Kemarahan Presiden Jokowi karena BUMN Terus 'Sakit-sakitan'
SABANGMERAUKE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kondisi keuangan yang sakit. Sebab, berkali-kali perusahaan pelat merah sakit tersebut malah mendapatkan suntikan modal atau penyertaan modal negara (PMN).
"Sehingga kalau yang lalu-lalu BUMN-BUMN kan banyak terlalu keseringan kita proteksi. Sakit tambahi PMN. Sakit, suntik PMN. Maaf. Terlalu enak sekali," ungkap Jokowi dalam pengarahan bersama Direktur Utama BUMN, Sabtu (16/10/2021) dilansir CNN Indonesia.
Jokowi mengatakan pemberian perlindungan melalui PMN mengurangi nilai yang dibangun BUMN. Salah satunya nilai kompetisi yang membuat perseroan tidak berani bersaing mengambil risiko dan tidak dijalankannya nilai profesionalisme.
Dia pun menegaskan Menteri BUMN Erick Thohir untuk tidak memberikan pendanaan bagi perusahaan dengan kondisi keuangan yang sekarat. "Sudah lupakan pak Menteri. Lupakan proteksi-proteksi itu," ujarnya.
Jokowi menuturkan hal itu mengingat visi negara untuk BUMN sudah jelas, yakni dapat mendunia dan bersaing secara global.
Jokowi mengancam akan membubarkan perusahaan yang tidak sehat karena modal penyertaan yang diberikan kepada perseroan membuat visi tersebut terlupakan.
"Kalau saudara-saudara tidak merespons dari ketidakpastian ini dengan adaptasi secepat-cepatnya, kalau pak Menteri sampaikan ke saya, 'Pak, ini ada perusahaan seperti ini, kondisinya BUMN'. Kalau saya langsung, 'tutup saja'. Nggak ada selamet-selametin kalau sudah begitu," cetus Jokowi.
Jokowi pun mendorong para direktur utama BUMN yang hadir untuk mengembangkan model bisnis dan teknologi. Dengan demikian, bisa beradaptasi dengan keadaan yang dinamis seperti pandemi Covid-19.
Ia optimistis sejumlah perusahaan dunia mau bekerja sama dengan perusahaan pelat merah dalam negeri. Pasalnya, prospek Indonesia dalam 10-20 tahun ke depan dapat menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia.
Sebelumnya, pemerintah telah menyuntikkan dana sebesar Rp106 triliun hingga 2022. Ekonom UI Faisal Basri menilai seharusnya Erick Thohir tidak berfokus pada penyertaan modal negara, melainkan menyelamatkan nyawa masyarakat di tengah pandemi.
Sebagian dana tersebut telah disuntikkan ke sejumlah BUMN seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat Rp7,9 triliun, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendapat Rp7 triliun, hingga PT Hutama Karya (Persero) mendapat Rp19 triliun.
Pada 2022, PMN yang telah disetujui oleh Komisi VI DPR RI akan disalurkan kepada 12 perusahaan pelat merah sebesar Rp71,44 triliun. (*)