Ternyata Program Rehabilitasi Mangrove di Riau Masih Tahap Sosialisasi, Posisi Pemda Jadi Mitra BRGM
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Program rehabilitasi lahan bakau atau mangrove di Riau yang didukung Bank Dunia (World Bank) masih dalam tahap sosialisasi. Sebanyak 6 kabupaten/ kota di Riau masuk dalam daftar lokasi pendaratan program yang dikenal dengan nama Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) ini.
PPIU Manager M4CR Riau, Arif Fahrurozi menjelaskan, sosialisasi program rehabilitasi mangrove telah dilakukan sejak Maret lalu. Pihaknya masih terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder lain yang terkait tentang hakikat dan tata laksana program M4CR tersebut.
"Jadi, program M4CR di Riau masih dalam tahap sosialisasi. Masih pada fase awal," kata Arif Fahrurozi, Rabu (15/5/2024).
Ia menjelaskan, BRGM merupakan pelaksana program M4CR di Riau. Sementara, posisi pemda digaet sebagai mitra kerja.
"Pemda menjadi mitra kita dalam pelaksanaan M4CR. Karena pemda yang memiliki dan mengetahui tentang wilayah dan daerah yang memiliki ekosistem mangrove untuk dilakukan rehabilitasi," tegas Arif.
Ada 6 kabupaten/kota di Riau yang masuk dalam daftar daerah yang menjadi tujuan M4CR, yakni Kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Kota Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Pelalawan.
"Sementara ini yang masuk daftar ada 6 kabupaten/kota. Bisa saja dilakukan pengajuan daerah baru, tapi tergantung apakah wilayah bakaunya memenuhi kriteria," tambah Arif.
Program rehabilitasi mangrove di Riau dalam sepekan ini menjadi perbincangan. Bermula dari adanya pemanggilan yang dilayangkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau terhadap mantan pejabat Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Provinsi Riau pada Senin, awal pekan lalu. Disebut-sebut pemanggilan tersebut terkait dengan kegiatan rehabilitasi mangrove tugas pembantuan daerah.
Arif menegaskan, pihaknya tidak dalam kapasitas mengomentari langkah yang dilakukan Kejati Riau. Ia menegaskan, M4CR masih fokus pada tahapan sosialisasi untuk kesuksesan program penting tersebut demi pelestarian dan penyelamatan ekosistem bakau di Riau.
"Maaf, kalau soal itu (langkah Kejati Riau), saya tidak bisa mengomentari. Itu bukan ranah kami," kata Arif.
Sebelumnya diwartakan, World Bank (Bank Dunia) dikabarkan akan menggelontorkan dukungan dana rehabilitas mengrove untuk 4 provinsi di Indonesia, salah satunya Provinsi Riau. Disebut-sebut gelontoran dana M4CR tersebut mencapai Rp 800 miliar. Selain Riau, ada 3 provinsi lain yang ikut dalam M4CR yakni Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Utara.
Adapun skema pembiayaan M4CR berada pada pos lintas kementerian, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Keuangan.
Ditargetkan, luas lahan mangrove yang direhabilitasi di Riau mencapai 7.498 hektare tersebar di enam kabupaten/ kota.
Rincian awalnya di Kabupaten Indragiri Hilir mencapai seluas 3.660 hektare, Bengkalis seluas 1.400 hektare, Pelalawan 1.309 hektare, Rokan Hilir 674 hektare, Kepulauan Meranti 385 hektare serta Kota Dumai seluas 70 hektare.
Program M4CR ini berpotensi kuat menjadi padat karya penanaman mangrove untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan juga menjadi ekosistem mangrove semakin lestari. Upaya rehabilitasi mangrove menandai komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. (R-03)