Memprihatinkan! Begini Kondisi Miris Bumi Perkemahan Pramuka Rumbia Berduri Selatpanjang Saat Peringatan Hari Pramuka
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Di tengah semarak perayaan Hari Pramuka ke-63 tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti yang berlangsung di Bumi Perkemahan (buper) Rumbia Berduri, Jalan Pramuka, Kelurahan Selatpanjang Timur, sebuah pemandangan yang kontras menarik perhatian banyak peserta dan pengunjung.
Meskipun acara ini dirayakan dengan penuh semangat oleh para insan Praja Muda Karana dari semua tingkatan mulai dari Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak hingga Pandega, namun sarana dan prasarana di kawasan tersebut menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Buper Rumbia Berduri, yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan layak bagi para pramuka untuk berkemah dan mengadakan berbagai kegiatan kepramukaan, kini tampak jauh dari harapan. Beberapa bangunan dan fasilitas tampak usang dan kurang terawat, dengan banyak bagian yang mengalami kerusakan.
Fasilitas seperti toilet umum, yang sangat penting bagi kenyamanan para peserta kemah, terlihat dalam kondisi yang buruk. Banyak dari toilet ini tidak berfungsi dengan baik, beberapa bahkan tidak memiliki air yang mengalir. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan, terutama bagi peserta yang harus tinggal di perkemahan selama beberapa hari yakni dari 11-14 Agustus 2024.
Pramuka selama ini dianggap sebagai wadah pembentukan karakter dan sarana pengembangan diri siswa. Alih-alih untuk membentuk karakter, malah ada sarana yang dimiliki terlihat sangat tidak mendukung. Pada perayaan hari jadi pramuka, setiap tahunnya pandangan ini tidak pernah luput dari pandangan tamu yang hadir.
Para peserta pramuka dan pembina berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil tindakan untuk memperbaiki dan merawat fasilitas di Buper Rumbia Berduri. Mereka menilai bahwa tempat ini memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi perkemahan yang ideal jika diberikan perhatian yang memadai.
"Ini sangat disayangkan, karena Bumi Perkemahan Rumbia Berduri adalah salah satu aset penting bagi kegiatan pramuka di Kepulauan Meranti. Kami berharap agar kondisi sarana dan prasarana ini segera diperbaiki agar dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi semua peserta pramuka," ujar salah satu pembina pramuka yang turut hadir dalam perayaan Hari Pramuka tersebut.
Sekretaris Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) XII Kabupaten Kepulauan Meranti, H. Efendi, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur di Buper Rumbia Berduri, yang sudah lebih dari 30 tahun tidak pernah mendapatkan rehabilitasi. Menurut Efendi, fasilitas tersebut sudah sejak zaman Kabupaten Bengkalis belum pernah diperbaiki, bahkan setelah terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Sudah lebih 30 tahun sejak zaman Kabupaten Bengkalis infrastruktur di sini belum pernah direhabilitasi sama sekali. Padahal di tempat ini selain sebagai tempat kegiatan kepramukaan juga sebagai tempat bermain dan berkreasi bagi anak-anak sekolah," ungkap Efendi.
Namun, ada harapan bahwa penantian panjang selama puluhan tahun ini akan segera terjawab. Rehabilitasi fasilitas di Buper Rumbia Berduri, serta gedung kantor Kwarcab, akan segera dituntaskan pada tahun ini oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Alhamdulillah, tahun 2024 ini Pemkab Kepulauan Meranti melalui Dinas PUPR sudah berjanji akan menyelesaikan fasilitas di Bumi Perkemahan Rumbia Berduri ini, di antaranya rehabilitasi Pendopo Mainda Bestari, Bigempa, dan Bigempi, serta kami juga berharap adanya pembangunan MCK. Kami juga mohon kepada anggota DPRD nantinya, dimana kita lihat semangat anak-anak yang luar biasa ini, mudah-mudahan pada tahun 2025 bumi perkemahan ini sudah indah," ujar Efendi dengan penuh harapan.
