Kinerja Bupati Kuansing Suhardiman Amby di Ujung Masa Jabatan Disorot, 2 Program Ini Dinilai Tak Berjalan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kinerja Bupati Kuantan Suhardiman Amby di ujung masa jabatannya yang segera berakhir menjadi sorotan. Dua program yang pernah dikampanyekan sebelumnya dinilai belum berjalan. Selain itu, program berkaitan dengan pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) juga tak menunjukkan hasil yang nyata.
Tokoh Kuansing, Musliadi menilai, hingga kini kinerja Bupati Suhardiman Amby belum mempunyai realisasi dan target yang jelas. Ia menyoroti program dari visi misi pemerintahan Suhardiman yang mengklaim akan membawa Kuansing menjadi Negeri Bermarwah.
Menurut Musliadi, salah satu program yang sempat dikampanyekan yakni mendirikan rumah tahfiz di setiap kecamatan.
"Tapi faktanya belum terlihat," kata Musliadi, Minggu (7/7/2024).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mempertanyakan program hilirisasi sektor pertanian karet. Menurut Musliadi, hingga kini juga belum terlihat Usaha Kecil Menengah (UKM) yang lahir dari pertanian karet tersebut.
Musliadi menegaskan, penataan ekonomi dan pengangguran di bawah kepemimpinan Suhardiman Amby juga belum terlihat begitu signifikan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi pasar tradisional di Kuansing yang sepi.
"Pasar-pasar tradisional di Kuansing masih banyak yang butuh perhatian untuk perbaikan di segi infrastruktur, namun faktanya belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah saat ini," katanya.
Atas sejumlah indikator tersebut, Musliadi menilai dalam beberapa tahun terakhir ini, belum terlihat nyata keberhasilan Suhardiman Amby semenjak menjadi bupati definitif, menggantikan Bupati Andi Putra yang tersandung kasus korupsi.
Dirinya juga menyoroti pembangunan jalan jalur dua yang dilakukan di beberapa kecamatan. Ia mempertanyakan apakah pembangunan jalan jalur dua tersebut merupakan kebutuhan masyarakat.
"Kita menyarankan Suhardiman fokus ke visi misinya dan capaian target. Karena pemimpin daerah mempunyai target yang jelas terhadap pertumbuhan ekonomi dan SDM serta infrastruktur daerahnya," kritiknya.
Terkait pelaksanaan lomba Pacu Jalur di setiap kecamatan dan pada hari-hari besar, menurut Musliadi agenda tersebut dinilainya overdosis alias berlebihan.
"Lomba pacu jalur bukan hanya dari sisi jumlah pelaksanaannya saja, tapi lebih kepada dampak positif dari pelaksanaan itu kepada masyarakat Kuansing dan output kepada pendapatan daerah," katanya.
"Apakah agenda pacu yang diadakan di setiap kecamatan itu merupakan kebutuhan masyarakat? Ini perlu menjadi kajian dan ditanya kepada masyarakat Kuansing. Kalau ini menjadi kebutuhan masyarakat, silahkan adakan setiap kecamatan dan setiap pekan," pungkas Musliadi. (KB-01/Roder)