Heboh Tarif Ambulans Rumah Singgah Pemkab Kepulauan Meranti Rp 1,2 Juta, Pengelola Angkat Bicara
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Koordinator rumah singgah mess pemda untuk masyarakat Kepulauan Meranti di Pekanbaru, Aziz Arika, menanggapi postingan di media sosial yang mengkritik penggunaan mobil ambulans milik Pemkab Kepulauan Meranti yang disebut tidak gratis untuk transportasi dari Pekanbaru menuju Tanjung Buton.
Dalam postingan tersebut juga disebutkan bahwa pasien yang dirawat di mess Pemda Meranti menggunakan alat medis seperti tabung oksigen yang harus dibiayai sendiri. Setelah pasien wafat, jenazah yang akan dibawa pulang dengan ambulans diharuskan membayar Rp 1.200.000.
Postingan ini memicu banyak komentar dari warganet yang menuduh Pemkab Kepulauan Meranti, khususnya Plt Bupati Asmar, setengah hati dalam melayani masyarakat.
Aziz Arika tidak membantah adanya peristiwa tersebut, namun ia menegaskan bahwa hal itu sudah dibicarakan sebelumnya dengan pihak keluarga.
Aziz menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi saat rumah singgah yang terletak di Jalan Kurnia No 10, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, baru dioperasikan. Saat itu, seorang berinisial D yang menawarkan diri untuk bekerja di sana meminta biaya sebesar Rp1,2 juta kepada keluarga pasien. Aziz menambahkan bahwa pegawai tersebut sudah diberhentikan karena membawa citra buruk terhadap pelayanan yang diberikan.
"Terkait adanya biaya yang diminta sebesar Rp 1,2 juta kepada keluarga saat akan mengantarkan jenazah ke Buton itu memang benar adanya. Yang meminta itu adalah pegawai kita berinisial D dan saat ini sudah kita berhentikan sejak lama," ungkap Aziz.
Aziz menambahkan, bahwa biaya untuk transportasi pasien maupun jenazah dari Pekanbaru ke Buton atau sebaliknya tidak pernah dipatok, melainkan tergantung negosiasi dan kesanggupan pihak keluarga. Transportasi dalam kota Pekanbaru, seperti dari Pelabuhan Sungai Duku ke rumah sakit dan rumah singgah, digratiskan. Namun, penggratisan ini tidak berlaku untuk luar kota seperti Pekanbaru ke Tanjung Buton.
Terkait hal itu pula kata Aziz, juga sudah dilakukan disosialisasikan kepada masyarakat dan Kepala Desa di Kepulauan Meranti.
"Adapun pelayanan ambulans gratis diberlakukan untuk wilayah kota Pekanbaru dan tidak berlaku di luar kota seperti Pekanbaru menuju Tanjung Buton. Adapun pembiayaannya tidak pernah ada patokan harus membayar berapa tergantung negosiasi saja dan berdasarkan kemampuan," kata Aziz.
"Saya sudah beberapa kali membawa pasien maupun jenazah dari Pekanbaru ke Buton, sebelum menggunakan mobil ini saya jelaskan kepada keluarga jika mobil ini tidak disewa, hanya saja untuk mengganti uang minyak dan sopir karena memang tidak dianggarkan dan jumlahnya itu bervariasi dan tidak pernah ada dipatok artinya kita sangat paham kondisi dan meringankan beban masyarakat," imbuhnya.
Aziz menegaskan bahwa semua biaya terkait transportasi ambulans dalam kota Pekanbaru maupun operasional di rumah singgah tidak dianggarkan menggunakan APBD, melainkan dari uang saku pribadi Plt Bupati Asmar.
"Seluruh pembiayaan transportasi mobil ambulans dalam kota Pekanbaru tidak dianggarkan dalam APBD, melainkan uang pribadi bupati," kata Aziz.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada satu pun OPD yang menganggarkan untuk pembiayaan ini karena tidak sesuai dengan nomenklatur yang ada. Aziz menjelaskan bahwa kebutuhan operasional minyak mobil itu 20 liter per hari dengan gaji sopir Rp3 juta per bulan, serta kebutuhan dapur untuk makan minum di rumah singgah.
"Saya pastikan dan semuanya bisa memastikan sendiri jika terkait operasional dan lainnya terkait rumah singgah di Pekanbaru itu tidak dianggarkan melalui APBD melainkan kebijakan dari saku pribadi bupati dan selama ini tidak pernah terekspos, boleh dicek di masing-masing OPD. Karena nomenklaturnya tidak pas dan jika pun dianggarkan nanti bisa jadi temuan dan harus mengembalikan uang," ujarnya
Aziz berharap masyarakat tidak salah mengartikan informasi yang belum diketahui kebenarannya, terutama di tahun politik ini.
"Sekali lagi, ini semua murni kebijakan bupati yang tidak dianggarkan melalui APBD. Pada tahun politik, jangan salah mengartikan yang belum diketahui kebenarannya," ucapnya.
Aziz juga menegaskan bahwa Asmar adalah satu-satunya bupati di Riau yang menggunakan rumah mewah dan ambulans gratis untuk mengakomodir masyarakat yang akan berobat dan dirujuk di Kota Pekanbaru, meskipun dengan kondisi keuangan yang minim tapi dengan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat.
"Harus saya katakan, Asmar adalah satu-satunya bupati di Riau yang menggunakan rumah mewah dan ambulans gratis untuk mengakomodir masyarakat yang akan berobat dan dirujuk di Kota Pekanbaru," pungkasnya. (R-01)