Program Makan Siang Gratis Belum Jalan, Kini Namanya Sudah Berubah, Simak Alasan Prabowo
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Presiden terpilih periode 2024–2029 Prabowo Subianto mengubah nama rencana program andalannya, dari program 'makan siang gratis' menjadi 'makan bergizi gratis'. Pengubahan dilakukan karena Prabowo menyadari bahwa para siswa, yang merupakan target program tersebut, masuk sekolah pagi dan pulang siang.
"Setelah kita pelajari ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya. Karena kalau anak SD masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi, makanya kita ubah," kata Prabowo dalam wawancaranya dengan tvOne, sebagaimana dilansir dari siaran pers tim media Prabowo, dikutip Jumat (24/5/2024).
Terkait pelaksanaannya, Prabowo menyebut pembagian makanan bergizi dan juga susu gratis kepada anak-anak di Indonesia akan disesuaikan dengan tipologi daerah. Jenis makanan yang akan diberikan berbeda bagi anak yang tinggal di kawasan pesisir dengan pegunungan dan pulau.
Dia mencontohkan salah satu daerah di Maluku Barat Daya, yakni Pulau Moa. Di pulau tersebut masyarakat memproduksi air susu dari kerbau. Karena itu, susu produksi asli Pulau Moa bisa langsung diberikan kepada anak-anak setempat.
Adapun di daerah lain yang bukan tempat produksi susu, lanjut dia, program makan bergizi gratis akan dilaksanakan dengan membagikan bahan pangan bergizi seperti ikan dan telur.
"Kalau lihat protein yang ada di susu ternyata protein dan mineral dan zat-zat yang ada di telur itu lebih baik daripada susu, para pakar cerita kepada saya. Dan telur kita jatuhnya bisa lebih murah karena di suatu daerah susu itu terlalu mahal, ya kita konsentrasi kepada telur, kepada ikan, dan sebagainya," ujarnya.
Prabowo optimistis pemerintahannya kelak bisa mengeksekusi program tersebut. Pasalnya, dia sudah menghitung kebutuhan anggaran untuk menjalankan program unggulannya itu dan menyimpulkan bahwa keuangan negara mampu membiayainya.
"Kita sudah hitung bahwa kita mampu. Masalah organisasi, kita sedang pikirkan apakah perlu kementerian khusus atau cukup badan saja. Saya kira bukan organisasi tapi yang penting adalah skemanya, sistemnya, sampai terwujud sampai ke anak itu dengan tepat," kata Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Prabowo menegaskan akan mengupayakan semaksimal mungkin agar tidak ada kebocoran anggaran selama pelaksanaan program makan bergizi gratis kelak. Dia berkomitmen akan membuat skema yang dapat mencegah kebocoran anggaran.
Menurut Prabowo, program makan bergizi gratis akan sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia. Program tersebut dapat meningkatkan gizi anak-anak mengingat kini sekitar 25 persen anak Indonesia kekurangan gizi.
"Ini sangat menentukan untuk masa depan bangsa Indonesia. Anak-anak kita adalah masa depan kita dan tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian anak-anak kita malnutrisi. Hitungannya kira-kira hampir 25 persen anak-anak kita mengalami kurang gizi. Ini sangat memprihatinkan," imbuhnya.
Dia mengklaim telah melakukan uji coba program tersebut di beberapa tempat. Hasilnya, anak-anak menjadi lebih rajin belajar dan fokus belajarnya meningkat.
"Ini sudah kita pelajari negara lain dan sudah kita uji coba. Selama beberapa bulan ini saya sudah bikin pilot project di beberapa tempat dan hasilnya sangat meyakinkan," kata Menteri Pertahanan itu.
Dia menyebut, kini terdapat 76 negara telah yang memberikan program makan bergizi untuk anak-anak di sekolah. Lalu, ada enam negara selain Indonesia yang sedang mempersiapkan program makan gratis tersebut.
Prabowo menambahkan, program makan bergizi gratis juga akan memberikan manfaat kepada perekonomian daerah. Manfaat ekonomi utama akan dirasakan petani dan peternak yang hasil produksinya dibeli untuk pelaksanaan program tersebut.
"Ekonomi akan tumbuh, penghasilan para petani kita akan lebih baik. Saya percaya produksi akan lebih baik. Saya kira ini growth driver. Suatu pendorong pertumbuhan ekonomi kebangsaan yang akan sangat mendorong kehidupan bangsa kita. Jadi saya optimistis dan saya percaya kita akan menjadi negara yang lebih kuat," kata purnawirawan jenderal TNI AD itu. (R-03)