Solar Langka Berkepanjangan, Pendapatan Usaha Angkutan Melorot 30 Persen
SabangMerauke News, Pekanbaru - Kian sulitnya mendapatkan bahan bakar biosolar akibat kelangkaan yang terjadi saat ini, membuat hampir seluruh usaha terganggu. Salah satunya, usaha jasa angkutan ikut mendapat imbas negatifnya.
Misalnya yang dialami Armada, pengelola usaha angkutan kelapa sawit yang mengeluh karena ketersediaan biosolar di SPBU kerap kosong. Usaha yang telah dilakoninya sejak 3 tahun lalu inipun mengalami penurunan pendapatan. Bahkan, anjloknya pendapatan usaha mencapai 30 persen.
"Biosolar merupakan kebutuhan pokok dalam pekerjaan usaja kami. Jika solar tidak ada, maka tidak bisa bekerja," kata Armada kepada SabangMerauke News, Sabtu (20/3/2022) di SPBU Jalan HR Subrantas, Pekanbaru.
Ia menjelaskan, kelangkaan solar menyebabkan ketidakpastian dalam bekerja. Jikapun solar ada di SPBU, maka harus rela menunggu berjam-jam untuk mendapakatkannya.
Menurutnya, pemberlakuan batas pembelian yang hanya sebesar Rp 200 ribu atau sekitar 38 liter juga menyusahkan mereka. Padahal, kebutuhan solar amat penting agar kendaraan bisa berjalan.
"Kalau harus antre terus berjam-jam, kapan bisa kerjanya," kata Armada.
Armada menjelaskan, tak mungkin dirinya beralih menggunakan bahan bakar substitusi yakni Dexlite. Soalnya harga bahan bakar itu sangat mahal, lebih dua kali lipat dari biosolar.
"Kalau kami pakai Dexlite, maka kami akan gulung tikar. Kak mungkinlah kami pakai Dexlite, mahal sekali," tegas Armada. (cr2)