Info A1: PDI Perjuangan Berhasil Bentuk Poros Koalisi Baru, Dipastikan Tiga Paslon Bertarung di Pilgub Riau 2024
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - PDI Perjuangan dikabarkan telah berhasil membentuk poros koalisi baru mengusung satu pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur di Pilkada Riau 2024. Poros koalisi ini dipastikan akan membuat pertarungan Pilkada Riau 2024 diikuti oleh 3 pasangan calon (Paslon).
Informasi yang dihimpun SabangMerauke News, PDI Perjuangan tidak akan bergabung ke dalam salah satu dari dua koalisi yang sudah terbangun lebih dulu. Yakni koalisi parpol pengusung duet Nasir-Wardan dan Syamsuar-Mawardi.
"PDI Perjuangan bersama parpol lain mengusung paslon sendiri. Hal ini menyangkut marwah PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pileg di Provinsi Riau," kata sumber SabangMerauke News yang dekat dengan lingkaran DPP PDI Perjuangan, Rabu (31/7/2024).
Sumber tersebut enggan membeberkan pasangan calon yang akan diusung PDI Perjuangan. Namun ia menyebut, duet yang akan diusung sudah tersiar di pemberitaan media massa.
"Nanti, tunggu saja kejutannya. Pada saatnya nanti PDI Perjuangan bersama partai yang diajak bekerja sama akan segera mengumumkan pada momentum yang tepat," kata sumber tersebut.
PDI Perjuangan meraih kemenangan besar dalam Pileg DPRD Provinsi Riau 2024. Partai berlogo Banteng Moncong Putih ini berhasil merebut 11 kursi di DPRD Provinsi periode 2024-2029, menumbangkan kedigdayaan Partai Golkar yang kini harus puas berada di rangking kedua dengan perolehan 10 kursi di DPRD Riau. Jatah Ketua DPRD Provinsi Riau periode 2024-2024 menjadi milik PDI Perjuangan.
Sejauh ini, ada tiga partai politik di Riau yang belum mengumumkan dukungannya terhadap pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024. Selain PDI Perjuangan, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem yang masing-masing memiliki 6 kursi di DPRD Provinsi Riau. Total kekuatan tiga parpol ini memiliki 23 kursi di DPRD Provinsi Riau.
Dikabarkan, pengurus teras DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau telah dipanggil menghadap DPP PDI Perjuangan di Jakarta. Pemanggilan ini diduga kuat berkaitan dengan pencalonan paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024.
Sekretaris Tim Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau, Suyatno tidak bisa berkomentar banyak soal kabar koalisi yang sudah dibangun partainya untuk tarung di Pilgub Riau 2024.
"Mohon maaf, bukan ranah saya," kata Suyatno dihubungi, Rabu sore ini.
Namun, Suyatno membenarkan adanya pemanggilan terhadap pimpinan DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau oleh "Jakarta". Menurutnya, DPP PDI Perjuangan memanggil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau Zukri, Sekretaris Kaderismanto dan Bendahara Solihin.
"Saya gak tahu apa isi pembicaraan di Jakarta. Mungkin yang tahu Ketua Zukri, karena KSB (Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPD) yang dipanggil" kata Suyatno.
Zukri belum menjawab pesan konfirmasi yang dikirimkan via WhatsApp sore ini. Diketahui, Zukri kembali running di Pilkada Kabupaten Pelalawan, berduet dengan Husni Tamrin. Dengan demikian, agak rumit untuk menarik kembali Zukri agar tarung di Pilgub Riau 2024.
Media ini masih berupaya mengonfirmasi pengurus DPP PDI Perjuangan atas keputusan politik mengusung paslon di Pilkada Riau 2024.
Tiga Paslon Bertarung
Skenario tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur dalam Pilkada Riau 2024 makin mengkristal. Poros politik telah mengarah pada pembentukan tiga koalisi partai politik (parpol) pengusung yang akan bertarung pada Pilkada 7 November 2024 mendatang.
Pendaftaran paslon kepala daerah daerah dan wakil kepala daerah baru akan dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 hingga 29 Agustus.
Adalah pasangan Nasir-Wardan yang pertama kali menunjukkan tanda-tanda memperoleh tiket berlayar dalam Pilgub Riau 2024. Empat partai politik sudah sepakat mengusung duet dengan singkatan 'Nawaitu' ini.
