Kasus Kematian Gajah Rahman, Polisi Periksa Eksternal dan Internal TNTN
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Aparat kepolisian tengah mengusut kasus matinya seekor gajah bernama Rahman di area konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) karena diracun orang tak bertanggungjawab. Pihak eksternal maupun internal TNTN diperiksa.
Kasubdit IV Ditreskrimsus Kompol Nasruddin, mengatakan pihaknya sudah memeriksa 12 saksi dalam upaya penyelidikan.
"Perkembangan penyelidikan kita lakukan pemeriksaan eksternal. Kami juga lakukan pemeriksaan internal, yakni pawang gajah tersebut," sebut Kompol Nasruddin, Senin (25/3/2024).
Informasi yang diperoleh, satu bulan sebelum kematian gajah Rahman, sempat terjadi aksi perambahan hutan.
Pelaku perambahan membuat semacam hambatan dengan pohon yang ditumbangkan sehingga mengganggu akses Polisi Kehutanan (Polhut) untuk ke lokasi perambahan hutan.
"Gajah Rahman berperan membersihkan lahan yang sengaja ditumbangkan perambah hutan. Ini menjadi satu kemungkinan juga bisa jadi pelaku dari luar," lanjutnya.
Sejauh ini, polisi juga menggunakan teknologi siber untuk mengungkap kasus tersebut. Ia juga turut meminta dukungan masyarakat agar segera menangkap pelaku yang menyebabkan kematian Gajah Rahman.
"Secepatnya Insyaallah kami tangkap pelakunya. Kami sudah dapat informasi, tinggal kami mendalami saja, ketika gading ini terjual, atau keluar dari daerah tersebut, langsung kami akan tangkap," ulasnya.
Sebelumnya, kematian Gajah Rahman bermula saat pawang bernama Jumadi, memanggil Gajah Rahman sembari membawa buah. Namun tak seperti biasanya, gajah Rahman tak merespons.
Setelah didekati, gajah Rahman ditemukan dalam kondisi tergeletak lemas dan gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang.
Kejadian tersebut kemudian segera dilaporkan ke koordinator mahout. Dari hasil pengecekan, petugas tak menemukan jejak barang tertinggal yang diduga digunakan oleh pemburu untuk melumpuhkan gajah Rahman.
Diduga kuat gajah berusia 46 tahun tersebut diracun terlebih dahulu. Setelah tak berdaya, baru gadingnya dipotong.
Petugas sempat memberikan penanganan berdasarkan petunjuk dokter hewan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, dengan memberikan obat pencahar, susu dan gula cair menggunakan selang. Namun gajah Rahman tak tertolong dan mati.
Tim dokter hewan BBKSDA Riau telah melakukan tindakan nekropsi atau bedah bangkai. Hasilnya, kematian gajah Rahman diduga karena keracunan (*)