Inilah Perbedaan Nasib Karir Politik Ganjar dan Anies Usai Kalah Pilpres 2024
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Langkah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 terhenti usai gugatannya ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahkan telah menetapkan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih di Pilpres 2024.
Atas kekalahan politik itu, Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai ada perbedaan nasib karir politik antara Ganjar dan Anies ke depannya.
Menurut Adi, nasib karir politik Ganjar Pranowo akan bergantung pada PDI Perjuangan (PDI-P). Diketahui, Ganjar merupakan capres yang diusung koalisi PDI-P berpasangan dengan Mahfud MD.
“Nasib Ganjar tentu sangat tergantung PDI-P. Apakah ada penugasan lain setelah kalah pilpres,” ujar Adi, Sabtu (27/4/2024).
Adi menyebutkan bahwa PDI-P merupakan partai politik yang paling sentral menentukan langkah politik dan karier politik kadernya, termasuk Ganjar.
“Secara personal, Ganjar harus mampu merawat stamina politiknya agar terus berada di orbit politik. Minimal terus jadi perbincangan di pentas politik nasional,” tutur Adi.
Adi menambahkan bahwa Ganjar akan menjadi oposisi bagi presiden dan wakil terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, apabila PDI-P juga oposisi.
“Ganjar jelas tergantung PDI-P. Kalau PDI-P oposisi, Ganjar pasti oposisi juga,” kata Adi.
Sementara itu, lanjut Adi, Anies Baswedan memiliki daya tawar yang berbeda dibanding Ganjar.
Anies merupakan capres Pilpres 2024 yang diusung koalisi Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, PKB dan Partai NasDem telah menunjukkan gestur politik yang kuat akan merapat ke koalisi pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar usai bertemu Prabowo beberapa hari lalu.
“Anies agak berbeda. Sekalipun tak berpartai, Anies masih punya pesona elektoral, setidaknya bagi Nasdem yang mempertimbangkan Anies maju pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta. Itu artinya, Anies masih potensial dicarikan panggung politik oleh Nasdem,” kata Adi.
Selain itu, menurut Adi, Anies memiliki pemilih tersendiri, terutama dari pemilih Islam kota dan kelompok kritis anti-pemerintah.
“Tinggal Anies berpikir agar pesona politiknya terus terawat. Tanpa itu sulit bagi Anies dilirik partai,” ucap Adi. (R-03)