Keempat parpol pengusung Nasir-Wardan tersebut yakni Partai Demokrat yang memiliki 8 kursi DPRD Provinsi Riau. Kemudian disusul oleh Partai Gerindra yang juga punya 8 kursi di DPRD Riau. PAN yang memiliki 5 kursi telah menerbitkan surat dukungan untuk Nasir-Wardan. Sebelumnya, PPP yang punya 1 kursi di DPRD Riau juga telah menerbitkan rekomendasi dukungan bagi Nasir-Wardan.
Jika tidak ada perubahan, kandidat paslon Nasir-Wardan dengan bekal 22 kursi DPRD Riau dipastikan sudah bisa berlayar di Pilkada Riau 2024. Peluang untuk menambah mitra koalisi sudah mulai terkunci.
Duet Nasir-Wardan ini merupakan perpaduan dua warna politik yang berbeda. Nasir yang masih berstatus anggota DPR RI merupakan kader Partai Demokrat. Sementara, pasangannya Wardan adalah kader Partai Golkar, mantan Bupati Indragiri Hilir (Inhil) dua periode. Wardan karena pilihan politiknya telah dipecat dari jabatan Ketua DPD II Partai Golkar Inhil.
Keduanya punya jalan politik yang nyaris hampir sama. Nasir gagal mempertahankan kursinya di DPR RI dapil Riau 2 dalam Pileg 2024 lalu. Sementara, nama Wardan tercoret lebih awal dalam proses seleksi caleg tetap Partai Golkar. Ia gagal menjadi caleg DPR RI dapil Riau 2 lewat Partai Golkar.
Warna politik Nasir juga punya corak. Dua putranya berhasil duduk sebagai caleg DPR RI terpilih dari Partai Gerindra. Satu bernama Muhammad Rahul yang merupakan anggota DPR RI petahana dapil Riau I. Rahul juga merupakan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Riau. Ia berhasil mempertahankan kursinya dalam Pileg 2024 lalu.
Sementara, sang adik Muhammad Rohid dipastikan sukses melenggang menjadi anggota DPR RI dapil Riau 2 di Pileg 2024. Ia mengikuti jejak sang kakak menggunakan perahu Partai Gerindra.
Satu paslon lain yang dipastikan berlayar yakni Syamsuar-Mawardi Saleh. Duet ini diusung oleh koalisi Golkar-PKS.
Syamsuar merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Riau. Ia dua periode menjabat Bupati Siak dan terakhir menjadi Gubernur Riau periode 2018-2023. Syamsuar punya modal 10 kursi DPRD Riau milik Partai Golkar.
Mawardi Saleh merupakan seorang ustaz kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai dakwah ini juga memiliki 10 kursi di DPRD Riau.
Dengan demikian, koalisi parpol pengusung Syamsuar-Mawardi memiliki kekuatan total 20 kursi di DPRD Riau, melebihi batas minimal 13 kursi sebagai syarat mendaftarkan diri ke KPU. Koalisi Golkar-PKS ini pun tampaknya tidak akan bertambah lagi.
Satu paslon yang berpotensi kuat untuk running yakni SF Hariyanto dan Abdul Wahid. Dalam tiga pekan terakhir, tampaknya terjadi perubahan plot posisi keduanya. Duet ini kemungkinan akan berganti posisi, Abdul Wahid sebagai calon gubernur, sementara SF Hariyanto menjadi calon wakil gubernur.
SF Hariyanto masih berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menduduki kursi Penjabat (Pj) Gubernur Riau sejak 29 Februari 2024 lalu.
"Saya masih ASN. Fokus saya untuk menuntaskan banyak pekerjaan di daerah. Terutama menyangkut masalah infrastruktur. Banyak bupati dan wali kota yang meminta dukungan Pemprov Riau dan telah kita penuhi sesuai dengan kemampuan keuangan dan regulasi yang ada," kata SF Hariyanto yang tak mau banyak bicara soal pencalonannya di Pilkada Riau 2024.
Sementara, Abdul Wahid saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dapil Riau 2. Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Riau ini kembali terpilih menjadi anggota DPR di Pileg 2024 lalu.
Ia cukup populer dan memiliki modal sosial yang efektif untuk bertarung di Pilkada Riau 2024. Sebagai politisi muda, karir politiknya cukup bersinar terang. (R-03)