Karhutla di Kepulauan Meranti Dinyatakan Padam, Teratasi Berkat Operasi Modifikasi Cuaca
SABANGMERAUKE NEWS, Riau – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kepulauan Meranti yang terjadi sejak 2 Februari hingga 29 Juli 2024, telah berhasil diatasi. Luas lahan yang terbakar mencapai 165,64 hektare, dengan kebakaran terakhir terjadi di Desa Gemala Sari, Kecamatan Rangsang.
Saat ini, tidak ada lagi titik api, dan kebakaran telah dinyatakan padam setelah hujan deras mengguyur selama hari di kabupaten termuda di Provinsi Riau itu.
Selain berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, hujan yang turun juga merupakan hasil dari Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan oleh pihak terkait untuk mengatasi karhutla di Provinsi Riau. Dalam operasi ini, bahan higroskopis seperti garam digunakan sebagai inti kondensasi untuk mempercepat proses pembentukan tetesan air di dalam awan.
Untuk Kabupaten Kepulauan Meranti, yang meliputi Pulau Padang dan Tebingtinggi, sebanyak 2.400 kilogram garam ditabur bersama dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis. Kegiatan ini melibatkan berbagai stakeholder terkait karhutla, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI AU, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, BMKG, dan BRGM.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Riau, M Edy Afrizal, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa melalui modifikasi cuaca yang dilakukan, pembasahan lahan gambut dari air hujan diharapkan mampu menjaga kebasahan lahan gambut sehingga mengurangi tingkat kemudahan terjadinya karhutla.
"Modifikasi cuaca yang kita lakukan agar hujan turun adalah yang pertama untuk pembasahan gambut yang kering, mengisi air embung dan kanal agar tidak terjadi kekeringan dan menjaga kelembaban saat hari panas serta saat memadamkan api," ujarnya.
Disebutkan OMC periode 20-29 Juli 2024 diperpanjang selama tiga hari hingga 1 Agustus 2024.
"Hari ini terakhir dengan sebanyak 2 sortie karena stok garam juga sudah habis dan kita akan mengusulkan kembali ke MenLHK, BMKG, dan BNPB," tuturnya, Kamis (1/8/2024).
OMC yang dilakukan telah berhasil menurunkan hujan di sejumlah wilayah di Riau.
"Hingga saat ini sebagian wilayah Riau sudah diguyur hujan dan Alhamdulillah karhutla sudah banyak yang dinyatakan padam," ujarnya.
Dirincikan, periode I 1-5 Juni dengan 10 sortie disemai 10.000 kilogram garam, periode II yakni 14-24 Juni dengan 13 sortie disemai 10.400 kilogram garam, periode III yakni 26 Juni-3 Juli dengan 10 sortie disemai 8.400 kilogram garam dan periode IV 19-30 Juli dengan 12 sortie disemai 9.600 kilogram garam.
Total ada 45 sortie dengan 38.400 kilogram garam sudah disemai atas awan Riau.
Edy menambahkan, apabila eskalasi hotspot atau titik panas karhutla kembali meningkat, maka kemungkinan OMC berikutnya bakal dilakukan pada pertengahan atau akhir Agustus ini. (R-01)