Edy Rahmayadi Dinilai Bisa Kalahkan Bobby Nasution di Pilgubsu Meski Diusung Koalisi Super Gemuk
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, menilai soal pemilihan gubernur Sumatera Utara atau Pilgub Sumut menjadi salah satu ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang menjadi pusat perhatian.
"Sumatera Utara (Sumut) ini salah satu dari beberapa Pilgub yang menjadi ajang pergulatan politik paling panas," kata Karyono melalui pesan tertulis kepada media pada Ahad, 14 Juli 2024.
Karyono mengatakan hal itu lantaran menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Bobby Nasution telah mendapat dukungan partai koalisi yang mendominasi jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut.
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak mungkin mengusung pasangan calon kepala daerah sendirian karena harus berkoalisi.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang sempat menyinggung turut mendukung Bobby Nasution untuk maju sebagai bacagub Sumut pada Senin, 7 Juli 2024.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu sempat mengatakan partainya mendukung Bobby. Namun, pernyataannya diralat sendiri di hari yang sama, sikap DPP PKS menegaskan belum memastikan apakah partai memberikan dukungan kepada Wali Kota Medan tersebut.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP dan DPW PKS sempat bertemu di kantor PKS Sumut, Kota Medan pada 10 Juli 2024. Mereka membahas peluang koalisi Pilkada 2024. Dalam pertemuan itu, kedua partai politik tersebut belum mengumumkan dan menentukan mendukung siapa.
Karyono menilai jika PDIP dan PKS berkoalisi, maka bisa mengusung pasangan cagub dan cawagub yang potensial berhadapan melawan Bobby. "Tapi yang berpotensi menjadi masalah adalah perebutan posisi cawagub antara PDIP dan PKS jika yang diusung sebagai cagub adalah Edy Rahmayadi," kata dia.
Nama Edy Rahmayadi menjadi salah satu kandidat yang digadang-gadang melawan mantu Jokowi. Edy merupakan mantan Gubernur Sumatra Utara yang mendekati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bobby dan Eddy sama-sama telah menjalani uji kelayakan dan kepatuhan (UKK) oleh DPP PKB. Namun belakangan PKB menyatakan dukungan kepada Bobby.
"Kemungkinan sosok Edy Rahmayadi menjadi pilihan PDIP untuk menandingi Bobby yang didukung oleh koalisi besar KIM," kata Karyono.
Karyono menilai sosok Edy lebih tepat menandingi Bobby di Pilgub Sumut daripada kader PDIP, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. "Meski Ahok populer di masyarakat tapi kurang tepat jika diusung di Pilgub Sumut. Pasalnya karakteristik masyarakat Sumut secara sosiologis belum menerima figur Ahok," ujarnya.
Dia mengatakan Bobby memang didukung banyak partai. Namun dalam kontestasi Pilkada, koalisi gemuk tidak selalu linier dengan kemenangan karena pengaruh figur kandidat lebih menjadi pertimbangan dibandingkan dengan partai.
"Meski demikian probabilitas kemenangan Bobby pebih besar karena selain dukungan mesin partai dan berbagai relawan. Ada kemungkinan penggunaan instrumen kekuasaan bergerak di belakang layar," kata Karyono.
Menurut Karyono, selain Sumut, daerah panas lain dalam Pilkada Serentak 2024 adalah Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Bali. Alasan penilaian itu karena berkorelasi dengan agenda elit politik nasional.
"Hal itu disebabkan tidak hanya sekedar perebutan kekuasaan lokal tapi ada sejumlah faktor yakni adanya kandidat yang memiliki hubungan keluarga dengan orang nomor satu di negeri ini (Presiden Joko Widodo)," kata Karyono.
Menurut Karyono, selain lima provinsi tersebut beririsan dengan persaingan politik nasional, hal lain dilatarbelakangi oleh residu politik Pemilu presiden dan Pileg 2024 serta ada gengsi politik turut mewarnai pemilihan kepala daerah 2024. (R-04)