Jokowi Pamer Ambil Alih Blok Migas Rokan dari Chevron dalam Pidato Kenegaraan Terakhirnya di MPR
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pengambilalihan blok migas Rokan dari operator lama PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menjadi bahan pidato Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan terakhirnya dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Jokowi memamerkan capaian kinerja pemerintahannya selama 10 tahun terakhir yakni periode 2014-2024.
Jokowi dalam pidatonya mengurai sejumlah aset sektor pertambangan yang semula dikelola oleh perusahaan asing. Di antaranya PT Freeport Indonesia (PTFI), Blok Migas Rokan, serta PT Newmont Nusa Tenggara.
"Kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," ujar Jokowi.
Saat ini 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) telah dimiliki pemerintah melalui BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), diambil alih dari perusahaan asal Amerika Serikat, Freeport McMoRan.
Sementara untuk Blok Rokan di Riau, pengelolaannya telah beralih ke PT Pertamina (Persero) dari sebelumnya dikelola perusahaan migas asal Amerika Serikat, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Serta PT Newmont Nusa Tenggara yang kini berubah nama menjadi PT Amman Mineral Internasional (AMNT), telah diambil alih melalui perusahaan swasta Indonesia yakni Medco Energy (MEDC).
Adapun Newmont sebelumnya dimiliki Newmont Corporation, perusahaan tambang asal Amerika Serikat dan perusahaan asal Jepang, Sumitomo Corporation.
Presiden Jokowi di akhir periode pertama pemerintahannya di tahun 2019 lalu, mengambil alih Blok Rokan dari PT CPI yang sebelumnya selama puluhan tahun telah mengelola blok minyak terbesar di Indonesia. Secara resmi, Blok Rokan telah dikelola oleh Pertamina melalui cucu perusahaannya yakni PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak 9 Agustus 2021 silam. Pindah tangan pengelolaan Blok Rokan ke Pertamina, karena memang masa konsesi CPI sudah habis dan tak diperpanjang lagi.
Namun, sejak masuknya Pertamina ke Blok Rokan, laju produksi minyak di blok ini masih statis, meski cukup massif dalam pembangunan sumur minyak baru. Saat ini, produksi minyak rerata harian hanya berkisar 163 ribu barel per hari. Pada era keemasannya, blok ini mampu menyedot 1 juta barel per hari.
Pada sisi lain, arus ekspansi massif anak cucu perusahaan Pertamina dan BUMN lain menyerbu kegiatan proyek-proyek di lingkungan Blok Rokan. Hal ini menyebabkan kontraktor swasta lokal terpuruk mati suri. Alibi Sinergi BUMN telah menyebabkan kontraktor lokal gagal naik kelas, sebaliknya turun kelas dan terancam hanya menjadi penonton di daerah sendiri.
Jokowi menuturkan, pengambilalihan aset sektor pertambangan dari perusahaan asing dikarenakan dirinya ingin kekayaan alam Indonesia dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
"Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah SWT untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat," kata dia. (R-03)