Geger WA, IG dan Facebook Bisa Jadi 'Intel' Memantau Percakapan dan Perilaku Warganet
SABANGMERAUKE - Kamu mungkin sering mendengar cerita aplikasi yang 'mendengarkan' percakapan mengenai sebuah produk, dan akhirnya iklan barang tersebut muncul di media sosial atau website lain. Cerita yang sama dibagikan juga oleh seorang warganet beberapa waktu lalu.
Seorang warganet mengatakan WhatsApp dapat mendengar isi chat para penggunanya dalam curhatannya di laman Quora. Ini berawal saat dia bertukar chat dengan orang lain dan salah satunya membicarakan sebuah merek permen.
Ternyata saat membuka sebuah website, dia menemukan iklan merek permen tersebut. Di kolom komentar banyak juga yang menceritakan pengalaman serupa, menemukan produk yang dibicarakan hadir sebagai iklan di media sosial lain.
Cerita tersebut sebenarnya sudah sering terdengar. Salah satunya hasil pembicaraan di WhatsApp lalu akan muncul iklan hampir serupa di Facebook dan Instagram.
Saat ditanyakan hal ini, Alfons Tanujaya yang merupakan Pakar Keamanan Siber dari Vaksincom mengatakan ada sejumlah kemungkinan. Misalnya perangkat pengguna yang terinfeksi trojan dan hasil ketikan dapat termonitor, serta penggunaan aplikasi pihak ketiga yang bisa memantau ketika keyboard digunakan.
"Mungkin juga iklan tersebut kebetulan muncul karena ketepatan artificial intelligence (AI) perusahaan mengidentifikasi kesukaan pengguna dan kebetulan ada iklan yang sesuai," kata Alfons kepada Media, Kamis (11/11/2021).
Namun menurutnya seharusnya percakapan di WhatsApp terenkripsi, dan hal ini bisa dibuktikan dengan mengecek ke masing-masing HP pengguna. Selain itu media sosial sebesar grup Google atau Facebook tidak berani melakukannya sebab merupakan pelanggaran hukum.
"Karena implikasi hukumnya akan sangat besar dan keuntungan finansial yang didapatkan dari iklan tidak sepadan dengan resiko tuntutan hukum yang mengancam," jelasnya.
Tapi bukan tidak mungkin penyelenggara layanan tidak memonitor penggunanya tanpa harus dari isi percakapan. Ada bbanyak informasi yang bisa dieksplorasi oleh layanan, misalnya meta deta.
"Dalam kasus Whatsapp adalah siapa saja yang di kontak, berapa sering di kontak, kapan di kontak dan seterusnya. Itu tidak kalah berharga dan dalam kasus tertentu malah lebih berharga dari data percakapan itu sendiri," kata Alfons.
Dikomentari Bos Instagram
Pada tahun 2019 lalu, bos Instagram Adam Mosseri juga pernah menyinggung cerita munculnya iklan di platformnya setelah membicarakan produk di WhatsApp.
Dia menyebut dua kemungkinan atas fenomena tersebut. Yakni adanya keberuntungan dan juga alam bawah sadar yang bermain karena ketertarikan atas sesuatu.
"Anda mungkin secara tidak sadar berinteraksi dengan konten yang sesuai dengan minat Anda. Sebagai contoh, mungkin Anda tertarik pada makanan dan restoran. Kemudian Anda menemukan foto restoran di Facebook atau Instagram, dan Anda menyukai foto tersebut. Inilah yang kami sebut sebagai top of mind, mungkin hal tersebut dilakukan secara tidak sadar, dan konten serupa akan muncul kembali," ujar Adam.
Lebih lanjut Adam menegaskan Instagram tidak pernah melihat isi chat pengguna. Bahkan platform berbagi konten foto dan video itu tidak mendengarkan pengguna lewat mikrofon handphone, alasannya karena bertentangan dengan prinsip perusahaan. (*)