Desa Kundur Meranti Jadi Desa Satu-Satunya yang Aktif Beri Layanan Siaga Kesehatan 24 Jam, Ada Ambulans Gratis
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Desa Kundur di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, Riau kini menjadi satu-satunya desa yang aktif dalam memberikan pelayanan siaga kesehatan 24 jam untuk warganya. Desa ini telah menyediakan layanan ambulans yang siap siaga untuk melayani warga jika membutuhkan pertolongan medis kapan saja.
Dengan begitu, Desa Kundur menjadi teladan bagi desa-desa lain di Kecamatan Tebingtinggi Barat dan sekitarnya dalam hal pelayanan kesehatan yang responsif dan berkelanjutan.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan memastikan akses cepat bagi warga yang memerlukan perawatan darurat.
Ketua Desa Siaga Kundur, Sutrisno menjelaskan bahwa inisiatif ini diambil untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan ambulans yang cepat dan responsif. Dengan adanya layanan ini, diharapkan tingkat kesehatan dan keselamatan warga Desa Kundur dapat meningkat.
"Kami menyadari pentingnya akses kesehatan yang cepat, terutama dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, kami menyediakan ambulans yang siaga 24 jam untuk memastikan warga bisa mendapatkan bantuan medis dengan segera," ujarnya.
Ambulans yang disediakan dilengkapi dengan peralatan medis dasar dan dikendalikan oleh tim medis yang terlatih. Hal ini bertujuan untuk memberikan penanganan awal yang tepat sebelum pasien dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Layanan ambulans ini tidak hanya untuk kasus darurat, tetapi juga bisa digunakan untuk mengantar warga yang memerlukan transportasi medis untuk perawatan rutin atau kontrol kesehatan bahkan untuk warga yang meninggal dunia," tambah Sutrisno yang merupakan mantan Kepala Desa Kundur ini.
Dijelaskan, Ambulans ini merupakan hasil dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Riau beberapa tahun silam.
"Ambulans untuk desa siaga ini merupakan CSR dari Bank Riau yang kami peroleh dan berkolaborasi dengan pihak desa. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat," tambahnya.
Selain menyediakan layanan ambulans secara gratis, layanan Desa Kundur siaga juga memberikan bantuan biaya berobat sebesar Rp 1 juta kepada warga penerima manfaat yang akan dirujuk ke luar daerah. Hal itu merupakan bagian dari komitmen desa untuk meringankan beban biaya kesehatan warga yang membutuhkan.
“Kami tidak hanya menyediakan ambulans gratis, tetapi juga memberikan bantuan biaya transportasi sebesar Rp 1 juta untuk warga yang dirujuk ke luar daerah. Bantuan yang diberikan kondisional sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan anggaran desa siaga. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap kesehatan masyarakat," jelasnya.
Ambulans tersebut juga melayani warga desa tetangga yang membutuhkan, dengan biaya sebesar Rp 150 ribu. Biaya ini digunakan untuk upah sopir, bahan bakar, dan perawatan ambulans.
"Untuk warga desa tetangga yang membutuhkan layanan ambulans, kami mengenakan biaya Rp 150 ribu. Biaya ini digunakan untuk upah sopir, minyak, dan anggaran perawatan ambulans," terang Sutrisno.
Untuk operasional ambulans desa siaga ini, anggaran diambil dari iuran setiap warga yang diharuskan membayar Rp 5.000 setiap rumah.
Desa Kundur tercatat memiliki 380 kepala keluarga, sehingga iuran ini menjadi sumber dana utama. Selain itu, ada suntikan dana dari desa sebesar Rp 12 juta per tahun.
"Operasional ambulans didukung oleh iuran warga sebesar Rp 5.000 per rumah dan suntikan dana desa Rp 12 juta per tahun. Ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga kesehatan masyarakat," jelasnya lagi.
Tidak hanya menyediakan ambulans yang siap siaga 24 jam, pihak Desa Kundur juga berencana untuk mendirikan rumah singgah di Kota Pekanbaru. Hal ini bertujuan untuk memudahkan warganya yang dirujuk ke ibukota provinsi Riau untuk mendapatkan tempat tinggal sementara selama proses pengobatan.
"Kami juga berencana untuk membuat rumah singgah di Pekanbaru. Ini untuk memudahkan warga yang harus dirujuk ke ibukota provinsi mendapatkan tempat tinggal sementara selama pengobatan," ungkap Sutrisno.
Selanjutnya Sutrisno juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bank Riau, Pemda Kepulauan Meranti melalui Dinas Kesehatan dalam hal ini UPT Puskesmas Alai, serta masyarakat Desa Kundur yang telah berpartisipasi dalam suksesnya program Desa Siaga.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bank Riau, Pemda Kepulauan Meranti melalui Dinas Kesehatan, khususnya UPT Puskesmas Alai, dan masyarakat Desa Kundur yang telah ikut berpartisipasi dalam suksesnya program Desa Siaga ini. Tanpa dukungan dan partisipasi semua pihak, program ini tidak akan bisa berjalan dengan baik," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, Muhamad Fahri, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Desa Kundur.
"Kami sangat mengapresiasi Desa Kundur yang hingga saat ini masih aktif dalam layanan desa siaga. Kami sebagai pembimbing dan pendukung akan terus memberikan support untuk keberlanjutan program ini," ujar Muhamad Fahri saat dikonfirmasi.
Ia berharap desa-desa lain dapat mengikuti jejak Desa Kundur dalam menyediakan layanan kesehatan yang siaga dan responsif demi kesejahteraan bersama.
Muhamad Fahri juga menyebutkan bahwa Desa Siaga telah dibentuk di seluruh desa di Kabupaten Kepulauan Meranti, namun banyak yang belum aktif. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh kebijakan kepala desa masing-masing yang belum mengoptimalkan koordinasi dengan puskesmas setempat.
"Desa Siaga di seluruh desa di Kabupaten Kepulauan Meranti itu sudah dibentuk. Namun, kenapa banyak yang tidak aktif, hal itu disebabkan kebijakan kepala desa masing-masing yang selanjutnya harus berkoordinasi intens dengan puskesmas setempat," jelas Muhamad Fahri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti itu menyatakan akan segera mengevaluasi program Desa Siaga yang belum aktif.
Dengan evaluasi yang akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan, diharapkan program Desa Siaga dapat menjadi lebih efektif dan merata di seluruh desa di Kabupaten Kepulauan Meranti. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah tersebut.
"Kami akan mengevaluasi mengapa banyak desa siaga yang tidak aktif. Ini perlu dilakukan untuk memahami kendala-kendala yang mungkin dihadapi oleh desa-desa tersebut," ujarnya.
Menurut Muhamad Fahri, jika program Desa Siaga dapat berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin Kabupaten Kepulauan Meranti bisa menjadi contoh dalam hal inovasi kesehatan di tingkat provinsi bahkan nasional.
"Jika program Desa Siaga dapat berjalan dengan baik, Kepulauan Meranti berpotensi menjadi kabupaten percontohan dalam hal inovasi kesehatan. Ini akan menjadi langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat," tambahnya. (R-01)