Merasa Dibohongi, Pemuda Bangko Pusako Setop Operasional PT GWDC Rekanan PT Pertamina Hulu Rokan di Blok Rokan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Puluhan pemuda tempatan Bangko Pusako, Rokan Hilir menyetop operasional PT Great Wall Drilling Company (GWDC), Minggu (12/5/2024). Tindakan keras itu sebagai buntut rasa kecewa para pemuda lokal yang merasa dibohongi karena janji penerimaan tenaga kerja lokal yang belum dipenuhi oleh perusahaan.
PT GWDC merupakan rekanan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang bergerak di bidang pengeboran sumur minyak di Blok Rokan, konsesi migas yang dikelola PHR sejak 9 Agustus 2021 silam.
Penyetopan aktivitas PT GWDC di Bangko Pusako, Rokan Hilir ini sudah berlangsung sejak Sabtu (11/5/2024) kemarin. Para pemuda tidak mengizinkan perusahaan bekerja sebelum janji-janji mereka dipenuhi.
"Kami sudah dua hari tidak dibolehkan bekerja oleh pemuda Bangko. Karena belum ada kepastian tinjak lanjut atas tuntutan pemuda ke perusahaan. Kalau kami disuruh setop bekerja, ya, kami setop bekerja," kata Rio, seorang pekerja PT GWDC, Minggu.
Para pekerja berharap agar keselamatan mereka bisa dijamin. Soalnya, mereka hanya menjalankan tugas teknis lapangan.
"Mohon kami jangan diganggu. Kami di sini hanya pekerja," kata Rio.
Dari pantauan awak media di lapangan, terlihat puluhan pemuda dari beberapa desa yang berada di Kecamatan Bangko Pusako sedang berkumpul di dekat lokasi kerja PT GWDC. Sejumlah kendaraan truk perusahaan terparkir tidak beraktivitas.
Koordinator Aksi Pemuda, Tomy Prada menyayangkan sikap manajemen PT GWDC yang tidak komit dengan janjinya.
"Kita menyayangkan sikap dari humas PT GWDS yang bernama Toto Ardi, yang tidak memenuhi janji-janji manisnya kepada masyarakat Bangko Pusako. Dia sebelumnya berjanji akan memperkerjakan pemuda Bangko Pusako. Tapi hingga saat ini, janji manis yang diucapkan Toto Ardi tidak ada terealisasi satu pun, sehingga timbul amarah masyarakat," ujar Tomy.
Para pemuda, kata Tomy makin kecewa lantaran pihak perusahaan tidak bisa dihubungi untuk mempertanyakan janji penerimaan tenaga kerja lokal.
"Yang sakitnya lagi, humas PT GWDC tidak bisa dikonfirmasi terkait masalah tenaga kerja yang sebelumnya telah ia janjikan," ungkap Tomy.
Tomy menegaskan, masyarakat Bangko Pusako tidak mau menjadi penonton di daerahnya sendiri. Masyarakat ingin menjadi tuan di negeri sendiri, terlebih hasil kekayaan alam migas disedot dari perut bumi Rokan Hilir sebagai komoditi strategis bernilai ekonomi tinggi.
Ia mengingatkan adanya ketentuan Peraturan Daerah (Perda) Rokan Hilir Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tenaga Kerja. Dimana dalam Pasal 19 Ayat 3 disebutkan jumlah tenaga kerja yang diprioritaskan dari tenaga kerja lokal yakni sebesar 60 persen dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.
"Kami akan terus melakukan aksi penyetopan dan tidak memberi ruang kepada PT GWDC beroperasi khususnya di Kecamatan Bangko Pusako. Sebelum janji-janji mereka penuhi untuk masyarakat Bangko," tegasnya.
Pihak PT GWDC belum bisa dikonfirmasi atas tudingan dan tuntutan para pemuda Bangko Pusako tersebut. (R-02)