Dengan komitmen dari pemerintah daerah untuk memperbaiki fasilitas ini, diharapkan Buper Rumbia Berduri dapat menjadi tempat yang layak dan mendukung berbagai kegiatan pramuka serta aktivitas lainnya bagi anak-anak sekolah di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Sebelumnya Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Kepulauan Meranti, Ismiatun, yang juga istri Plt. Bupati Kepulauan Meranti, H. Asmar, menyampaikan pidato yang memuat beberapa hal penting terkait gerakan Pramuka dan hubungannya dengan Pemerintah Daerah.
Dalam pidatonya, Ismiatun menyampaikan amanat dari Ketua Kwarnas, Budi Waseso, serta memberikan pandangannya sendiri mengenai pentingnya kerja sama antara gerakan Pramuka dan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Kepulauan Meranti.
Ismiatun menekankan, bahwa seluruh kepala OPD telah masuk dalam SK andalan cabang dari Kwarcab XII. Oleh karena itu, ia berharap agar OPD dapat aktif melibatkan Pramuka dalam berbagai program mereka. Sebagai contoh, Dinas Pendidikan dapat memasukkan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib, Dinas Kesehatan bisa memberikan penyuluhan kesehatan melalui gerakan Pramuka, dan Dinas Pariwisata bisa bekerja sama dengan Pramuka dalam kegiatan promosi pariwisata.
Dalam upayanya untuk memperkuat gerakan Pramuka, Ismiatun juga berharap agar pemerintah daerah memberikan dukungan yang lebih besar, khususnya dalam hal fasilitas dan anggaran. Ia meminta adanya lahan perkemahan yang layak, serta kelanjutan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai. Ismiatun juga menekankan pentingnya dukungan anggaran yang memadai untuk mendukung berbagai kegiatan kepramukaan.
"Saat ini kondisi pendopo kita membutuhkan perbaikan. Untuk itu kami mengajak OPD terkait untuk bersama terlibat dalam pembangunan, baik pendopo maupun lapangan perkemahan. Hal ini juga akan kami laporkan ke Bupati dan diharapkan dukungan anggota DPRD, semoga ini bisa membangkitkan semangat adik-adik Pramuka dalam berkegiatan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ismiatun menyoroti keterbatasan anggaran yang diterima Kwarcab Pramuka Kepulauan Meranti. Saat ini, anggaran hibah yang diterima hanya sebesar Rp200 juta per tahun, yang sangat minim, terutama jika digunakan untuk kegiatan di luar daerah.
Ia mengungkapkan bahwa untuk mengirim kontingen Pramuka dari sembilan kwartir ranting di Kepulauan Meranti ke Raimuna Daerah Riau 2024 di Bumi Perkemahan Tengku Buwang Asmara Kabupaten Siak, mereka harus menggunakan pompong dengan perjalanan yang memakan waktu tiga jam guna menghemat biaya.
"Saat ini kita memberangkatkan adik-adik keluar daerah berjumlah 80 orang. Jadi harus ekstra hemat, karena anggaran yang tersedia saat ini tidak mencukupi, makanya kuta menggunakan transportasi kempang untuk pengiritan. Kalau untuk kegiatan di dalam daerah, kita cukup-cukupkan saja. Tapi kalau kegiatan di luar daerah, sudah pasti tidak cukup," ujarnya.
Ismiatun mengharapkan agar di tahun mendatang, porsi anggaran hibah kwartir dapat ditingkatkan menjadi Rp500 juta per tahun, sehingga dapat mencakup semua kegiatan yang direncanakan.
"Kalau hitungan kita, anggaran hibah ditingkatkan menjadi Rp500 juta pertahun, disana sudah mencakup semua kegiatan," ujarnya.
Dengan peningkatan anggaran dan dukungan dari pemerintah daerah, Ismiatun optimis bahwa gerakan Pramuka di Kabupaten Kepulauan Meranti akan semakin berkembang dan mampu melaksanakan berbagai program yang bermanfaat bagi generasi muda.
Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Fauzi Hasan, mengusulkan solusi terkait dengan pembangunan fasilitas di Bumi Perkemahan Rumbia Berduri yang kondisinya sangat memprihatinkan. Menyadari keterbatasan anggaran daerah, ia menyarankan agar dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan maupun perbankan digunakan untuk membiayai rehabilitasi fasilitas tersebut.
Dengan dukungan dari dana CSR dan perhatian lebih dari pemerintah daerah, Fauzi berharap bahwa fasilitas di Bumi Perkemahan Rumbia Berduri dapat segera diperbaiki demi keselamatan dan kenyamanan semua pihak yang menggunakan tempat tersebut, terutama para anggota Pramuka yang sering melakukan kegiatan di sana.
"Dengan keuangan kita yang minim saat ini, bisa kita gunakan anggaran CSR dan tinggal kebijakannya bupati, apalagi anggaran yang dibutuhkan juga tidak banyak," ujarnya.
Fauzi Hasan juga mengungkapkan rasa sedihnya saat menyaksikan kondisi infrastruktur di Bumi Perkemahan Rumbia Berduri saat perayaan HUT Pramuka. Ia menilai bahwa kerusakan yang ada bisa membahayakan para tamu yang hadir.
"Jujur saja saya sedih melihat infrastruktur di bumi perkemahan tadi, hancur sekali. Yang saya takutkan, materialnya bisa membahayakan tamu di bawah," ujarnya.
Mengenai minimnya anggaran hibah untuk Pramuka setiap tahunnya, Fauzi Hasan menjelaskan bahwa pihak DPRD tidak pernah menerima laporan terkait penggunaan hibah tersebut. Hal ini menyebabkan ketidakpastian apakah anggaran yang dialokasikan sudah mencukupi atau tidak.
"Tentunya dilakukan evaluasi terlebih dahulu, karena tidak pernah ada laporannya dan tidak ada dilakukan pembahasan serta tidak ada yang menyodorkan. 15 tahun saya di Banggar tak pernah ada laporan itu, untuk itu cepat diajukan jangan tunda lagi, nanti kita kawal," tegasnya.
Kepala Dinas PUPR Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko MT, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapatkan arahan langsung dari Bupati Kepulauan Meranti, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab), untuk mendukung penuh upaya rehabilitasi fasilitas di Bumi Perkemahan Rumbia Berduri. Fajar menegaskan bahwa generasi Pramuka merupakan calon pemimpin masa depan yang perlu mendapatkan dukungan maksimal.
"Generasi Pramuka adalah generasi penerus yang akan tumbuh menjadi pemimpin-pemimpin daerah di masa mendatang. Oleh karena itu, kita harus mendukung mereka secara maksimal, khususnya dalam hal pendidikan dan pengembangan," ujar Fajar.
Ia menjelaskan bahwa rehabilitasi fasilitas pendukung di perkemahan akan segera dilaksanakan, termasuk penataan beberapa titik lokasi perkemahan. Fokus utama akan diberikan pada pembenahan pendopo dan kantor Kwartir Cabang (Kwarcab), serta upaya untuk menjadikan lokasi perkemahan sebagai ruang terbuka yang lebih baik.
"Dengan petunjuk dari Pak Bupati, kami akan segera membenahi fasilitas pendukung, terutama pendopo dan kantor Kwarcab. Penataan perkemahan juga akan dilakukan agar menjadi ruang terbuka yang mendukung kegiatan Pramuka," tambahnya.
Meskipun anggaran yang tersedia minim, Fajar optimis bahwa rehabilitasi dapat dilakukan secara optimal dengan anggaran sekitar Rp500 juta. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), dan DPRD untuk mendukung proyek ini.
"Kami berharap dengan anggaran yang seminim mungkin, hasilnya bisa semaksimal mungkin. Untuk itu, kerjasama antara Bappeda, TAPD, dan DPRD sangat diperlukan, mengingat keterbatasan anggaran saat ini," pungkas Fajar.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa rehabilitasi Bumi Perkemahan Rumbia Berduri berjalan lancar dan dapat memberikan manfaat optimal bagi kegiatan Pramuka di Kabupaten Kepulauan Meranti. (R-01)