Lima Narapidana Beragama Hindu di Riau Terima Remisi Khusus Hari Raya Nyepi, Tiga Orang WNA Malaysia
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sebanyak lima narapidana beragama Hindu pada dua lembaga pemasyarakatan di Provinsi Riau mendapat remisi khusus atau pemotongan masa hukuman saat merayakan Hari Raya Nyepi, Senin (11/3/2024).
Kegiatan pelaksanaan pemberian remisi itu dilaksanakan di Lapas Kelas IIA Pekanbaru dan Lapas Kelas IIA Bagan Siapi-api.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Budi Argap Situngkir menjelaskan, bahwa pihaknya telah memberikan remisi ini kepada narapidana yang telah memenuhi syarat.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap hari raya kebesaran agama, pemerintah memberikan remisi kepada narapidana sesuai aturan.
“Penerima Remisi Hari Raya Nyepi di Riau sebanyak 5 orang narapidana, dengan rincian 2 orang WNI dan 3 orang WNA Malaysia. Mereka menerima Remisi Khusus I, artinya pemotongan hukuman biasa. Sedangkan untuk RK II atau langsung bebas setelah dipotong remisi tidak ada," ujar Budi Argap, Selasa (12/3/2024).
Dijelaskan Budi, saat ini jumlah warga binaan pada 16 Lapas, Rutan dan LPKA di Riau sebanyak 14.563 orang dengan rincian Tahanan sebanyak 2.788 orang dan Narapidana sebanyak 11.775. Sementara kapasitasnya hanya untuk 4.555 orang, artinya terjadi over kapasitas sebesar 320 persen.
“Narapidana yang berada di Lapas kita sudha over kapasitas, mudah-mudahan akan ada penambahan ruangan. Saat ini over kapasitas mencapai 320 persen,” jelasnya.
Pemberian SK Remisi Khusus Hari Raya Nyepi Tahun 2024 kepada Narapidana yang ada di Lapas/Rutan dilakukan secara simbolis oleh Kalapas atau yang mewakili kepada perwakilan Narapidana yang telah ditunjuk. Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan aman dan tertib.
"Remisi yang diberikan adalah apresiasi dan penghargaan negara kepada warga binaan yang berkelakuan baik selama menjalani pidana serta mengikuti program-program pembinaan yang diselenggarakan. Diharapkan dengan adanya remisi ini dapat menjadi motivasi bagi warga binaan lainnya untuk dapat berubah menjadi manusia yang lebih baik," kata Situngkir. (*)