Herannya Eks Ajudan Jokowi Disindir Hasto soal Nepotisme di Pilbup Boyolali: Mengagetkan Sekaligus Membanggakan
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - PDIP menyentil Presiden Jokowi soal nepotisme dengan mencalonkan orang-orang terdekatnya pada jabatan publik.
Bahkan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberi komentar pedas soal isu liar pencalonan eks ajudan Jokowi, Devid Agus Yunanto, di pilkada Boyolali. Devid merespons komentar Hasto dengan satire.
"Ini mengagetkan, sekaligus membanggakan. Ternyata isu saya maju pilkada Boyolali, yang saya tidak tahu muncul dari mana, dikomentari oleh tokoh nasional sekelas Sekjen PDIP Pak Hasto Kristiyanto," kata Devid, Minggu (31/3/2024).
Devid merasa heran Hasto mengomentari isu yang tak jelas juntrungannya. Dia menegaskan tidak pernah bicara ingin maju Pilbup Boyolali.
"Saya tidak pernah bicara mau maju, saya tidak pernah mendekati ketua-ketua partai di Boyolali, saya juga tidak ada gerakan di lapangan, baik itu blusukan ataupun yang lain. Saya heran isu ini bisa muncul entah dari mana, lalu ujug-ujug dikomentari nepotisme," ujar Devid mengacu pada komentar Hasto.
Devid menilai isu dirinya maju Pilbup Boyolali digunakan untuk menyudutkan Presiden Jokowi. Dia menilai munculnya isu ini masih terkait dengan persaingan di Pilpres 2024.
“Tidak ada perintah Jokowi untuk saya maju. Saya juga tidak pernah meminta izin untuk maju. Pak jokowi pun bukan ketua partai, saya heran kok malah muncul isu nepotisme," kata Devid.
Namun demikian, walau kaget dan heran dengan isu ini, Devid merasa bangga karena ternyata dirinya dipantau oleh Sekjen partai pemenang pemilu. Devid pun berseloroh punya niatan untuk ikut seleksi calon kepala daerah di PDIP.
"Karena saya sudah dipantau sama Pak Sekjen, sekalian saja saya nanti ikut penjaringan calon kepala daerah di PDIP. Saya punya modal 20 tahun jadi ASN di Solo, dan saya putra asli Boyolali. Jadi sekalian saja saya ikut penjaringan di PDIP, sekalian untuk menepis isu nepotisme, karena saya ikut penjaringan di partai," ujar Devid.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyindir kebiasaan Jokowi menunjuk orang-orang dekatnya ketika menjabat sebagai wali kota Solo untuk mengisi jabatan strategis di pemerintahan.
Menurut Hasto, salah satu syarat mengisi jabatan strategis saat ini adalah harus mengenal Jokowi sejak ia menjadi wali kota Solo.
"Di dalam penempatan jabatan strategis pun kami melihat untuk menjadi pejabat Indonesia itu harus kenal Pak Jokowi dulu di Solo, ini kan antimeritokrasi, apakah Solo betul-betul menjadi wahana penggemblengan," kata Hasto dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (30/3/2024).
Untuk diketahui, ada cukup banyak pejabat di posisi strategis yang sudah dekat dengan Jokowi sejak sama-sama bertugas di Solo.
Bahkan mereka disebut sebagai ”Geng Solo”. Beberapa di antaranya adalah Menko Polhukam dan mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang menjabat sebagai Komandan Lanud Adi Soemarmo pada 2010-2011.
Kemudian, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang pernah menjabat sebagai Komandan Distrik Militer 0735/Surakarta.
Lalu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merupakan Kapolres Kota Surakarta pada tahun 2011. (*)