Karhutla Riau dan 8 Provinsi Lain Dimonitor Menteri LHK Siti Nurbaya, Ini Daftarnya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Ada 9 wilayah di Indonesia terpantau rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Tercatat, wilayah rawan yang mulai terpantau sejak 2014 yakni Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.
Kemudian di 2016 pertengahan muncullah Papua. Belakangan muncul Nusa Tenggara Timur. Sekarang ini Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, kebakaran di NTT dan Papua merupakan yang terluas. Untuk Papua selatan pada 2023 tercatat 150 ribu hektare, NTT hampir 102 atau 105 ribu hektare, Jawa Timur hampir 40 ribu.
“Untuk karekteristik lahan itu sebetulnya padang rumput, savana, itu jumlahnya 370 ribu hektare dari total kebakaran," ujar Siti di Gedung Manggala Wanabakti, Kamis (14/3/2024).
Usai kebakaran di area rumput, kata Siti, malah ada laporan warga yang merasa senang. Sebab, usai kebakaran, biasanya rumput bakal subur sehingga binatang buruan warga biasanya bakal berkumpul dan itu memudahkan mendapatkan bahan pangan.
Namun Siti mengatakan pihaknya fokus untuk memisahkan karhutla berdasarkan vegetasinya.
“Yang 2023 ini hutannya 11 persen, sisanya areal pengunaan lain artinya kebun, ladang rakyat, masih seperti itu kondisinya," ucapnya.
Pada tahun 2023, kata Siti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan (KLHK) berhasil menekan jumlah kebakaran hutan sebanyak 30 persen dengan bantuan teknologi modifikasi cuaca atau TMC.
Menurut Siti, El Nino pada tahun 2023 sebenarnya cukup berat. Tapi sejak 2017 telah ada arahan presiden untuk mengatasi karhutla secara permanen.
"Tapi jebol juga di 2019. Dengan jebol di 2019, kita belajar. Maka sejak 2020 kita lakukan TMC lebih awal. Jadi bulan Februari akhir, atau pertengahan Maret kita harus sudah modifikasi cuaca di area gambut. Itu yang agak menolong. Tahun ini juga bakal dilakukan pada 20 Maret," ujar Siti.
Untuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap lahan gambut, kata Siti, KLHK telah melakukan memonitor di 12 ribu titik sampel.
Siti juga menambahkan, hasil pemantauan telah ada 3,9 juta hektare lahan gambut di areal konsensi yang kualitas air tanahnya mulai terjaga. Untuk yang ditangani oleh BRGM, kata Menteri Siti, sebanyak 1,6 juta hektare.
"Lumayanlah jika dibandingkan tahun 2015 kebakaran besar. Saya mencoba mengecek izin yang ada di gambut itu ada berapa sih. Antara 6-9 juta. Kalau 5,5 juta lebih sudah diperbaiki lumayanlah," kata Siti.
Sementara berdasarkan laporan BMKG, El Nino moderat mash bertahan pada Maret 2024. Indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju netral pada April 2024.
"Sesuai dengan prediksi BMKG, El Nino mash terjadi pada 2024 ini. Prediksi pada bulan Mei, Juni, dan Juli, itu bisa netral, dan berakhir pada akhir 2024. Masih terjadi potensi kebakaran hutan dan lahan," ujar
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto yang hadir memimpin Rakorsus Antisipasi dan Penanggulangan Karhutla 2024 menyampaikan, karhutla pada April-Juni diprediksi tidak terlalu tinggi. Namun pada Mei mulai tinggi di wilayah Nusa Tenggara.
"Pada Juli, Agustus, September, itu makin meningkat di wilayah Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah,” katanya.
Namun untuk Jawa-Bali dan Nusa Tenggara diprediksi sudah terjadi kekeringan pada April.
Untuk antisipasi karhutla, Hadi meminta TNI, Polri, kepala daerah, stakeholder, masyarakat, untuk bahu-membahu dalam upaya mitigasi. Pemerintah juga sudah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilaksanakan mulai Maret sampai September.
“Kita sudah memiliki data termasuk sudah didukung oleh BMKG, BRIN, dan TNI untuk menyiapkan alutsista serta teknologi modifikasi cuaca di daerah-daerah yang kita antisipasi,” katanya.
Hadi juga mengingatkan agar lahan gambut dijaga supaya tetap dalam kondisi basah. Koordinasi sudah dilakukan untuk tetap menjaga kondisi basah gambut tersebut dengan melihat tinggi muka air (TMA) di seluruh wilayah gambut.
"Dan ini akan kita terus pantau. Antisipasinya adalah setelah lebaran ini kita sudah harus di lapangan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla. Saya yakin dengan sinergi dan kolaborasi dari kementerian/lembaga, dan di lapangan TNI/Polri, pemerintah daerah dan masyarakat saling bahu-membahu maka keiadian karhutla ini tahun 2024 bisa kita tekan atau eliminir," pungkasnya. (*)