Tren 'Om Telolet Om' Berujung Petaka Sampai Merenggut Nyawa
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Fenomena 'om telolet om' menjamur lagi di Indonesia. Bagi yang belum tahu, 'om telolet om' merupakan perilaku sekumpulan anak-anak yang meminta pengemudi bus untuk membunyikan klakson variasi yang berbunyi 'telolet'.
Ada kepuasan tersendiri ketika permintaan anak-anak itu dipenuhi oleh pengemudi bus. Tapi di sisi lain, kebiasaan ini bisa berujung petaka, bahkan hingga merenggut nyawa.
Contohnya kejadian yang baru-baru ini menimpa bocah berusia lima tahun di Banten, sekitar pukul 13.30 WIB, Minggu (17/3/2024). Bocah bernama Rendi itu tewas tertabrak bus di jalur masuk dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Banten. Bocah itu tertabrak saat berlari di samping kiri bus sambil meminta pengemudi membunyikan klakson 'telolet'.
Berkaca dari peristiwa tersebut, sudah saatnya bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan lagi hobi anak-anaknya.
Dikatakan Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, perilaku anak-anak meminta klakson telolet ke pengemudi bus seolah-olah hal yang biasa sebagai bentuk hiburan. Namun di balik itu ada risiko yang mengintai.
"Sudah saatnya (penggunaan) klakson (telolet) tersebut dilarang. Memang sepertinya terlihat menghibur. Tapi cara itu keliru, karena membahayakan nyawa anak-anak," ungkap Sony, Senin (18/3/2024).
"Sementara anak-anak belum begitu sadar dalam melihat potensi bahaya yang ditimbulkan, mereka juga belum dapat mengontrol emosi rasa senangnya. Jadi jangan jadikan hal itu sebagai hiburan buat anak-anak. Karena jalan raya bukan tempat anak-anak bermain atau mencari hiburan. Dalam hal ini, dibutuhkan peran para orang tua untuk melakukan edukasi kepada anaknya," jelas Sony.
Di sisi lain, Sony juga menyoroti para pengemudi bus yang kerap menuruti permintaan anak-anak yang memintanya membunyikan klakson telolet. Menurut Sony, kebiasaan itu harus dihilangkan, agar fenomena anak-anak meminta klakson telolet ini bisa dihilangkan.
Tidak hanya berbahaya bagi anak-anak, tren 'om telolet om' ini juga bisa menghadirkan petaka bagi pengemudi dan penumpang bus. Sebabnya, membunyikan klakson telolet secara sering bisa mengakibatkan angin di exhaust brake berkurang. Efeknya, bus bisa mengalami rem blong.
"Sebenarnya gini, tolelolet itu lebih ke euforia. Saya cukup menyayangkan, banyak kru yang tidak paham. Kita sama-sama lihat di media sosial, bus lagi turun, di mana ketika itu bus sedang membutuhkan angin untuk pengereman, tapi kemudian dia membunyikan klakson 'telolet', itu (malah) akan mengurangi angin," ungkap Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan belum lama ini.
Klakson bus yang dimodifikasi menggunakan jenis telolet itu bisa memicu terjadinya rem blong. Hal itu pernah dikatakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Jadi ketika klakson dibunyikan itu akan membuang angin, misal dia (sopir bus/truk) klakson tiga kali aja sudah membuang banyak angin. Akhirnya mempengaruhi fungsi rem (exhaust brake), terutama kalau di jalan menurun ya. Kalau di jalan datar (nggak terlalu pengaruh), karena dia ngegas anginnya akan ngisi lagi. Tapi di jalan menurun, pengemudi nggak punya kesempatan mengisi (ulang angin itu) karena kan nggak mungkin nginjak pedal gas," jelas Senior Investigator KNKT Achmad Wildan. (*)