Syamsurizal Makin Terpojok karena Sebut Kader Seperti Katak Dalam Tempurung, Pengurus Segel Kantor DPW PPP Provinsi Riau
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah pengurus, tokoh dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyegel kantor DPW PPP Provinsi Riau, Kamis (20/6/2024) pagi ini. Aksi ini sebagai kristalisasi penolakan terhadap Ketua DPW PPP Riau Syamsurizal. Para kader mendesak keras Syamsurizal agar dicopot dan mundur dari kursi Ketua DPW PPP Riau.
Penyegelan kantor ini dilakukan di depan pintu masuk gedung DPW PPP Riau. Aksi ini menyusul sikap mayoritas pengurus DPW PPP Riau yang melaporkan Syamsurizal ke DPP PPP di Jakarta beberapa hari lalu, sekaligus menyatakan mosi tak percaya atas kepemimpinan Syamsurizal yang gagal.
Mereka juga marah dan kecewa mendengar ucapan Syamsurizal di media yang menyebut para pengurus DPW PPP Riau yang mengadu ke Jakarta ibarat katak dalam tempurung.
"Pernyataan Syamsurizal itu merupakan penghinaan yang telah merendahkan martabat pengurus dan kader yang mencintai partai ini," kata Wakil Ketua Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Riau Dedi Putra kepada SabangMerauke News, Kamis siang.
Dedi menegaskan, pernyataan Syamsurizal itu tak pantas diucapkan. Apalagi pengurus yang menyatakan mosi tak percaya ke DPP adalah kader-kader yang selama ini bertungkus lumus dan berkeringat membesarkan partai.
"Katak-katak yang disebut Syamsurizal itu adalah kader-kader setia yang selama ini telah membesarkan partai. Bahkan, mereka adalah mantan-mantan ketua partai di kabupaten/kota dan tokoh-tokoh senior partai. Masak menyebut kami ini seperti katak dalam tempurung. Itu jelas melecehkan dan menghina kami," tegas Dedi.
Sikap dan pernyataan Syamsurizal tersebut dinilai bentuk konkret gagalnya kepemimpinan Syamsurizal.
"Justru ia membuat suasana makin gaduh. Maka DPP sebenarnya harus segera mengambil kebijakan," tegas Dedi.
Sebelumnya, sejumlah pengurus harian DPW didampingi sejumlah sejumlah DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Riau menjumpai DPP PPP, tanpa adanya Ketua DPW PPP Riau Syamsurizal. Para kader PPP melaporkan perkembangan terkini kondisi partai di Riau ke DPP dan tak menginginkan lagi PPP dipimpin oleh Syamsurizal.
Sejumlah pengurus DPW yang tampak hadir menghadap DPP tersebut antara lain Ketua OKK I DPW PPP Riau Agus Salim, Ketua OKK II Dedi Putra, Ketua OKK III Husaimi Hamidi, serta beberapa Wakil Ketua Bidang seperti Irsyadul Ibad, Jon Hendri Hasan, dan Ahmad Saukinur. Kemudian tampak pula mereka didampingi para pengurus DPC.
Dedi Putra tak menampik pertemuan tersebut para pengurus melaporkan kondisi terkini ke DPP. Anggota DPRD Meranti itu mengatakan, mewakili mayoritas pengurus DPW dan DPC melapor DPP dan diterima Waketum Ermalena. Para pengurus menginginkan Syamsurizal mundur dari jabatannya selaku DPW. Hal ini imbas dari hasil buruk tak memuaskan PPP di Pileg 2024.
Pihaknya tak menginginkan hasil buruk ini nantinya akan berlanjut di Pilkada serentak 2024 yang sudah didepan mata.
"Tuntutan ini juga disertai mosi tidak percaya ada 9 DPC yg menandatangani, baik itu oleh ketua, sekretaris serta OKK. Kemudian Pengurus Harian DPW PPP sebanyak 18 Orang dari total 26 Pengurus, serta Pimpinan Majelis Syariah DPW, Pimpinan Majelis Pertimbangan dan Majelis Pakar," kata Dedi, Sabtu (15/6/2024).
Dedi mengatakan, pada Pileg 2024 ini, tidak ada sinkronisasi antara para pengurus, kader dengan Syamsurizal selaku ketua DPW, sehingga tidak solid dan jumlah kursi berkurang drastis.
