Panas! Iran dan Israel Rapat di Dewan Keamanan PBB, Ini Pembelaan Kedua Negara
SABANGMERAUKE NEWS- Iran dan Israel bertemu dalam rapat darurat yang diadakan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB. Iran menyampaikan mereka menggunakan hak bawaannya atas peristiwa yang terjadi di Israel sementara Israel meminta PBB untuk memberikan sanksi kepada Iran.
Dilansir AFP, Senin (15/4/2024) Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menuding Iran sebagai sponsor teror yang mengganggu stabilitas kawasan dan dunia. Hal ini terkait serangan Iran ke Israel.
"Masker dilepas dan sarung tangan harus dipakai," katanya, memohon agar badan tersebut 'mengambil tindakan' tegas ke Iran.
Erdan meminta Dewan Keamanan untuk menunjuk Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris dan "menerapkan semua kemungkinan sanksi terhadap Iran sebelum terlambat."
Secara khusus, ia merujuk pada mekanisme "snapback" yang memungkinkan negara-negara anggota perjanjian nuklir Iran tahun 2015 - yang Amerika Serikat keluar pada tahun 2018 - untuk menerapkan kembali sanksi internasional terhadap Teheran.
"Kami mempunyai tanggung jawab kolektif sebagai anggota Dewan Keamanan untuk memastikan bahwa Iran mematuhi resolusi dewan dan menghentikan pelanggaran terhadap piagam tersebut," kata Wakil Duta Besar AS Robert Wood.
Sementara itu, saat menyampaikan pidatonya, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menegaskan bahwa republik Islam tersebut menggunakan hak bawaannya untuk membela diri.
"Dewan Keamanan... gagal dalam tugasnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional," kata Iravani.
Oleh karena itu, Teheran tidak punya pilihan selain merespons, katanya, seraya menambahkan bahwa negaranya "tidak menginginkan eskalasi atau perang," namun akan merespons ancaman atau agresi apa pun.
Dia juga mengecam Israel. Dia meminta DK PBB memikul tanggung jawabnya.
"Sudah waktunya bagi Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawabnya dan mengatasi ancaman nyata terhadap perdamaian dan keamanan internasional," kata Iravani.
Sabtu (13/4/2024) malam, Iran melancarkan serangan langsung terhadap musuh bebuyutannya Israel untuk pertama kalinya, menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone.
Hampir semuanya dicegat oleh Israel dan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Yordania, dan Inggris.(*)