Laki-laki Lebih Cepat Meninggal Dibanding Perempuan, Ternyata Inilah Penyebabnya
SabangMerauke News - Pria kerap digambarkan sebagai sosok pelindung yang kuat, gagah, dan tangguh.
Sebaliknya perempuan cendrung digambarkan sebagao sosok yang lemah, lembut, dan rapuh.
Tapi tahukan Anda, ternyata di banyak negara perempuan hidup 5-10 tahun lebih lama ketimbang pria, lho.
Secara umum, umur laki-laki lebih pendek daripada perempuan. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016 menunjukkan, angka harapan hidup laki-laki 69,8 tahun, adapun perempuan 74,2 tahun.
Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik 2019 menunjukkan, angka harapan hidup laki-laki 69,44 tahun, sedangkan perempuan 73,33 tahun.
Menurut dokter dari Harvard Health Publishing, Robert H. Shmerling, MD mengatakan jika setidaknya 57 persen orang yang berusia 65 tahun ke atas adalah seorang perempuan dan wanita rata-rata hidup lima tahun lebih lama dari seorang pria.
Ia juga mengatakan di Amerika sendiri kesenjangan antara pria dan wanita yang tinggal di panti jompo memang terlihat sangat kontras. Jumlah wanita biasanya lebih banyak dari pria.
Lho, kok bisa? Banyak yang beranggapan kalau risiko pekerjaan pria yang cendrung lebih berat menyebabkan pria lebih rentan meninggal lebih cepat dibanding wanita.
Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa faktor mengapa pria lebih cepat meninggal daripada wanita.
Kromosom X yang tahan mutasi genetika
Wanita memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X (XY). Kromosom ini turut mendukung kerja sistem imun pada tubuh.
Oleh sebab itu, wanita dianggap lebih tahan terhadap kerusakan (mutasi) kromosom karena memiliki cadangan kromosom X, sedangkan pria tidak. Selain itu, risiko mengalami infeksi pada kaum wanita lebih kecil dibanding pria.
Peran hormon estrogen
Pria dan wanita memang sama-sama memiliki hormon estrogen. Namun pada wanita, kadarnya lebih besar. Hormon estrogen memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh seseorang.
Hormon ini dapat melancarkan peredaran darah dan memiliki sifat antioksidan, sehingga bisa menurunkan risiko terjadinya beragam penyakit, seperti stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
Sering mengambil resiko yang lebih besar
Secara biologis, lobus frontal otak yang mengontrol penilaian dan pertimbangan dan konsekuensi berkembang lebih lambat dibandingkan wanita.
Hal inilah yang membuat pria lebih berani mengambil resiko berbahaya, dan ini juga yang menyebabkan banyak pria yang meninggal akibat kecelakaan karena mengemudi ataupun karena kekerasan.
Memiliki pekerjaan yang lebih berbahaya
Beberapa pekerjaan berisiko umumnya didominasi oleh pria seperti polisi, militer, pemadam kebakaran, dan lokasi konstruksi.
Memang banyak juga wanita yang bekerja di sektor tersebut, tetapi perbandingan dengan pekerja pria akan terlihat sangat kontras.
Lebih rentan mengalami penyakit jantung daripada wanita
Bahkan banyak data yang menunjukkan pria menghadapi penyakit jantung di usia yang lebih muda.
Salah satu kemungkinannya adalah karena pria memiliki tingkat estrogen yang lebih rendah.
Tetapi resiko medis, seperti tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dengan baik atau kadar kolesterol yang tidak baik, juga bisa jadi penyebabnya. Terutama karena tidak semua pria memikirkan soal diet dan sebagainya.
Ukuran tubuh lebih besar dari wanita
Bukan hanya manusia, spesies lain yang memiliki tubuh lebih besar cenderung mati lebih cepat daripada yang bertubuh besar.
Meskipun belum dipastikan jika ini adalah faktor yang perlu diperhitungkan, namun ini mungkin dapat merugikan sejumlah pria.
Kasus bunuh diri pada pria lebih tinggi
Sebenarnya wanita lebih rawan depresi dibanding pria, bahkan lebih banyak wanita yang mencoba untuk percobaan bunuh diri.
Namun wanita umumnya tidak segan untuk mencari pertolongan baik pada orang terdekat maupun secara medis.
Sementara, pria umumnya enggan untuk mencari dan menghindari perawatan. Ini kemungkinan karena norma budaya yang membuat pria merasa tidak perlu mencari bantuan medis.
Kurang terhubung secara sosial
Dalam beberapa penelitian, menyebutkan bahwa orang yang lebih jarang bersosialisasi memiliki tingkat kematian yang tinggi. Wanita umumnya memiliki lebih banyak teman dibandingkan pria.
Menghindari dokter
Menurut Agency for Healthcare Research and Quality, pria sering menghindari atau melewatkan pemeriksaan kesehatan rutin daripada wanita.
Mereka cenderung lebih malas jika harus berurusan dengan dokter.
Meski tidak selalu pria dalam suatu keluarga meninggal lebih cepat dari wanita, faktanya secara garis besar tindakan pria yang seperti di atas memang menjadi faktor pendorong kenapa banyak dari mereka yang meninggal lebih cepat.
Namun dengan pola hidup yang sehat, hindari merokok, dan rajin melakukan pemeriksaan rutin ke dokter adalah salah satu langkah awal untuk memperoleh umur yang lebih panjang. (*)