3 Kekuatan Politik Bakal Bertarung di Pilkada Kuansing 2024, Ini Prediksi Poros Koalisi Parpolnya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Konstelasi politik jelang Pilkada Kabupaten Kuansing 2024 kian seru dan makin memanas. Tiga poros koalisi parpol diprediksi bakal bertarung dengan sengit.
Terbentuknya tiga poros kekuatan politik ini ditandai oleh sikap Ketua DPC PDI Perjuangan Kuansing, H Halim yang memutuskan tidak mau bersanding dengan Bupati Kuansing petahana Suhardiman Amby. Halim bahkan menegaskan siap maju menjadi calon Bupati Kuansing dan memperkuat barisan mitra koalisi parpol yang sudah dibangun selama ini.
Poros PDI Perjuangan kemungkinan akan menggandeng dua parpol lain yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Poros koalisi ini jika mulus berlanjut, maka akan memiliki kekuatan sebanyak 11 kursi DPRD Kuansing. Yakni 5 kursi milik PDI Perjuangan, serta PAN dan PKB masing-masing mengoleksi 3 kursi DPRD Kuansing.
"Komunikasi politik untuk membangun koalisi dengan PKB dan PAN makin kita intensifkan. Tujuan kita membangun Kuansing ke depan lebih baik," kata Halim, Selasa (9/7/2024).
Poros koalisi PDI Perjuangan, PAN dan PKB ini telah dapat memenuhi batas minimal syarat mengusung pasangan calon (paslon) kepala daerah dan wakil kepala daerah Kuansing 2024. Berdasarkan ketentuan, paslon minimal didukung oleh parpol atau gabungan parpol yang memiliki 20 persen dari jumlah kursi DPRD Kuansing.
Adapun jumlah kursi DPRD Kuansin sebanyak 35 kursi. Dengan demikian, syarat minimal 20 persen untuk mengusung paslon hanya sebanyak 7 kursi DPRD.
Halim bahkan menyebut akan menggandeng Ketua DPD II Partai Golkar Kuansing, Adam untuk menjadi calon Wakil Bupati Kuansing mendampingi dirinya. Namun, tawaran Halim itu ditolak oleh Sekretaris DPD Golkar Kuansing, Masdar. Sebaliknya, Masdar justru mengajak Halim bergabung dengan poros koalisi Partai Golkar.
"Dengan semakin solidnya koalisi yang dibentuk, maka kita optimis meraih kemenangan melawan kandidat petahana (Suhardiman Amby). Kita juga sudah membangun komunikasi politik dengan pihak PDI Perjuangan untuk pencalonan Adam-Sutoyo," kata Masdar kepada SabangMerauke News, Rabu (10/7/2024).
Poros koalisi Partai Golkar sejak awal memang sudah mengancang-ancang akan menduetkan Adam dengan Sutoyo. Poros politik yang kedua di bawah komando Partai Golkar ini, kemungkinan akan menarik Partai NasDem dan PKS.
Adapun koalisi ketiga parpol telah mengantongi 10 kursi DPRD Kuansing. Dimana Partai Golkar memiliki 5 kursi, Nasdem 3 kursi dan PKS punya 2 kursi.
"Pasangan Adam-Sutoyo sudah hampir final. Tidak ada lagi bongkar pasang," kata Masdar.
Satu poros koalisi yang tersisa yakni di bawah pimpinan Bupati Kuansing petahana Suhardiman Amby. Ketua DPC Partai Gerindra Kuansing ini boleh saja percaya diri karena partainya bisa berlayar di Pilkada tanpa harus membangun koalisi dengan partai lain.
Gerindra yang berhasil merebut 9 kursi DPRD Kuansing bebas menentukan sikap politiknya. Namun, tampaknya kesendirian Gerindra ini akan bisa membuat posisi Suhardiman agak sulit bergerak.
Kemungkinan, Partai Gerindra akan menggandeng Partai Demokrat yang memiliki 5 kursi DPRD Kuansing. Adapun sikap dan arah koalisi Partai Demokrat Kuansing setakad ini masih sangat cair dan dinamis. Belum bisa dipastikan apakah Gerindra akan berkoalisi dengan Partai Demokrat.
Tapi, yang namanya politik tentu saja penuh ketidakpastian dan tak bisa dihitung secara matematis belaka. Pembentukan poros koalisi di Pilkada Kuansing 2024 hanya akan bisa diketahui jelang 27 Agustus mendatang, dimana KPU akan membuka tahapan pendaftaran pasangan calon. (KB-01/Roder)