Pengamat Kritik Keras Ketua MPR Soal Tak Perlu Ada Oposisi: Kalau Semuanya Masuk Kekuasaan, Buat Apa Pemilu?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengkritisi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyebut tak perlu ada oposisi di pemerintahan selanjutnya.
"Entah apa dasar pemikirannya. Pemilu dilaksanakan salah satu tujuannya agar jelas mana yang berkuasa dan mana yang oposisi," kata Ray Rangkuti dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (14/4/2024).
Ray menganggap Pemilu tak lagi penting jika semua partai politik (parpol) ujung-ujungnya masuk dalam koalisi pemerintahan.
"Kalau semuanya masuk kekuasaan, ya buat apa Pemilu? Kalau Pemilu akhirnya membuat semuanya dalam satu barisan, ya buat apa juga partai-partai," ujarnya.
Termasuk parpol juga, kata Ray, tak lagi dibutuhkan karena semua berdiri dalam satu barisan.
"Mestinya tak ada Golkar, Gerindra, dan sebagainya kalau akhirnya semua dalam satu barisan," ucap Ray.
Sebelumnya, Bamsoet mengatakan, pembacaan putusan sengketa pemilu oleh Mahkamah Konstitusi pada 22 April 2024, akan jadi momen rekonsiliasi bangsa. Oleh karena itu, persatuan harus diutamakan.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu mengatakan, oposisi tak dibutuhkan pemerintah periode berikutnya.
“Diharapkan ke depan tak ada lagi gesekan-gesekan. Makanya kalau perlu, kita gak butuh oposisi. Yang kita butuhkan gotong royong. Kita butuh demokrasi gotong royong," ujar Bamsoet di rumah dinas Airlangga Hartarto, Widya Chandra III nomor 6, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2024).
Bamsoet mengaku akan mendukung penuh jika Prabowo merangkul seluruh partai politik yang ada. Menurutnya, hal itu penting untuk menjalin persatuan dan membangun bangsa ke depan.
Saat ditanya mengenai pentingnya pengawasan buat pemerintah, Bamsoet menepis anggapan pemerintah yang merangkul seluruh parpol tak bisa diawasi.
“Lebih gampang justru (untuk mengkritisi sesama teman). Karena kan kalau oposisi berbicara pride. Malah bisa lari dari substansi (yang ingin dikritisi). Tetapi, kalau disampaikan oleh satu koalisi, bisa bicara dari hati ke hati. Itu juga lebih baik bagi masyarakat," katanya.
Bamsoet pun mengaku tidak khawatir jatah menteri buat Partai Golkar berkurang jika PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Enggak lah (mengurangi jatah kursi)," tutur dia lagi. (*)