Dampak dan Cara Mengatasi Demam Berdarah Dengue di Merauke
Penulis: Desy Iriani Tampubolon l Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta
SABANGMERAUKE NEWS - Penyakit demam berdarah merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering yang terjadi di kota Merauke, Papua Selatan. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang suka menggigit manusia saat siang dan sore hari.
Gejala umum DBD di antaranya demam selama 2-7 hari, timbulnya bintik merah (ruam) pada kulit, nyeri otot dan sendi, sakit kepala serta terjadi pendarahan hebat dan syok apabila kasus yang dialami sudah sangat parah.
Pada awal tahun 2024, telah ditemukan 7 kasus DBD di daerah Kumbe dan Kurik, disusul pada bulan Februari, Rumah Sakit Umum Merauke telah menangani dengan total 30 pasien DBD yang sebagian besar merupakan anak-anak di bawah 12 tahun.
Meningkatnya kasus DBD di Merauke memberikan dampak yang cukup besar dan mengkhawatirkan bagi sebagian besar masyarakat. Beberapa dampak yang dirasakan terutama pada dampak kesehatan, ekonomi, sosial serta masyarakat dan
lingkungan.
Dampak kesehatan yang disebabkan oleh penyakit DBD adalah risiko komplikasi serius, gejala akut yang terjadi, serta kelemahan dan kelelahan fisik yang timbul selama masa pemulihan.
DBD bukan sekadar penyakit demam semata, karena virus dengue ini menyerang trombosit atau keping darah sehingga risiko terjadinya pendarahan karena kebocoran plasma darah sangat tinggi terutama ketika terjadi syok
dengue, selain itu, masa pemulihan yang cukup lama menjadi dampak kesehatan yang sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.
Dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan biaya, biaya pengobatan baik semua biaya perawatan medis maupun fasilitas kesehatan yang harus dikeluarkan menjadi suatu tanggung jawab yang harus diambil oleh masyarakat. Disamping itu, masyarakat dan anak-anak yang mengalami DBD dengan komplikasi yang serius biasanya tidak dapat bekerja atau bersekolah sehingga mengurangi pergerakan dan produktivitas
dalam kehidupan sehari-hari.
Di bidang sosial, sering kali terjadi peningkatan
kecemasan, stress dan stigma yang tidak benar yang terjadi di masyarakat. Masyarakat yang resah sehingga dinas kesehatan dan tenaga kesehatan berusaha keras untuk melakukan program-program yang dapat membantu menurunkan jumlah kasus DBD, terutama dengan maksud menenangkan kekhawatiran masyarakat.
Adapun dampak kepada masyarakat dan lingkungan setelah mengetahui risiko penularan DBD dapat memberikan suatu gambaran dampak yang positif, hal terjadi karena terlihat ada upaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara menjaga kesehatan
lingkungan, melakukan perubahan pola hidup yang lebih sehat dan waspada terhadap gigitan nyamuk, banyaknya kampanye kesehatan masyarakat dan tindakan pengendalian vektor juga menjadi sering dilakukan oleh pemerintah.
Cara sederhana dan sangat tepat dalam mengatasi demam berdarah dengue (DBD) adalah adanya kolaborasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah dan tenaga kesehatan yang diwujudkan dalam program-program dengan tujuan untuk mengurangi penyebaran nyamuk vektor, meningkatan kesadaran akan kesehatan masyarakat dan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan akses perawatan medis yang memadai.
Beberapa program pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan seperti program 3M (Menguras, Mengubur, Menutup), penggunaan kelambu, upaya abatisasi dan
fogging serta sosialisasi penggunaan lotion anti nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Tantangan yang sebenarnya terletak pada hilangnya kerjasama antara masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah.
Kesadaran individu yang rendah dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya, seperti seringnya menumpuk barang bekas, kebiasaan menampung air hujan dan seringnya beraktivitas diluar rumah tanpa menggunakan lotion anti nyamuk serta kurangnya intervensi dan perhatian dari pemerintah dalam menanggulangi sumber penyebaran vektor, seperti larangan
menampung air hujan dan peraturan untuk tidak menimbun barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Peningkatan imunitas masyarakat oleh program dari tenaga kesehatan melalui pemberian obat berupa vitamin dan mineral juga berperan sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, banyaknya dampak yang terjadi akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) sebenarnya bisa diatasi apabila semua sektor dan bagian masyarakat turut bekerjasama dan dengan patuh melakukan kewajibannya masing-masing sehingga penyakit DBD di Merauke Papua Selatan dapat diatasi. (R-03)