Analisis Pakar Soal Hubungan Jokowi-Megawati Bernasib Seperti Ketegangan dengan SBY
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menduga-duga tentang lama tidaknya kerenggangan antara Jokowi dan Ketua Umum PDI-P Megawati. Pernyataan itu disampaikan dengan mengaitkan Hubungan Megawati dengan Presiden ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Kendati demikian, Ujang tidak bisa memprediksi apakah hubungan Megawati dan Jokowi akan renggang dalam waktu lama. Sebab ia melihat pada hubungan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sampai saat ini belum akur. Hubungan Megawati dan SBY tidak akur sejak Pilpres 2004 hingga kini.
“Artinya hampir 25 tahun hubungan Megawati dengan SBY tidak pernah berlanjut dan tidak pernah ada ujung pangkalnya. Saya tidak tau apakah hubungan Jokowi akan lama seperti itu atau tidak. Semua tergantung sikap Megawati mau menerima atau tidak,” ujar Ujang.
Ujang juga menyebut kemungkinan ada kader PDIP yang menolak pertemuan antara Megawati dengan Jokowi. Ia menyebut kader ini kemungkinan anak ranting yang disinggung Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto mengatakan Jokowi harus bertemu anak ranting terlebih dahulu sebelum bertemu Megawati.
“Bisa jadi itu kader PDIP yang merasa dikecewakan oleh Jokowi,” kata Ujang.
Menurut Ujang, peluang pertemuan antara Megawati dengan Prabowo memang lebih besar daripada Megawati dengan Jokowi. Ia berpendapat hubungan Prabowo dengan putri Bung Karno tersebut bisa menjadi batu loncatan rekonsiliasi antara Megawati dengan Jokowi.
“Prabowo sebagai presiden yang akan dilantik Oktober nanti tentu punya tugas besar untuk bisa mendamaikan Megawati dan Jokowi yang sampai saat ini belum bertemu,” kata Ujang saat dihubungi Tempo, Sabtu, 13 April 2024.
Isu pertemuan Megawati dengan Jokowi muncul bersamaan dengan rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo. Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan rencana pertemuan Prabowo dan Megawati akan berlangsung dalam suasana Idulfitri.
"Kita sedang mengkomunikasikan (pertemuan Prabowo dan Megawati) memang dalam silaturahmi Idulfitri. Komunikasi sesama anak bangsa sebagai orang timur itu biasa," ujar Dasco di Kertanegara, Jakarta Selatan, 10 April 2024.
Sementara Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka bersilaturahmi dengan siapa saja termasuk Megawati. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi.
“Terkait silaturahmi dengan Ibu Megawati sedang dicarikan waktu yang tepat,” kata Ari dalam pesan singkat kepada Tempo pada Jumat, 12 April 2024.
Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Olly Dondokambey, tidak spesifik apakah Megawati akan bertemu dengan Jokowi. Olly mengatakan silaturahmi merupakan budaya orang timur.
"Politik sangat dinamis," kata dia dalam pesan singkat kepada Tempo, Jumat, 12 April 2024.
Presiden, yang secara formal masih merupakan kader PDIP, pecah kongsi dengan partainya akibat perbedaan pilihan politik di Pilpres 2024. Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres Prabowo Subianto. Sementara PDIP mengusung bekas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Hubungan renggang ini Megawati dan Jokowi belum bertemu dalam momen Idul Fitri 1445 Hijriah atau 10 April lalu. Padahal pada Lebaran sebelumnya, Jokowi dan Megawati selalu bertemu satu pekan setelah Idul Fitri. (*)