Warga Selatpanjang Panik Tak Kedapatan Minyak Pertalite, Rela Antre Hujan-hujanan 1 Kilometer di SPBU
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Antrean panjang kendaraan mengular di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Selatpanjang, Rabu (17/4/2024) pagi. Sejak subuh tadi, panjang antrean sudah mencapai hampir 1 kilometer.
Meski diguyur hujan deras, warga masih bertahan basah-basahan rela antre di pinggiran jalan menunggu giliran untuk mengisi minyak Pertalite.
Kondisi ini mengesankan kekhawatiran masyarakat yang tinggi akan ketersediaan BBM, yang dipicu oleh isu kelangkaan atau penurunan stok. Padahal pemerintah daerah telah memberikan jaminan ketersediaan BBM yang cukup. Warga mempertanyakan tindakan nyata dan transparansi dari pihak terkait.
Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Meranti AKBP (Purn) Asmar dalam rapat terbatas, Selasa (16/4/2024) kemarin berkomitmen untuk terus memantau dan mengawasi distribusi BBM agar tetap stabil dan tersedia secara cukup di seluruh wilayah. Untuk itu masyarakat diminta untuk tidak khawatir sehingga menyebabkan antrean panjang di SPBU.
"Saat ini stok BBM jenis Pertalite yang ada di dua SPBU di Selatpanjang dalam kondisi aman. Untuk itu saya minta masyarakat untuk tidak khawatir," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Meranti Marwan mengatakan stok BBM di SPBU Jalan Imam Bonjol masih tersedia 75 kiloliter (kl) dan 40 kl di SPBU Alah Air.
Ia seakan memberi kepastian kepada masyarakat bahwa persediaan BBM mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ribuan kendaraan yang ada, termasuk mereka yang melakukan perjalanan mudik atau liburan.
"Pada prinsipnya itu sudah memenuhi kebutuhan masyarakat untuk satu minggu ke depan. Insyaallah dalam lima atau enam hari ke depan akan masuk lagi," sebut Marwan.
"Dengan jumlah stok BBM jenis Pertalite di dua SPBU tersebut, itu sudah bisa mengakomodir ribuan jumlah kendaraan yang ada di Kota Selatpanjang ini, dimana pembeliannya juga tidak dibatasi," tegasnya lagi.
Marwan meminta kerjasama dari semua pihak untuk menjaga kelancaran proses pengisian bahan bakar dan menghindari kerumunan.
Terkait antrean panjang di SPBU, menurut Marwan hal ini sudah menjadi pemandangan umum saat Lebaran di Selatpanjang. Ia menjelaskan kondisi yang terjadi disebabkan oleh peningkatan drastis dalam kebutuhan BBM oleh masyarakat yang melakukan perjalanan mudik atau liburan.
Peningkatan kebutuhan BBM selama Lebaran biasanya dipicu oleh jumlah kendaraan yang meningkat. Masyarakat ingin memastikan kendaraan mereka memiliki bahan bakar yang cukup untuk menempuh perjalanan panjang atau menghabiskan waktu bersama keluarga.
"Terkait antrean panjang masyarakat di SPBU untuk mendapatkan BBM disebabkan adanya lonjakan permintaan BBM karena kebutuhan transportasi masyarakat selama Lebaran memang meningkat. Ditambah lagi dengan tidak tersedianya minyak di kios-kios kecil milik masyarakat, sehingga antrian terkesan menumpuk," ungkap Marwan.
Tenaga Kerja SPBU Terbatas
Untuk mengurai antrean panjang yang menyebabkan kemacetan, Pemerintah daerah sudah mengambil langkah-langkah seperti meminta kepada APMS untuk meningkatkan pasokan BBM, memperpanjang jam operasional SPBU, atau menempatkan petugas tambahan untuk membantu mengatur lalu lintas kendaraan.
"Melalui surat yang ditandatangani Bupati kita sudah minta kepada pihak SPBU untuk menambah jam operasional hingga pukul 7 malam. Namun karena keterbatasan karyawan, itu tidak dilakukan oleh pihak SPBU," tutur Marwan.
Soal ketersediaan pertalite di kios-kios kecil milik masyarakat, Marwan mengatakan sesuai aturan titik serah terakhir kepada masyarakat, BBM hanya sampai SPBU atau APMS. Jika harus ditindak, penjualan BBM di kios kecil milik masyarakat merupakan praktik yang ilegal.
"Khusus di Selatpanjang, APMS ada 4 yang menyalurkan minyak. Dua di antaranya menyalurkan minyak ke masyarakat lewat SPBU di Jalan Imam Bonjol dan Alah Air, satunya sudah disalurkan namun stoknya dibagi untuk kapal di laut dan satunya lagi sedang proses penjualan aset APMS ke pihak ketiga. Karena kalau nanti disalurkan ke kios-kios, takutnya SPBU malah kehabisan stok, maka bisa mendapatkan sanksi dan izin mereka bisa dicabut," jelasnya.
Pemda Cari Alternatif
Selain itu Pemerintah daerah sedang mencari solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan stok BBM di daratan dengan membagikan kuota BBM untuk kapal. Langkah ini bertujuan untuk mengalihkan sebagian kebutuhan BBM dari transportasi laut ke transportasi darat, sehingga mengurangi tekanan terhadap stok BBM di SPBU di laut.
Dengan membagikan kuota BBM untuk kapal, diharapkan distribusi BBM dapat diseimbangkan secara lebih merata di berbagai wilayah.
"Kita sudah sepakat bersama pihak terkait membagikan kuota BBM kebutuhan kapal untuk dibagikan ke kios- kios kecil sehingga nantinya tidak terjadi antrian yang menumpuk. Namun tentunya kita menghitung terlebih dahulu kebutuhan BBM transportasi di laut," ucapnya.
Marwan menerangkan, kekurangan stok BBM di APMS juga disebabkan tidak adanya keberangkatan kapal di hari Lebaran. Namun saat ini kapal telah diberangkatkan untuk menjemput pasokan BBM di Pertamina Pekanbaru.
Dengan mempercepat keberangkatan kapal untuk menjemput pasokan BBM, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan BBM di Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Kapal yang menjemput BBM langsung ke Pekanbaru sudah berangkat kemaren sore dan akan tiba kesini tiga hari ke depannya.
Kendalanya sebelum berangkat, mereka sudah harus melunasi pembayaran untuk kuota mereka, sementara Bank masih tutup sehingga keberangkatan ditunda," pungkasnya. (R-01)