Bappedalitbang Kepulauan Meranti Luncurkan Inovasi Stop Stunting
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Kepulauan Meranti menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Strategi Optimalisasi Penurunan Stunting" (Stop Stunting).
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Bappedalitbang Rabu (14/8/2024) itu dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rokhaizal.
Dalam sambutannya, Rokhaizal menekankan pentingnya peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dalam mengoordinasikan dan mengevaluasi upaya penurunan stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti. Ia menggarisbawahi bahwa sinergi lintas sektor di lingkungan pemerintahan serta kerjasama dengan pelaku usaha, perguruan tinggi, media, masyarakat, dan stakeholder lainnya sangat diperlukan untuk mencapai target nasional penurunan prevalensi stunting pada 2024.
"Kita harus berkolaborasi dan berkomitmen bersama dalam mengatasi masalah stunting agar target nasional dapat tercapai," ujar Rokhaizal, seraya menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak seperti perbankan, perhotelan, organisasi masyarakat, LSM, dan lainnya atas dukungan mereka dalam menuntaskan permasalahan stunting di Kepulauan Meranti.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Kepulauan Meranti, Dr. Abu Hanifah, menjelaskan bahwa Stop Stunting adalah inovasi yang digagas oleh Bappedalitbang untuk menggalang kolaborasi Pentahelix, yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, pelaku usaha, dan media, dalam upaya optimalisasi penurunan stunting. Ia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak untuk menangani aspek sosial dan lingkungan yang mempengaruhi stunting.
"Saat ini, Desa Banglas ditetapkan sebagai lokasi fokus percontohan kolaborasi Pentahelix Stop Stunting karena desa ini memiliki angka stunting tertinggi di Kecamatan Tebing Tinggi, dengan 38 kasus pada tahun 2023,” ungkap Abu Hanifah.
Program Stop Stunting akan menargetkan penanganan masalah lingkungan melalui pembangunan dan rehabilitasi rumah layak huni, penyediaan WC, dan tempat penampungan air bersih. Di sisi sosial, program ini akan mempromosikan inisiatif Bapak Angkat Anak Stunting (BASS) dan Orang Tua Asuh (OTA) untuk membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun.
Abu Hanifah juga mengajak semua pihak yang ingin berpartisipasi untuk terlibat langsung atau melalui kerjasama dengan desa atau kelompok masyarakat. Stop Stunting berencana memperluas kolaborasi Pentahelix ke seluruh desa dan kelurahan di Kepulauan Meranti untuk mengatasi masalah stunting secara berkelanjutan.
Acara ini dihadiri oleh seluruh Kepala OPD, organisasi keagamaan, Kepala Desa Banglas, pengampu stunting, perbankan, koperasi, serta beberapa perusahaan yang beroperasi di Selatpanjang. (R-01)