PDI Perjuangan Usung Ida Yulita Susanti Jadi Calon Wali Kota Pekanbaru, Wahyu Adi Calon Bupati Inhu
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - DPP PDI Perjuangan resmi mengumumkan pasangan calon kepala daerah yang akan berlaga di Pilkada serentak 2024. Sejumlah kandidat yang bertarung di Pilkada Riau, yakni Pilgub, Pilbup dan Pilwako sudah diumumkan, Rabu (14/8/2024) pagi ini.
Pengumuman disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dalam acara yang dihadiri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Salah satu yang diumumkan yakni jagoan PDI Perjuangan yang akan berlaga di Pilwako Pekanbaru. Untuk daerah ini, Banteng Moncong Putih menjagokan Ida Yulita Susanti dan Kharisman Risanda sebagai Calon Wali Kota Pekanbaru. Dengan demikian, masih ada dua figur yang dijagokan PDI Perjuangan di Pilwako Pekanbaru.
Selain itu, PDI Perjuangan juga mengumumkan sejumlah kandidat lainnya yang akan berlaga di Pilkada Kampar, Kepulauan Meranti, Kota Dumai dan Indragiri Hulu.
Untuk Pilkada Provinsi Riau, PDI Perjuangan mengusung pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024.
Berikut daftarnya:
Kampar: Misharti dan Mimi Lutmila (Calon Wakil Bupati Kampar)
Kepulauan Meranti: Asmar dan Mahmuzin (Calon Bupati)
Kota Pekanbaru: Ida Yulita Susanti dan Kharisman Risanda (Calon Wali Kota)
Kota Dumai: Reza Fahlepi (Calon Wali Kota) Almainis dan Fuad Santoso (Calon Wakil Wali Kota)
Indragiri Hulu: Wahyu Adi (Calon Bupati) Suhardi (Calon Wakil Bupati)
Rokan Hilir: Afrizal Sintong (Calon Bupati)
Diwartakan sebelumnya, DPP PDI Perjuangan resmi mengusung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024 Abdul Wahid-SF Hariyanto untuk maju di Pilkada Riau 2024.
Pengumuman pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, Rabu (14/8/2024). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Untuk Provinsi Riau, yakni Abdul Wahid-SF Hariyanto," kata Hasto Kristiyanto.
Dalam acara ini, SF Hariyanto hadir secara langsung. Saat namanya disebut, mantan pejabat Kementerian PUPR ini langsung berdiri dan mengepalkan tangan kanannya. Sementara Abdul Wahid tidak hadir secara langsung.
"Diwakili oleh Pak SF Hariyanto," kata Abdul Wahid saat dihubungi pagi tadi.
Pengumuman paslon kepala daerah berlangsung di Kantor DPP PDI Perjuangan pada pukul 10 pagi ini. Pantauan SabangMerauke News, saat ini acara masih sedang berlangsung. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sedang menyampaikan pidato arahannya.
SF Hariyanto pun tampak berada di dalam ruangan mengenakan pakaian batik. Ia duduk persis di belakang pentolan PDI Perjuangan, Adian Napitupulu. Di samping kirinya duduk calon Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Pengumuman paslon Abdul Wahid-SF Hariyanto hari ini menyusul telah diterimanya surat tugas dari DPP PDI Perjuangan pada Kamis (8/8/2024) lalu.
Dengan akan diserahkannya surat dukungan oleh DPP PDI Perjuangan, maka dipastikan duet Abdul Wahid-SF Hariyanto akan berlayar di Pilkada Riau 2024. Pasangan ini, telah mendapat dukungan dari dua partai yakni PDI Perjuangan dan PKB.
Kekuatan dua partai ini memiliki sebanyak 17 kursi di DPRD Provinsi Riau. PDI Perjuangan sebagai pemenang Pileg di Riau punya 11 kursi, sementara PKB memiliki 6 kursi.
Satu partai lain yang berkemungkinan memberikan dukungan untuk Abdul Wahid-SF Hariyanto yakni Partai NasDem. Meski tanpa dukungan NasDem, Abdul Wahid-SF Hariyanto sudah bisa memenuhi syarat pendaftaran diri ke KPU, namun peran NasDem yang juga memiliki 6 kursi di DPRD Riau tetap dibutuhkan.
Hasto bahkan menyebut bukan tak mungkin SF Hariyanto akan menjadi kader PDI Perjuangan. Sepanjang yang bersangkutan menerima dan bersedia melakukan prinsip-prinsip dan idelogi partai.
"Bagaimana yang bersangkutan mau menghutankan kembali Riau. Jangan monokultur seperti saat ini," tegas Hasto.
Tiga Paslon Bertarung
Skenario tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada Riau 2024 makin mengkristal. Poros politik telah mengarah pada pembentukan tiga koalisi partai politik (parpol) pengusung yang akan bertarung pada Pilkada 7 November 2024 mendatang.
Pendaftaran paslon kepala daerah daerah dan wakil kepala daerah baru akan dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 hingga 29 Agustus.
