Penggawa Adat LAM Riau Bela Datuk Seri Syahril Abubakar: Banyak Bikin Terobosan dan Sampaikan Kebenaran Soal PT Bumi Siak Pusako
SabangMerauke News, Pekanbaru - Serangan terhadap Ketua Umum DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Syahril Abubakar muncul. Hal tersebut bermula dari pernyataan Syahril yang mendesak dilakukannya perbaikan tata kelola PT Bumi Siak Pusako sebagai pengelola ladang minyak Blok Coastal Plain Pekanbaru (Blok CPP) beberapa waktu lalu.
Syahril menyoroti dugaan kolusi dalam manajemen PT BSP. Selain itu, ia juga meminta dilakukan perombakan kepemilikan saham sehingga distribusi hasil minyak dari Blok CPP diterima oleh seluruh daerah wilayah kerja PT BSP.
BERITA TERKAIT: PT Bumi Siak Pusako harus Direformasi Total, Fauzi Kadir: Jangan Besar Kepala dan Lupa Sejarah!
Penggawa Adat LAM Riau, Datuk Syafrizal membela sikap Syahril tersebut. Ia menegaskan, di era kepemimpinan Syahril, LAM Riau telah hadir sebagai kekuatan sosial masyarakat adat yang memiliki posisi tawar dalam kancah budaya, politik maupun ekonomi di tingkat nasional.
"Jangan dilupakan peran LAM Riau di era Datuk Seri Syahril Abubakar sejak beberapa tahun lalu dalam beralihnya pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina. Setelah 97 tahun dikelola asing, kini blok minyak terbesar di Tanah Air telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Icap, sapaan populer Datuk Syafrizal.
Menurutnya, pembentukan badan usaha masyarakat adat (BUMA) oleh LAM Riau yang diinisiasi oleh Datuk Seri Syahril Abubakar adalah terobosan penting dan monumental dalam rangka memperkuat peran masyarakat adat dalam sektor ekonomi.
"Karena adat budaya itu tidak bisa dilepaskan dari ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Mandat budaya itu ditransfer dalam bentuk misi ekonomi pula. Itu yang dilakukan LAM Riau saat ini," tegas Syafrizal.
BERITA TERKAIT: Jawab Tudingan Wan Abubakar Soal PT BSP, Ketum LAM Datuk Seri Syahril: Saya Pelaku Sejarah, CPP Blok Itu Milik Riau!
Syafrizal menegaskan, LAM Riau kini telah nyata menjalankan mandat sebagai institusi budaya yakni menjadi 'Payung Negeri Bagi Masyarakat Melayu' di tengah perubahan deras dinamika ipoleksosbud yang terjadi saat ini. Ia juga membantah kalau LAM Riau dituduh melakukan manuver-manuver yang memancing kekeruhan. Menurutnya, dalam setiap rencana perubahan sosial, memang dibutuhkan gerakan dan aksi-aksi yang berbeda, sepanjang itu bertujuan positif untuk Riau.
Ia berharap para tokoh Riau untuk bersatu, bertabayun dan berpikir jernih dan strategis ke depan sehingga bisa menjaga marwah Riau dan menjadi tuan di negeri sendiri.
"Janganlah kita terpisah-pisah dan saling klaim sebagai pihak yang paling benar. Idealnya, pemangku adat LAM Riau dihormati harkat martabatnya. Tidak sebaliknya justru dijatuhkan," kata Syafrizal.
Ia menilai sikap Syahril dalam menyoroti pengelolaan Blok CPP harus dimaknai sebagai ranah diskusi moral dalam rangka menghimpun pendapat-pendapat terbaik untuk pengelolaan Blok CPP lebih baik dan bermanfaat serta berkeadilan.
"Saran dan kritik adalah suatu hal yang biasa dalam membangun suatu proses kemajuan," kata Syafrizal.
Ia meminta kepada semua pihak untuk merenung dan melakukan kontemplasi secara jujur apakah memang sejak 20 tahun lalu Blok CPP dikelola dengan baik dan optimal. Apalagi, Blok CPP itu direbut dengan perjuangan bersama seluruh elemen masyarakat Riau dan tidak oleh sekelompok kecil saja saat itu.
"Saya harap mari kita bicara dengan hati nurani. Apa yang telah kita lakukan selama ini. Jika benar, mari kita lanjutkan. Tapi jika salah, mari kita perbaiki. Janganlah kita merasa benar, jika kita masih belum sempurna," harap Syafrizal yang juga bekerja di Blok Rokan.
Syafrizal membeberkan beberapa terobosan yang dilakukan LAM Riau di era kepemimpinan Syahril. Di antaranya kebijaksanaan pembangunan Gerai LAM Riau untuk bisa mengenalkan kuliner dari seluruh daerah Riau yang dibangun oleh PT Chevron dan dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerjasama dengan SKK Migas.
Termasuk di dalamnya yakni kebijaksanaan memberi gelar adat Datuk Seri Setia Amanah Negara kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dengan pemberian gelar tersebut, budaya adat Melayu Riau naik ke tingkat nasional dan semakin dikenal banyak orang.
"Inilah bukti LAM Riau ingin dan telah dikenali ke aras nasional sehingga banyak yang mengetahui LAM Riau sebagai lembaga adat Melayu Riau yag berperan sebagai Payung Negeri bagi masyarakat Melayu," pungkas Syafrizal. (*)