Kasus DBD di Riau Meningkat, Warga Diminta Waspada dan Lakukan Hal Ini
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Riau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan priode yang sama dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau, pada Januari 2023 lalu, total kasus DBD di Riau sebanyak 200 kasus. Sementara Januari 2024 ini total kasus DBD di Riau mencapai 226 kasus.
"Jadi ada peningkatan 26 kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya," kata Kepala Dinkes Provinsi Riau drg Sri Sadono Mulyanto, Sabtu (09/03/2024).
Sementara untuk data Februari dan Maret 2024 ini, Dinkes belum merilis. Sebab, data dari kabupaten kota belum dikirim ke Pemprov Riau. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih, agar kasus DBD tidak terus bertambah.
"Kita mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik) yakni anggota keluarga di masing-masing rumah. Jadi 3 M itu yang harus digiatkan. Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk," imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam kurun waktu satu tahun, selama tahun 2023 lalu, total ada 15 warga Riau meninggal dunia akibat DBD. Pada tahun 2023 lalu, Dinkes mencatat ada 1.743 kasus DBD di Riau.
Dari jumlah kasus DBD tersebut, paling banyak ditemukan di Kota Dumai yakni 450 kasus dengan empat di antaranya meninggal dunia. Kemudian, di Kota Pekanbaru dengan 287 kasus.
Kasus DBD selanjutnya ada di Kabupaten Indragiri Hilir yakni 147 kasus, dengan empat orang di antaranya meninggal dunia. Kemudian di Kabupaten Kampar 134 kasus dengan empat orang meninggal dunia, Rokan Hulu 93 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
Lalu Pelalawan 107 kasus, Indragiri Hulu 23 kasus, Kuantan Singingi 97 kasus, Bengkalis 126 kasus, Siak 153 kasus dengan dua orang meninggal dunia. Kemudian di Kabupaten Rokan Hilir 91 kasus dan Kepulauan Meranti 34 kasus. (*)