"Dari 38 total kursi perolehan PPP di 2019 baik di DPR RI, DPRD Riau dan Kabupaten Kota, di 2024 ini hanya tinggal 20 kursi. Rata-rata berkurang bahkan ada yang hilang jumlah kursinya. Maka dari itu, teman teman melapor ke DPP dan meminta pak Syamsurizal mundur," kata Dedi.
Lebih lanjut, Dedi juga mengingat dan menyesal ia yang kala itu bersama pengurus DPW lainnya menghadapi pendemo dari kelompok Bengkalis dan Pelalawan pada 2023 yang menuntut Syamsurizal mundur karena dianggap gagal memimpin partai. Saat itu ia pasang badan, namun ternyata tuntutan saat itu terbukti pada saat ini.
"Saya yang menghadapi pendemo dari Bengkalis dan Pelalawan pada tahun 2023. Kita redam agar Pemilu 2024 sukses, ternyata apa yang disampaikan oleh para pendemo di spanduk mereka pada saat itu yakni 'Syamsurizal mundur kalau tidak PPP Hancur' saat ini terbukti pasca Pileg," kata Dedi.
Hal yang sama dikuatkan oleh Ketua OKK I DPW Agus Salim. Mantan Ketua DPC PPP Inhu ini menyebut, Syamsurizal selaku Ketua DPW tidak mampu menyelesaikan konflik di DPC pasca Muscab.
"Pak Syamsurizal kurang konsentrasi dalam mengurus partai. Sebagai Ketua DPW beliau tidak melakukan pelimpahan kewenangan kepada pengurus untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam AD/ART. Terhadap permasalahan yang ada di DPC beliau tak bisa menyelesaikan persoalan persoalan pasca Muscab sehingga berujung banyaknya kader potensial yang meninggalkan PPP," tegas Agus Salim.
Sementara, Ketua OKK III, Husaimi Hamidi yang juga selaku Ketua Fraksi PPP DPRD Riau ini juga membenarkan akan riak - riak di tubuh DPC dan DPW PPP ini.
Husaimi mengaku, ia yang merupakan pendukung utama Syamsurizal di Muswil yang menempatkan Syamsurizal jadi ketua DPW akhirnya turut mengantarkan para pengurus DPW dan DPC ke DPP karena memang persoalan yang dihadapi PPP saat ini.
Sebagai pendukung utama Syamsurizal, kata Husaimi, ia memahami keecewaan para pengurus dengan raihan PPP di Pileg 2024, dan menurutnya karena terdapat kesalahan tata kelola.
"Kawan-kawan ada kekecewaan di Pileg ini. Seperti tidak ada ketua, Caleg yang bertarung tak ada perhatian dari ketuanya. Contoh di Kuansing - Inhu dan Meranti - Dumai - Bengkalis untuk DPRD Riau, itu kan memperebutkan kursi terkahir, itu kan hampir dapat. Harusnya kan ada perhatian dari ketua DPW nya itu, harus ada upaya bersama itu untuk mengawal suara seharusnya," kata Husaimi.
"Saya ini orang pendukung Syamsurizal di Muswil, tentu saya disorot terus. Maka saya bilang kalau memang kawan-kawan memang kecewa dan mau ke DPP saya dampingi, sampaikan ke DPP," ulasnya.
Husaimi juga turut mengaku memahami kekecewaan dari para pengurus dengan tata kelola partai. Ia mencontohkan ada beberapa daerah dimana kader petahana, potensial loncat ke partai lain dan mendapatkan kursi di partai barunya, sedangkan PPP kehilangan kursi.
"Contoh di Kuansing, Zulhendri itu pimpinan DPRD dari PPP. Saya sampaikan ke beliau kalau tak cocok lagi di kabupaten silahkan daftar untuk DPRD Riau dan beliau menyanggupinya. Tapi saya tak tahu mengapa ketika dia meminta surat rekomendasi pengantar rumah sakit jiwa tak keluar. Akhirnya beliau pindah ke Gerindra dan malah berhasil duduk di DPRD Riau," paparnya.
Sementara itu, hal yang sama dikatakan Wakil Ketua DPW Isryadul Ibad. Ia mengaku bahwa kekecewaan darinpara pengurus sangatlah tepat dengan kondisi PPP saat ini, maka dari itu, pihaknya menuntut Syamsurizal untuk mundur dari jabatannya selaku ketua DPW. (R-03)