BPBD Kepulauan Meranti Tetap Semangat Bertugas Padamkan Api Meskipun Sedang Berpuasa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sebuah aksi heroik yang membanggakan datang dari para petugas pemadam kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, yang menunjukkan komitmen luar biasa terhadap tugas mereka, bahkan di tengah-tengah bulan suci Ramadan.
Meskipun sedang menjalankan ibadah puasa, mereka tetap siap sedia untuk merespons kebakaran dan melindungi masyarakat.
Tim yang terdiri dari beberapa anggota ini tengah berkumpul di markasnya yang terletak di Jalan Dorak Selatpanjang, Kamis (14/3/2024) sekira pukul 11:30 siang. Mereka sedang bersiap-siap untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Renak Dungun, Kecamatan Pulau Merbau, dengan membawa peralatan pemadam seperti mesin pompa air, selang, dan lainnya dengan menggunakan sepeda motor.
Sementara itu tim lainnya bergeser ke Desa Tanah Merah, Kecamatan Rangsang Pesisir, untuk melakukan pendinginan pasca kebakaran yang juga melanda desa itu pada Rabu (13/3/2024) kemarin.
Sampai di lokasi, tim langsung disambut asap kebakaran lahan gambut, ditambah dengan terik matahari yang langsung dirasakan tubuh.
Di tengah panasnya sinar matahari, para petugas pemadam kebakaran dengan penuh semangat menanggapi panggilan darurat dan berjuang melawan kobaran api yang mengancam.
Terik matahari dan panas bara api di dalam gambut membuat stamina petugas terkuras. Keringat mengucur deras membasahi baju mereka yang sebagian berwarna hitam terkena abu dan arang.
"Sebagian ada yang puasa, sebagian ada yang tidak puasa. Maklumlah kalau hari panas, ada yang tahan ada yang tak tahan," kata Kepala Bidang kedaruratan dan Logistik, BPBD Kepulauan Meranti, Edi.
Edi sendiri mengaku tetap puasa dan belum pernah membatalkan puasa karena alasan pekerjaan.
"Saya sendiri masih berpuasa. Mudah-mudahan tahan menjelang sore dan pekerjaan ini juga bagian amal ibadah juga," ujar Edi
Lebih lanjut dikatakan, pemadaman api di dalam gambut tidak semudah yang dibayangkan. Kepulan asap tebal di lokasi membuat mata pedih dan angin yang bertiup kencang menyebabkan api cepat menjalar. Resiko lainnya adalah ketika titik api tersebar di beberapa tempat yang sulit di jangkau.
Para anggota direpotkan memikul selang ke tengah lahan terbakar untuk disambungkan ke selang lainnya. Kemudian air disemprotkan ke titik api
Meski tidak begitu luas, untuk memadamkan api sangatlah sulit karena api tidak hanya terdapat di permukaan, tapi lebih banyak di dalam gambut. Sehingga butuh waktu yang lama dan tenaga ekstra untuk melakukan pemadaman.
Dikatakan Edi, setidaknya pada tahun 2024 sudah 6 kali terjadi kasus Karhutla. Dia merincikan, di Kecamatan Rangsang Pesisir tepatnya di Desa Tanah Merah dua kali terjadi Karhutla, di Kecamatan Pulau Merbau, tepatnya di Desa Renak Dungun dan di Kecamatan Tebingtinggi 2 kali, tepatnya di Desa Alah Air dan Banglas.
"Pada tahun 2024 ini setidaknya sudah ada 6 kali terjadi Karhutla, untuk luasnya tunggu kita rekap semuanya," ujarnya.
Saat ini cuaca memasuki musim panas. Tim pemadam BPBD pun tidak bisa bersantai. Mereka tetap memantau lahan pasca-terbakar.
"Kami tidak boleh lengah. Karena kebakaran gambut bisa terjadi kapan saja.
Kami tak ingin tragedi kabut asap parah beberapa tahun silam kembali terulang," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kepulauan Meranti, Muhlisin mengatakan pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan akan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dikatakan Pemkab Kepulauan Meranti bersama Forkompinda dan Dinas terkait telah melaksanakan Rapat koordinasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan dan menghasilkan keputusan kabupaten Kepulauan Meranti ditetapkan siaga Karhutla.
"Terkait dengan kebakaran yang terjadi dalam beberapa bulan ini, kita sudah melakukan rapat koordinasi bersama Forkopimda untuk menetapkan Kepulauan Meranti dalam status siaga darurat Karhutla. Kita tinggal menunggu Plt Bupati pulang dari dinas luar, selanjutnya kita mengadakan apel siaga Terkait penetapan status siaga tersebut," kata Muhlisin.
"Dari data BMKG, kita sudah memasuki cuaca panas. Melihat kondisi seperti ini kita sudah siap siaga untuk melakukan antisipasi Karhutla. Peralatan dan petugas di lapangan setiap kecamatan sudah mempersiapkan diri. Jika terjadi Karhutla mereka sudah siap turun. Begitu juga dengan memberikan peringatan kepada masyarakat dalam berbagai kesempatan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar," imbuhnya.
Kalaksa BPBD itu juga mengapresiasi anggotanya yang turun memadamkan api, meskipun dalam kondisi sedang melaksanakan ibadah puasa.
"Walaupun Dalam kondisi sedang berpuasa, tidak mengurangi semangat anggota BPBD Kepulauan Meranti untuk melakukan pemadaman dan tetap menggunakan SOP yang benar. Kita semua harus mengapresiasi dedikasi para petugas pemadam karhutla yang bekerja tanpa kenal lelah, bahkan di tengah kesulitan dan keterbatasan. Mereka adalah pahlawan lingkungan kita yang pantang menyerah," ungkapnya.
"Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mari kita sampaikan doa dan dukungan kita kepada para petugas pemadam karhutla yang menjalankan tugas mulia ini. Semoga Allah memberkahi mereka dengan keselamatan dan keberhasilan dalam setiap langkah perjuangan mereka," pungkasnya. (R-01)