Wow! Pekanbaru Tempati Ranking 12 Tertinggi Nasional Ibukota Provinsi yang Paling Maju SDM dan Humanis, Ini Daftar Lengkapnya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kota Pekanbaru menempati ranking 12 nasional terbaik dalam kualitas pembangunan manusia di Indonesia. Ranking tersebut merupakan hasil perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari sebanyak 34 ibukota provinsi di Indonesia, berdasarkan hasil pengukuran Badan Pusat Statistik (BPS) 2023.
Untuk wilayah Pulau Sumatera, Kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau menempati ranking ketiga IPM tertinggi, di bawah Kota Banda Aceh (86,69) dan Kota Padang (83,58).
BPS menetapkan IPM Kota Pekanbaru pada angka 82,38. Adapun ibukota provinsi yang paling tinggi skor IPM-nya yakni Kota Yogyakarta di angka 88,28.
Pembangunan manusia menurut standar United Nations Development Program (UNDP), terdiri dari 4 kategori. Yakni skor IPM >80 di kategori sangat tinggi, IPM 70-79 kategori tinggi serta IPM 60-79 kategori sedang. Sementara IPM <60 masuk dalam ketegori rendah. Untuk tingkat nasional, rata-rata IPM yakni di angka 73,55 atau di kategori tinggi.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan tentang bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM juga dikenal dengan istilah asing yakni Human Development Indeks (HDI).
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yakni umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) serta standar hidup layak (decent standard living).
IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat. Juga dapat dipakai untuk menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah.
Pemerintah Indonesia menggunakan IPM sebagai data strategis, karena selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
Dalam metode terbarunya, BPS memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah yang bisa digunakan sebagai gambaran lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
Selain itu juga BPS mengganti ukuran Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi Produk Nasional Bruto (PNB), karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat dalam suatu wilayah. Indikator lain yang dipakai yakni angka harapan hidup saat lahir.
Dengan metode baru ini, yakni menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM, maka capaian satu dimensi tidak dapat ditutup-tutupi oleh dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.
Berikut data tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada kota-kota di Indonesia yang menjadi ibukota provinsi:
Pulau Sumatera
Kota Banda Aceh: 86,69
Kota Medan: 82,19
Kota Padang: 83,58
Kota Pekanbaru: 82,38
Kota Jambi: 80,15
Kota Palembang: 80,02
Kota Bengkulu: 81,45
Kota Bandar Lampung: 78,56
Kota Pangkal Pinang: 79,93
Kota Tanjung Pinang: 80,23
Pulau Jawa
Jakarta: 82,46
Kota Bandung: 83,04
Kota Semarang: 84,43
Kota Yogyakarta: 88,28
Kota Surabaya: 83,45
Kota Tangerang: 79,46
Pulau Bali Nusa Tenggara
Kota Denpasar: 84,73
Kota Mataram: 80,09
Kota Kupang: 80,62
Pulau Kalimantan
Kota Pontianak: 81,03
Kota Palangkaraya: 81,68
Kota Banjarmasin: 78,50
Kota Samarinda: 82,32
Kota Tarakan: 77,53
Pulau Sulawesi
Kota Manado: 80,14
Kota Palu: 82,52
Kota Makasar: 83,52
Kota Kendari: 84,85
Kota Gorontalo: 78,64
Kota Mamuju: 69,61
Pulau Maluku
Kota Ambon: 82,06
Kota Ternate: 81,35
Pulau Papua
Kota Sorong: 79,65
Kota Jayapura: 73,50.
Rata-rata IPM Nasional: 73,55. (R-03)