Megawati Minta Penyidik KPK Berani Menghadap Dirinya: Cermin Transparansi Kasus Harun Masiku!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri yang menantang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rossa Purbo Bekti, untuk menghadap diminta ditanggapi secara serius.
Eks penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai, tidak ada yang salah jika Ketua Umum PDI-P itu meminta bertemu dengan penyidik Komisi Antirasuah dari Institusi Polri berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP) tersebut.
Diketahui, Rossa merupakan penyidik perkara suap dengan tersangka Harun Masiku. Ia menyita ponsel Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto saat menjadi saksi kasus suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR RI yang menjerat Harun Masiku.
"Saya berharap permintaan tersebut akan disetujui oleh KPK karena pimpinan KPK yang akan memutuskan," kata Yudi Purnomo kepada Kompas.com, Minggu (7/7/2024).
Yudi Purnomo berpandangan, Rossa sebagai penyidik bekerja berdasarkan surat perintah perintah penyidikan (sprindik) yang ditandatangani oleh pimpinan KPK.
Oleh sebab itu, ia menilai, setiap langkah hukum yang dilakukan seperti melakukan pemeriksaan sampai dengan penyitaan telah mengantongi dasar hukum yang jelas.
Dengan demikian, tindak tanduk Rossa sebagai salah satu Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) di lembaga antikorupsi tersebut sudah pasti dilakukan atas izin dari pimpinan KPK.
"Pimpinan KPK yang menunjuk dan menyetujui Rossa bukan kasatgas lainnya, sehingga Kasatgas beserta timnya yang tidak mendapatkan sprindik dari pimpinan tentu tidak akan bisa menangani kasus Harun Masiku," kata Yudi.
Redam isu politisasi
Mantan Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK ini meyakini pertemuan Rossa dengan Megawati bisa meredam isu perburuan Harun Masiku bersifat politis.
Anggota Satgas Pencegahan Korupsi Polri ini pun mendorong pimpinan KPK untuk tidak gentar menerima permintaan Presiden RI ke-5 tersebut.
Pasalnya, perkara yang turut menjerat eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini tidak akan bisa tuntas jika Harun Masiku masih buron.
"Pertemuan Megawati dan AKBP Rossa Purbo Bekti penting untuk meredakan isu-isu bahwa perburuan Harun Masiku politis," kata Yudi.
"Karena memang ini murni penegakan hukum, sebab kasus suap Komisioner KPU sampai kapan pun tidak akan selesai tanpa tertangkapnya Harun Masiku," ucapnya.
Anggap permintaan tokoh Yudi pun berpendapat, permintaan Megawati supaya penyidik KPK menghadap jangan dianggap untuk kepentingan tertentu.
Namun, menurutnya, pertemuan ini dianggap sebagai permintaan dari tokoh bangsa untuk memperjelas perkara Harun Masiku.
Oleh sebab itu, KPK diminta tidak perlu khawatir atas adanya permintaan Ketua Umum PDI-P supaya penyidiknya menghadap.
"Bahwa pernyataan Megawati agar AKBP Rossa bertemu dengan dirinya harus dianggap sebagai permintaan dari tokoh bangsa, mantan presiden RI," kata Yudi.
"Sehingga tidak perlu KPK takut bertemu karena anggapan conflict of interest jabatannya (Megawati) selalu Ketum Partai, namun cermin transparansi dan akuntanbilitas," imbuhnya.
Minta penyidik menghadap di depan kader
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menantang AKBP Rossa Purbo Bekti selaku penyidik kasus Harun Masiku untuk berani menghadap dirinya.
Hal ini disampaikan dalam pidatonya di hadapan kader-kader PDI-P pada acara pengucapan sumpah janji jabatan pengurus DPP PDI-P masa bakti 2019-2024, Jumat (5/7/2024).
"Saya berani kalau umpamanya suruh datang Rossa, ngadepin aku," kata Megawati.
Ia menyinggung bahwa KPK merupakan lembaga yang dibentuk saat masa pemerintah dirinya sebagai presiden kelima RI, sedangkan Rossa yang berpangkat AKBP dianggap setara dengan letkol.
"Gile, orang KPK yang bikin itu saya. Gile deh. Panggil dia saja, pangkatnya apa? Apa ini baru letkol saja, belum jenderal," kata dia.
"Saya panglima tertinggi (sebagai presiden saat itu), yang misahin polisi (dari ABRI) itu saya. Keren lho, saya ini," imbuh Megawati.
Dalam kasus ini, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sudah dua kali diperiksa sebagai saksi oleh KPK.
Lembaga antirasuah itu juga menyita ponsel serta buku catatan Hasto yang diklaim terdapat informasi internal partai di dalamnya.
"Saya bilang sama si Hasto, 'Lo berani dateng enggak, To? Masak kalah sama aku. Aku aja dateng sampai 3 kali, lho, To', ku bilang. 'Yo dateng lo, ini, Bu'. Terus siapa sih yang manggil kamu? Tanyain namanya, gitu kan. Namanya Rossa. Tulis tuh, kamu (wartawan). Ibu bilang yang manggil Pak Hasto namanya Rossa," ungkap Megawati.
Ia meminta agar kader-kadernya tidak takut menghadapi pemanggilan aparat penegak hukum. Megawati juga menantang awak media menulis soal tantangannya ini terhadap Rossa.
"Enak saja, memangnya siapa dia? Hehe, betul enggak? Lho iya orang dia manusia juga," ucap dia.
Megawati juga beranggapan, jika ucapannya ini ramai diberitakan, akan ada pihak yang berupaya memanggil dirinya pula. Ia mengaku tak gentar dan siap memanggil semua ahli hukum.
"Mau ikut saya?" tantang Megawati kepada para kadernya.
"Ikuuuttt," sahut mereka. (R-03)