Massa PMII Demonstrasi ke Kantor Gubernur Riau Pertanyakan Sejumlah Isu Termasuk Pengangkatan Pj Wali Kota Pekanbaru, 5 Orang Luka-luka
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Seratusan massa mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pekanbaru melakukan unjuk rasa ke kantor Gubernur Riau di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Senin (27/5/2024) pagi tadi. Sempat terjadi aksi saling dorong dengan petugas, karena mahasiswa memaksa masuk ke kompleks kantor Gubernur Riau.
Massa menerobos masuk ke kompleks Kantor Gubernur dengan cara membuka paksa pagar yang berada di Jalan Sudirman. Massa PMII pun merangsek masuk lalu menggelar orasi di pelataran lobi di depan pintu masuk kantor Gubernur Riau.
Akibat gesekan yang terjadi dengan massa aksi, dilaporkan sebanyak 5 orang mahasiswa mengalami luka-luka.
"Ada lima orang anggota kami yang terluka. Mulai dari paha yang bocor, bibir dan bagian tubuh lain. Ini mau kami visum," kata Ketua Pengurus Cabang PMII Pekanbaru, Fauzi usai demonstrasi.
Fauzi mengeritik terjadinya gesekan yang terjadi antara massanya dengan petugas keamanan. Sebab, mereka hanya ingin menyampaikan sikap dan langsung berbicara kepada Pj Gubernur Riau SF Hariyanto.
"Harusnya gak perlu ada korban luka. Karena kami mau menyampaikan pendapat dan sikap kritis kami atas sejumlah isu dan peristiwa yang menjadi sorotan publik," kata Fauzi.
Fauzi pun kecewa karena mereka tak bisa bertemu langsung dengan SF Hariyanto. Itu sebabnya massa menolak ditemui oleh Asisten I Setdaprov Riau.
"Katanya Pj Gubernur dipanggil ke Jakarta dipanggil Istana. Tapi kami kurang yakin. Makanya kami tolak bertemu dengan Asisten I, tapi dia merajuk pula," ketus Fauzi.
Fauzi menjelaskan, pihaknya ingin mempertanyakan sejumlah hal terkait dengan kondisi Provinsi Riau. Mulai dari proyek revitalisasi Masjid Agung An Nur yakni pengadaan payung elektrik senilai Rp 42 miliar yang dinilai gagal dan mangkrak. PMII mempertanyakan tanggung jawab Pemprov yang terkesan menutup-nutupi kegagalan proyek tersebut.
"Proyek Masjid An Nur itu kan diduga kuat bermasalah. Padahal sudah menyedot anggaran yang besar. Kami menuntut tanggung jawab atas proyek tersebut," kata Fauzi.
Selain itu, PMII juga menyoroti tentang gaya hidup pejabat Pemprov Riau dan keluarganya. Padahal kondisi infrastruktur dan jalan di Riau amburadul.
"Kami juga meminta komitmen Pemprov Riau dalam mencegah korupsi di lingkungan pemerintahan. Dan tanggung jawab itu ada di tangan Pj Gubernur Riau SF Hariyanto," tegasnya.
Hal lain yang disorot PMII yakni soal pengangkatan Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa yang merupakan pejabat pusat berasal dari Kementerian Dalam Negeri. Menurut mahasiswa, ditunjuknya pejabat pusat memimpin Kota Pekanbaru seakan mempertontonkan tidak ada pejabat daerah yang mampu dan bisa dipercaya.
"Kenapa mesti dari pejabat pusat. Apakah tak ada pejabat di daerah ini yang layak. Sebanyak ini pejabat di Riau, apakah tidak ada yang mampu?" kritik Fauzi.
Belum ada penjelasan dari Pemprov Riau soal tuntutan massa PMII ini.
Sebelumnya, Pj Gubernur Riau SF Hariyanto telah melantik Risnandar Mahiwa sebagai Pj Wali Kota Pekanbaru pada 22 Mei lalu. Pelantikan dilakukan menyusul terbitnya SK Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang menetapkan Risnandar menjadi Pj Wali Kota Pekanbaru menggantikan Muflihun.
Pengangkatan Risnandar ini menyisihkan empat kandidat Pj Wali Kota Pekanbaru yang dicalonkan Pj Gubernur Riau dan DPRD Kota Pekanbaru ke Mendagri. Namun, Mendagri lebih sreg pada pilihannya sendiri dengan mengangkat Risnandar yang merupakan Direktur Organisasi Kemasyarakatan pada Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri.
SF Hariyanto dalam arahannya saat melantik Risnandar mengajak semua pihak untuk menghentikan pro dan kontra pengangkatan Pj Wali Kota Pekanbaru. Menurutnya, Risnandar adalah Pj Wali Kota Pekanbaru yang terbaik di antara usulan calon yang sudah diajukan ke Mendagri.
"Saya menghimbau kita semua untuk mendukung. Inilah yang terbaik. Proses dan mekanismenya sudah selesai," kata SF Hariyanto. (R-03)