PDI Perjuangan Umumkan 6 Pasangan Calon Pilkada di Riau, Eddy Yatim-Almainis Tarung di Pilkada Dumai
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - PDI Perjuangan kembali mengumumkan nama-nama pasangan calon kepala daerah yang akan diusung dalam Pilkada serentak tahun 2024. Dalam pengumuman yang dilakukan pada Kamis (22/8/2024), ada sebanyak 163 nama untuk 78 daerah yang diumumkan.
Pembacaan nama-nama calon Kepala Daerah yang diusung PDIP ini disampaikan oleh Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDIP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (22/8/2024). Pengumuman gelombang kedua ini dilakukan di hadapan Megawati Soekarnoputri Ketua Umum dan jajaran petinggi partai.
Untuk Pilkada di Provinsi Riau, PDI Perjuangan mengumumkan enam pasangan calon. Salah satunya yakni pasangan Eddy Muhammad Yatim-Almainis. Ini merupakan duet antara kader Partai Demokrat dan PDI Perjuangan.
Berikut daftarnya:
Kabupaten Bengkalis: Kasmarni-Bagus Santoso
Kabupaten Rokan Hulu: Anton-Syarifuddin Poti
Kabupaten Indragiri Hulu: Ade Agus Hartanto-Hendrizal
Kabupaten Kampar: Ahmad Yuzar-Misharti
Kota Pekanbaru: Ida Yulita Susanti-Kharisman Risanda
Kota Dumai: Eddy Muhammad Yatim-Almainis
Sebelumnya, dalam pengumuman paslon gelombang pertama pada Rabu (14/8/2024) lalu, PDI Perjuangan juga sudah menetapkan pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto untuk tarung Pilkada Provinsi Riau 2024.
Pengumuman pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Rabu (14/8/2024). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dengan akan diserahkannya surat dukungan oleh DPP PDI Perjuangan, maka dipastikan duet Abdul Wahid-SF Hariyanto akan berlayar di Pilkada Riau 2024. Pasangan ini, telah mendapat dukungan dari tiga partai yakni PDI Perjuangan dan PKB serta NasDem
Kekuatan dua partai ini memiliki sebanyak 23 kursi di DPRD Provinsi Riau. PDI Perjuangan sebagai pemenang Pileg di Riau punya 11 kursi, sementara PKB memiliki 6 kursi dan NasDem punya 6 kursi.
Hasto bahkan menyebut bukan tak mungkin SF Hariyanto akan menjadi kader PDI Perjuangan. Sepanjang yang bersangkutan menerima dan bersedia melakukan prinsip-prinsip dan idelogi partai.
Tiga Paslon Bertarung
Skenario tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada Riau 2024 makin mengkristal. Poros politik telah mengarah pada pembentukan tiga koalisi partai politik (parpol) pengusung yang akan bertarung pada Pilkada 7 November 2024 mendatang.
Pendaftaran paslon kepala daerah daerah dan wakil kepala daerah baru akan dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 hingga 29 Agustus.
Paslon yang pertama yakni Abdul Wahid- SF Hariyanto yang sementara ini diusung oleh PDI Perjuangan dan PKB serta NasDem.
SF Hariyanto merupakan Penjabat (Pj) Gubernur Riau sejak 29 Februari 2024 lalu dan diberhentikan sejak 15 Agustus 2024 lalu. Jabatan defenitifnya yakni Sekretaris Daerah (Sekdaprov) Riau.
Sementara, Abdul Wahid saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dapil Riau 2. Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Riau ini kembali terpilih menjadi anggota DPR di Pileg 2024 lalu.
Ia cukup populer dan memiliki modal sosial yang efektif untuk bertarung di Pilkada Riau 2024. Sebagai politisi muda, karir politiknya cukup bersinar terang.
Pasangan calon kedua yakni Nasir-Wardan. Duet ini yang pertama kali menunjukkan tanda-tanda memperoleh tiket berlayar dalam Pilgub Riau 2024. Empat partai politik sudah sepakat mengusung duet dengan singkatan 'Nawaitu' ini.
Keempat parpol pengusung Nasir-Wardan tersebut yakni Partai Demokrat yang memiliki 8 kursi DPRD Provinsi Riau. Kemudian disusul oleh Partai Gerindra yang juga punya 8 kursi di DPRD Riau. PAN yang memiliki 5 kursi telah menerbitkan surat dukungan untuk Nasir-Wardan. Sebelumnya, PPP yang punya 1 kursi di DPRD Riau juga telah menerbitkan rekomendasi dukungan bagi Nasir-Wardan.
Jika tidak ada perubahan, kandidat paslon Nasir-Wardan dengan bekal 22 kursi DPRD Riau dipastikan sudah bisa berlayar di Pilkada Riau 2024. Peluang untuk menambah mitra koalisi sudah mulai terkunci.
Duet Nasir-Wardan ini merupakan perpaduan dua warna politik yang berbeda. Nasir yang masih berstatus anggota DPR RI merupakan kader Partai Demokrat. Sementara, pasangannya Wardan adalah kader Partai Golkar, mantan Bupati Indragiri Hilir (Inhil) dua periode. Wardan karena pilihan politiknya telah dipecat dari jabatan Ketua DPD II Partai Golkar Inhil.
Keduanya punya jalan politik yang nyaris hampir sama. Nasir gagal mempertahankan kursinya di DPR RI dapil Riau 2 dalam Pileg 2024 lalu. Sementara, nama Wardan tercoret lebih awal dalam proses seleksi caleg tetap Partai Golkar. Ia gagal menjadi caleg DPR RI dapil Riau 2 lewat Partai Golkar.
Warna politik Nasir juga punya corak. Dua putranya berhasil duduk sebagai caleg DPR RI terpilih dari Partai Gerindra. Satu bernama Muhammad Rahul yang merupakan anggota DPR RI petahana dapil Riau I. Rahul juga merupakan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Riau. Ia berhasil mempertahankan kursinya dalam Pileg 2024 lalu.
Sementara, sang adik Muhammad Rohid dipastikan sukses melenggang menjadi anggota DPR RI dapil Riau 2 di Pileg 2024. Ia mengikuti jejak sang kakak menggunakan perahu Partai Gerindra.
Satu paslon lain yang akan berlayar yakni Syamsuar-Mawardi Saleh. Duet ini diusung oleh koalisi Golkar-PKS.
Syamsuar merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Riau. Ia dua periode menjabat Bupati Siak dan terakhir menjadi Gubernur Riau periode 2018-2023. Syamsuar punya modal 10 kursi DPRD Riau milik Partai Golkar.
Namun, dukungan Partai Golkar kepada Syamsuar-Mawardi berpotensi berubah, usai mundurnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Sabtu, pekan lalu. Perubahan kepemimpinan Partai Golkar ini berpotensi mengubah arah dukungan Golkar.
Partai Golkar kini dipimpin oleh Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar. Beringin Kuning akan menggelar Munas pada 20 Agustus mendatang di Jakarta dengan agenda pemilihan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
Mawardi Saleh merupakan seorang ustaz kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai dakwah ini juga memiliki 10 kursi di DPRD Riau.
Dengan demikian, koalisi parpol pengusung Syamsuar-Mawardi jika tidak berubah, memiliki kekuatan total 20 kursi di DPRD Riau, melebihi batas minimal 13 kursi sebagai syarat mendaftarkan diri ke KPU. Koalisi Golkar-PKS ini pun tampaknya tidak akan bertambah lagi. (R-03)