadi diperkirakan mobil menyala dan ber-AC selama delapan sampai 12 jam," ujar Kadek Adi.
Selain itu dari dalam mobil juga ditemukan pakaian dan makanan. Ada juga nota atau setruk pembelian bahan bakar minyak di SPBU kawasan Mandalika. Setruk itu tertanggal 17 Maret.
"Dari kartu identitas keduanya, si pria berstatus sudah menikah dan yang perempuan belum. Mereka berdua kelahiran tahun 1990," ucapnya.
Kini kedua jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Untuk mengetahui penyebab tewasnya kedua korban, dokter forensik sudah melakukan visum et repertum.
"Dari dokter forensik sampaikan bahwa dari hasil cek fisik korban tidak ada indikator tanda-tanda kekerasan, sehingga kami berencana untuk melakukan pendalaman melalui autopsi," ujarnya.
Namun, Kadek Adi memastikan langkah autopsi bisa dilakukan menunggu persetujuan pihak keluarga korban.
"Jadi pihak keluarga kedua korban sudah kami kabarkan perihal berita duka ini. Jadi untuk autopsi atau tidak, itu kembali pada persetujuan pihak keluarga," kata Kadek Adi. (*)