Penemuan Spesies baru Hiu Hantu di kedalaman Laut Andaman, Jadi Salah Satu Ikan Tertua
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan spesies 'hiu hantu' yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dijuluki demikian, karena penampilan makhluk ini memang menyeramkan.
Dikutip dari Live Science, ikan aneh dengan kepala besar, mata raksasa berwarna-warni, dan sirip berbulu itu ditemukan di kedalaman Laut Andaman di lepas pantai Thailand.
Makhluk laut dalam yang sulit ditangkap itu, bernama ilmiah Chimaera supapae, termasuk ikan tertua yang hidup saat ini, Chimaeriformes. Ikan purba ini merupakan kerabat jauh hiu dan pari.
Para ilmuwan menuliskan penemuan ini dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Raffles Bulletin of Zoology. "Chimaera sebenarnya langka di area ini," kata pemimpin riset, David Ebert, direktur Pacific Shark Research Center.
Chimaera mendiami lereng dan pegunungan laut di laut dalam. Ditemukan di kedalaman di bawah 500 meter, mereka bersembunyi di perairan gelap, memangsa hewan yang hidup di dasar laut seperti krustasea, moluska, dan cacing.
"Hanya ada 53 spesies chimaera yang diketahui di dunia, penemuan ini membuatnya jadi 54," kata Ebert. Lantaran berada di laut dalam, mereka sukar ditemukan, terutama di Laut Andaman yang di beberapa area kedalamannya sampai 4.400 meter.
Yang menonjol adalah matanya yang besar dan memantulkan cahaya serta tubuhnya yang runcing mirip tikus. Beberapa spesies dapat tumbuh hingga 2 meter.
Spesimen jantan belum dewasa yang mati itu ditemukan saat survei laut dalam tahun 2018. Para ilmuwan mendapatkannya dalam penjelajahan Laut Andaman antara 772 hingga 775 m di bawah permukaan. Ilmuwan mengidentifikasinya sebagai spesies baru karena kepala yang besar dengan moncong pendek dan mata besar lonjong yang panjangnya lebih dari 32% dari total panjang kepalanya.
Spesies yang baru dideskripsikan ini adalah sejenis chimaera hidung pendek, berukuran panjang 51 sentimeter dengan sirip dada lebar. Chimaera sendiri adalah salah satu ikan tertua yang masih hidup, di mana garis keturunannya berasal dari 300 sampai 400 juta tahun yang lalu. (*)