Paslon yang pertama yakni Abdul Wahid- SF Hariyanto yang sementara ini diusung oleh PDI Perjuangan dan PKB.
SF Hariyanto merupakan Penjabat (Pj) Gubernur Riau sejak 29 Februari 2024 lalu. Jabatan defenitifnya yakni Sekretaris Daerah (Sekdaprov) Riau.
Di tangannya, banyak fasilitas infrastruktur yang sudah dibangun, di kala menjabat sebagai Kadis Pekerjaan Umum Pemprov Riau. Ia juga aktif dalam menyelesaikan perbaikan kerusakan jalan yang terjadi di sejumlah kabupaten/ kota di Indonesia. SF Hariyanto sempat bertugas menjadi salah satu pejabat di Kementerian PUPR.
Sementara, Abdul Wahid saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dapil Riau 2. Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Riau ini kembali terpilih menjadi anggota DPR di Pileg 2024 lalu.
Ia cukup populer dan memiliki modal sosial yang efektif untuk bertarung di Pilkada Riau 2024. Sebagai politisi muda, karir politiknya cukup bersinar terang.
Pasangan calon kedua yakni Nasir-Wardan. Duet ini yang pertama kali menunjukkan tanda-tanda memperoleh tiket berlayar dalam Pilgub Riau 2024. Empat partai politik sudah sepakat mengusung duet dengan singkatan 'Nawaitu' ini.
Keempat parpol pengusung Nasir-Wardan tersebut yakni Partai Demokrat yang memiliki 8 kursi DPRD Provinsi Riau. Kemudian disusul oleh Partai Gerindra yang juga punya 8 kursi di DPRD Riau. PAN yang memiliki 5 kursi telah menerbitkan surat dukungan untuk Nasir-Wardan. Sebelumnya, PPP yang punya 1 kursi di DPRD Riau juga telah menerbitkan rekomendasi dukungan bagi Nasir-Wardan.
Jika tidak ada perubahan, kandidat paslon Nasir-Wardan dengan bekal 22 kursi DPRD Riau dipastikan sudah bisa berlayar di Pilkada Riau 2024. Peluang untuk menambah mitra koalisi sudah mulai terkunci.
Duet Nasir-Wardan ini merupakan perpaduan dua warna politik yang berbeda. Nasir yang masih berstatus anggota DPR RI merupakan kader Partai Demokrat. Sementara, pasangannya Wardan adalah kader Partai Golkar, mantan Bupati Indragiri Hilir (Inhil) dua periode. Wardan karena pilihan politiknya telah dipecat dari jabatan Ketua DPD II Partai Golkar Inhil.
Keduanya punya jalan politik yang nyaris hampir sama. Nasir gagal mempertahankan kursinya di DPR RI dapil Riau 2 dalam Pileg 2024 lalu. Sementara, nama Wardan tercoret lebih awal dalam proses seleksi caleg tetap Partai Golkar. Ia gagal menjadi caleg DPR RI dapil Riau 2 lewat Partai Golkar.
Warna politik Nasir juga punya corak. Dua putranya berhasil duduk sebagai caleg DPR RI terpilih dari Partai Gerindra. Satu bernama Muhammad Rahul yang merupakan anggota DPR RI petahana dapil Riau I. Rahul juga merupakan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Riau. Ia berhasil mempertahankan kursinya dalam Pileg 2024 lalu.
Sementara, sang adik Muhammad Rohid dipastikan sukses melenggang menjadi anggota DPR RI dapil Riau 2 di Pileg 2024. Ia mengikuti jejak sang kakak menggunakan perahu Partai Gerindra.
Satu paslon lain yang akan berlayar yakni Syamsuar-Mawardi Saleh. Duet ini diusung oleh koalisi Golkar-PKS.
Syamsuar merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Riau. Ia dua periode menjabat Bupati Siak dan terakhir menjadi Gubernur Riau periode 2018-2023. Syamsuar punya modal 10 kursi DPRD Riau milik Partai Golkar.
Namun, dukungan Partai Golkar kepada Syamsuar-Mawardi berpotensi berubah, usai mundurnya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Sabtu, pekan lalu. Perubahan kepemimpinan Partai Golkar ini berpotensi mengubah arah dukungan Golkar.
Partai Golkar kini dipimpin oleh Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar. Beringin Kuning akan menggelar Munas pada 20 Agustus mendatang di Jakarta dengan agenda pemilihan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
Mawardi Saleh merupakan seorang ustaz kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai dakwah ini juga memiliki 10 kursi di DPRD Riau.
Dengan demikian, koalisi parpol pengusung Syamsuar-Mawardi jika tidak berubah, memiliki kekuatan total 20 kursi di DPRD Riau, melebihi batas minimal 13 kursi sebagai syarat mendaftarkan diri ke KPU. Koalisi Golkar-PKS ini pun tampaknya tidak akan bertambah lagi. (R-03)