Api Karhutla Membara di Kepulauan Meranti Hingga Malam Hari, Petugas Tidur di Lapangan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin meluas di Kabupaten Kepulauan Meranti, Jumat (22/3/2024). Dikabarkan hingga malam api masih terus membara.
Kebakaran yang terjadi pada lahan vegetasi semak belukar menjangkau sejumlah desa di Pulau Rangsang. Kebakaran meluas di Desa Renak Dungun, Kecamatan Pulau Merbau dan Desa Sesap Kecamatan Tebingtinggi. Begitu juga di Desa Insit dan Lalang Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Situasi ini mengindikasikan eskalasi keparahan Karhutla yang terjadi pada bulan Ramadan tahun ini.
Karhutla di Kabupaten Kepulauan Meranti ini dipantau melalui udara menggunakan helikopter oleh Tim Manggala Agni, Kementerian LHK dan BPBD Provinsi Riau. Langkah ini memungkinkan tim penanggulangan bencana untuk mendeteksi titik-titik api dan memonitor perkembangan kebakaran dengan lebih efektif dari udara.
Dengan pantauan udara, petugas dapat dengan cepat mengidentifikasi lokasi-lokasi yang sulit dijangkau secara darat dan memberikan respon yang lebih cepat dalam memadamkan api.
Selain melalui udara, tim BPBD Kepulauan Meranti bersama personel gabungan TNI dan Polri bersama masyarakat juga melakukan upaya pemadaman karhutla melalui jalur darat.
Mereka bekerja secara intensif untuk membatasi penyebaran api dan memastikan agar kebakaran tidak meluas ke area yang lebih luas.
Api merah yang menyala dari karhutla yang membakar semak belukar juga tampak pada malam hari. Kondisi ini menunjukkan intensitas kebakaran yang cukup tinggi dan perlu penanganan segera untuk memadamkan api.
Tim pemadam karhutla bertugas secara bergantian dan tidur di lapangan untuk memastikan bahwa api tidak menyala kembali. Mereka menjaga kewaspadaan selama 24 jam penuh, siap bertindak cepat jika terjadi kebakaran baru atau jika api kembali membesar.
Tindakan ini menunjukkan dedikasi dan komitmen tim pemadam kebakaran dalam menjaga keamanan wilayah dari ancaman Karhutla.
"Saat ini cuaca memasuki musim panas. Tim pemadam BPBD pun tidak bisa bersantai. Mereka tetap memantau lahan pasca-terbakar, meskipun yang terbakar itu vegetasi semak belukar, namun di bawahnya itu lahan gambut dimana api bisa menyala kapan saja. Kami tak ingin tragedi kabut asap parah beberapa tahun silam kembali terulang," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kepulauan Meranti, Muhlisin.
Belum bisa dipastikan total luas lahan yang telah terbakar hingga saat ini. Namun diperkirakan ada sebanyak di 5 titik kebakaran di Pulau Rangsang yakni Desa Telesung, Penyagun, Sungai Gayung Kiri dan Tanjung Kedabu. Namun, jika dilihat dari luasnya, dua titik kebakaran di Desa Telesung dan Penyagun diperkirakan mencapai 40 hektare.
Estimasi luas karhutla yang mencapai 40 hektare pada dua titik tersebut menunjukkan bahwa situasinya cukup serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan efektif.
"Pihak berwenang terus memantau dan mengevaluasi perkembangan karhutla serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang tepat untuk meminimalkan dampaknya. Dukungan dan apresiasi kepada mereka sangatlah penting karena mereka berkorban tidur dan kenyamanan pribadi demi melindungi lingkungan dan keselamatan masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Provinsi Riau, M Edy Afrizal saat dihubungi belum memberikan keterangan, sementara ponselnya dalam keadaan aktif. (R-01)