PPTK Proyek Rumah Sakit Pratama Rangsang Mundur Usai Progres Pekerjaan Tak Sampai 1 Persen, Kadiskes Meranti Pede Sebut Tak Ada Masalah
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Mundurnya Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek pembangunan infrastruktur Rumah Sakit Pratama di Desa Penyagun, Kecamatan Rangsang disikapi anteng oleh Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri. Ia mengklaim pembangunan rumah sakit berjalan tanpa kendala meskipun sempat terjadi keterlambatan pembayaran uang muka kepada kontraktor.
"Kita sudah menunjukkan PPTK yang baru. Kalau PPTK yang lama mengundurkan diri, kita tak perlu cari tahulah apa alasannya. Yang jelas dia mengajukan surat pengunduran diri," kata Fahri Kamis (15/8/2024).
Fahri menyebut saat ini progres pembangunan masih terus berjalan dan tidak ada kendala. Bahkan pihak rekanan kontraktor terus bekerja meski ada keterlambatan pembayaran dan pencairan uang muka muka 25 persen yakni sebesar Rp 8 miliar gara-gara mundurnya PPTK," kata Fahri lagi.
Dijelaskan Fahri saat ini progres di lapangan sudah menunjukkan persentase sebanyak 20 persen pada tahap pekerjaan pemancangan tiang pondasi.
Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan proyek tahun ini untuk menghindari beban tambahan bagi pemerintah daerah.
"Harus tahun ini selesai semuanya, tak ada kendala lain hanya waktu itu saja karena PPTK yang mundur. Karena kalau tak siap akan jadi beban pemda, hingga saat ini pihak kontraktor tetap komit. Artinya tidak kendala, sementara seperti itu," ujarnya.
Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Fahri tersebut agak berbeda dengan fakta di lapangan. Dimana masih banyak tiang yang dilansir dari pelabuhan dan sebagian lagi tiang masih dalam proses pemancangan.
Pembangunan Rumah Sakit Pratama Penyagun sendiri menyedot anggaran sebesar Rp 42,57 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor asal Bali, PT. Sanur Jaya Utama. Perusahaan tersebut bertanggung jawab atas pengerjaan berbagai unit gedung dan persiapan kawasan. Kontrak kerja ditandatangani sejak 3 Juni 2024 lalu.
Proyek ini meliputi Unit Gedung Poliklinik, Unit Gedung IGD, Unit Gedung Irna, dan Unit Gedung Penunjang, serta pekerjaan persiapan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3).
Dengan total biaya konstruksi fisik sebesar Rp 42,57 miliar, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Rangsang dan sekitarnya yang selama ini harus menempuh perjalanan hingga dua jam untuk mencapai RSUD Kepulauan Meranti di Selatpanjang.
Tak jarang jika masyarakat Rangsang dan sekitarnya lebih memilih berobat keluar daerah tepatnya ke kabupaten tetangga, Tanjung Balai Karimun.
Berdasarkan Rincian Anggaran Belanja (RAB), pekerjaan persiapan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan (SMK3) dengan anggaran Rp 836.581.770,95 atau 2,181 persen.
Selanjutnya pekerjaan Unit Gedung Poliklinik meliputi pekerjaan Sipil sebesar Rp 4.983.276.709,23 atau 12,991 persen
Pekerjaan Arsitek Rp 3.998.974.113,78 atau 10,425 persen, pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing Rp 2.762.942.932,04 atau 7,203 persen
dengan total Rp 11.745.193.755,05 atau
30,619 persen.
Kemudian pekerjaan unit gedung IGD meliputi pekerjaan sipil Rp 3.549.247.763,72 atau 9,253 persen, pekerjaan arsitek Rp 2.585.904.146,20 atau 6,741 persen dan pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing Rp 2.151.267.824,72 atau 5,608 dengan total Rp 8.286.419.734,65 atau 21,602.persen, terakhir pekerjaan Unit Gedung Penunjang dan Perkerasan Kawasan meliputi Pekerjaan Kawasan dam Bangunan Penunjang sebesar Rp 6.864.591.233,95 atau sebesar 17,896 persen.
Adapun jumlah total pekerjaan senilai Rp 38.358.358.357,66 dipotong PPN 11 persen 4.219.419.419,34 sehingga total keseluruhan biaya konstruksi fisik Rp 42.577.777.777,-.
Hingga saat ini, pekerjaan yang sedang berlangsung meliputi mobilisasi dan demobilisasi alat berat, serta persiapan alat pancang seperti Jack Hammer dan Excavator. Nilai dari pekerjaan ini tercatat sebesar Rp 207.024.750,66, yang merepresentasikan bobot pekerjaan baru mencapai 0,540 persen dari total proyek.
Meskipun persentase ini masih relatif kecil, Fahri memastikan komitmen pihaknya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu, meskipun adanya tantangan awal terkait penggantian PPTK.
Dengan selesainya Rumah Sakit Pratama ini, diharapkan masyarakat tidak lagi harus berobat ke luar daerah atau menempuh perjalanan jauh ke RSUD Selatpanjang. (R-01)