Bukti-bukti Planet Bumi dalam Fase Alami Kiamat Menuju Kepunahan Total
SabangMerauke News - Sebuah riset terbaru dari Univeristy of Hawai di Manoa dan Museum National d'Histoire Naturelie Paris menemukan fakta bahwa kehidupan di bumi sedang berada dalam ancaman kepunahan masal.
Hasil riset tersebut dipublikasikan beberapa waktu lalu oleh sebuah portal Studyfinds.com, seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (3/3/2022).
Studi tersebut mengungkapkan bahwa kepunahan ini dimotori oleh aksi manusia dan bukan bencana alam. Ancaman kepunahan ini pun telah didukung bukti-bukti yang kuat. Salah satunya tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis.
Sebagai contoh, bila kita melihat spesies siput saja di dunia, planet kita telah kehilangan hingga 13% dari semua spesies yang dikenal sejak tahun 1500.
Secara khusus, penelitian mengungkapkan 7,5% hingga 13% dari dua juta organisme yang menghuni bumi kini telah punah. Selain itu, peneliti menghitung sekitar 150 ribu hingga 260 ribu spesies di darat, laut, atau udara tidak ditemukan lagi pada tahun 2022.
"Tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis dan penurunan kelimpahan banyak populasi hewan dan tumbuhan didokumentasikan dengan baik, namun beberapa menyangkal bahwa fenomena ini sama dengan kepunahan massal," kata penulis utama studi ini, Robert Cowie, profesor riset di UH Mānoa Pacific Biosciences Research Center
Sementara itu, secara habitat, peristiwa kepunahan massal ini mempengaruhi kehidupan di darat pada tingkat yang berbeda daripada di lautan. Di darat, tim peneliti menemukan spesies pulau berada pada risiko kepunahan yang lebih tinggi daripada di benua yang lebih besar.
Namun ada jenis yang cukup kebal. Di mana tanaman tampaknya lebih tahan terhadap kepunahan daripada hewan. Meski begitu, Cowie menambahkan masih banyak penyangkalan mengenai kepunahan akibat manusia didasarkan pada penilaian bahwa manusia hanya sebagian kecil spesies bumi yang tidak terlalu memegang peranan penuh dalam kondisi planet ini.
"Manusia adalah satu-satunya spesies yang mampu memanipulasi biosfer dalam skala besar," tutur Cowie.
"Kami bukan hanya spesies lain yang berevolusi dalam menghadapi pengaruh eksternal. Sebaliknya, kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki pilihan sadar mengenai masa depan kita dan keanekaragaman hayati Bumi," tambahnya. (*)