Tuduhan Praktik Bisnis Tak Sehat Serang Industri Pulp and Paper Indonesia
SabangMerauke News, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam, mengatakan bahwa industri pulp dan kertas memiliki potensi daya saing yang kuat dan didukung dengan terus dilakukannya pengembangan teknologi seperti otomasi dan digitalisasi untuk menyongsong daya saing industri pulp dan kertas ke depannya.
"Industri Pulp dan Kertas Indonesia terus berupaya untuk terus dapat bertahan dan mengembangkan industri meskipun pada masa ini terus ditekan oleh berbagai pihak seperti tuduhan pelanggaran lingkungan oleh NGO, dan hambatan perdagangan tarif tinggi, " kata Aryan melalui pernyataannya yang diterima, Selasa.
Ia mengatakan itu, di sela seminar internasional bertajuk "Promoting ESG Based Competitiveness of Pulp and Paper Industry: A Lesson Learned From International Point of View" digelar di Jakarta, Senin (21/3).
Aryan mengatakan, industri Pulp dan kertas Indonesia kini terus ditekan oleh berbagai pihak lainnya seperti tuduhan trade remedies dan juga hambatan non tarif, belum lagi saat ini konstelasi antar negara tengah tinggi tensinya salah satunya dengan adanya agresi militer Rusia ke Ukraina yang berpotensi memicu perang, juga bisa berimbas pada industri karena menyebabkan semakin kontainer dan terhambatnya logistik dunia.
"Karenanya, hasil diskusi hari ini diharapkan dapat menjadi bahan dan materi pembelajaran bagi pelaku industri pulp dan kertas Indonesia untuk mengembangkan industrinya serta menjadi dasar penyusunan kebijakan pada kepengurusan APKI mendatang," kata Aryan.
Seraya dengan Aryan, Direktur Eksekutif APKI, ibu Liana Bratasida menyimpulkan agar kedepannya, industri pulp dan kertas terus bisa bertumbuh dan maju menjadi juara di tingkat ASEAN, Asia dan bahkan dunia serta terus bisa mengikuti isu-isu yang berkembang di dunia.
"Saat ini Indonesia peringkat 1 di ASEAN, peringkat 3 untuk pulp dan peringkat 4 untuk kertas di tingkat Asia, serta peringkat 8 untuk pulp dan peringkat 6 untuk kertas ditingkat Dunia dengan kontribusi 3,84 persen untuk GDP non migas. Kedepannya harus optimistis untuk dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan," ujar Liana Bratasida.
Pelaku bisnis industri pulp dan kertas, kata Liana, memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap keberlanjutan dengan meningkatkan kinerja mereka baik pada ESG atau langkah-langkah keberlanjutan lainnya, serta berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Namun, pada saat yang sama, dunia usaha dan industri juga berharap adanya pemahaman dan persepsi yang sama tentang apa saja persyaratan atau standar ESG yang dapat disepakati. Pertemuan G20 yang akan dilakukan tahun 2022 akan menjadi forum yang tepat untuk membahas ESG, dan saya berharap juga melalui forum B20 yaitu perwakilan komunitas bisnis di bawah G20, akan membahas lebih lanjut bagaimana meningkatkan kinerja ESG dan mengkomunikasikannya secara global.
"Tahun 2022, juga menandakan usia ke 53 tahun APKI. Organisasi yang mewadahi dan merupakan forum diskusi bagi pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia ini, pada Maret 2022 juga akan menyelenggarakan Kongres APKI 2021 bertemakan 'Peluang dan Tantangan Industri Pulp dan Kertas Berbasis ESG' yang akan dilaksanakan pada Rabu-Kamis 23-24 Maret 2022 di Grand Hyatt Hotel, Jakarta.
Karenanya Asosiasi Pulp (Bubur Kertas) dan Kertas Indonesia (APKI) terus berupaya mengawal pengembangan Industri Pulp dan Kertas untuk terus bisa berdaya saing dalam tingkat nasional , regional dan internasional melalui peningkatan awareness terhadap isu-isu yang tengah berkembang di dunia dan masyarakat, termasuk dalam hal memenuhi berbagai instrumen dalam aspek Lingkungan, seperti Sosial dan Tata Kelola (ESG).
Sebelumnya dalam rangka mempersiapkan garis besar kebijakan organisasi dan peningkatan awareness terhadap isu ESG, APKI mengadakan agenda seminar internasional bertajuk "Promoting ESG Based Competitiveness of Pulp and Paper Industry: A Lesson Learned From International Point of View” dengan pembicara para ahli dari dalam dan luar negeri seperti dari Kementerian Perindustrian, Akademisi ITB, lembaga Think Tank PT. Life Cycle Indonesia, Fastmarkets RISI, AFRY yang juga didukung oleh mitra APKI yakni Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Finlandia di Jakarta.
Seminar Internasional yang merupakan rangkaian acara --Pre Kongres APKI 2021 ini-- membahas ESG dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi kegiatan ekonomi perdagangan, ekonomi sirkular, pemanfaatan limbah, perhitungan karbon, sertifikasi lingkungan dan lainnya.
Tema ataupun topik yang diusung pada tiap sesi diskusi seminar internasional ini di antaranya adalah
1. International Trade Proposals Affecting the Industry
2. Market Outlook for Recovered Paper and Its Management in China
3. Assessment to advance on Carbon Emission Calculation for Pulp and Paper Industry
4. The Role of LCA as a Beyond Compliance PROPER Criteria in Achieving ESG and Carbon Market
5. Southeast Asian Market Outlook and Competitiveness for Paper and Packaging
6. Challenge and Opportunity on implementing ESG to Pulp and Paper Industry: ESG in Brief and Opportunities
7. Leading Global Pulp and Paper Companies to Manage and Develop ESG Results / Performances
8. Feasibility of The Effective and Efficient Sludge Treatment and Management Technology in Pulp and Paper Industry. (*)