PNS Petualang Bergentayangan, Sekjen Kemendagri Sebut Istilah Main 4 Kaki
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro buka-bukaan soal kelakuan PNS bermain dengan peserta pemilu demi jabatan politik. Suhajar mengingatkan PNS untuk mundur jika ingin gabung parpol.
Hal itu disampaikan Suhajar dalam 'Korpri Menyapa' di Kemendagri, yang juga disiarkan langsung di kanal YouTube Kemendagri RI, Rabu (6/3/2024). Awalnya, Suhajar berbicara soal tugas partai politik yang wajib mendorong birokrasi tumbuh menjadi profesional.
Suhajar mengatakan birokrasi terbagi dalam tiga kelompok, yakni profesional, avonturir, dan wait and see. Avonturir merupakan orang yang suka melakukan petualangan.
"Jadi birokrasi profesional itu persentasenya beda-beda. Ada di satu tempat cuma 10 persen, di tempat lain mau jadi profesional 60 persen, ada. Tapi tetap 3 kelompok, besar kecilnya tergantung medan magnet politik di tempat," kata Suhajar.
"Sebagian lagi ada yang mengavonturir. Saya kan kerja dari kantor Camat, jadi kelakuan pegawai saya bisa amati kelakuan sedikit-sedikit, jadi ada yang avonturir," lanjut dia.
Pegawai yang masuk dalam kelompok avonturir, kata Suhajar, merasa kurang nyaman ketika menjadi PNS. Suhajar menilai kelompok avonturir ini punya obsesi lain.
"Dia punya obsesi untuk masuk ke sebelah, karena itu yang ini ini, ini akan tergoda walaupun dia belum lepas dari pegawai, dia mulai main-main, mulai dukung si A, si B. Ini terjadi di semua lapisan. Bukan hanya di daerah, di eselon I juga terjadi," kata Suhajar.
"Jadi ada yang main kakinya cuma dua, dipasang 4 juga ada itu, tambah-tambah. Karena pelajaran yang didapat juga pernah dasa muka, 10 muka, apa lagi? Macam-macam. Jadi Anda silakan menekuni yang mana, kita tak bisa kendalikan karena sebagai manusia Anda punya hak," imbuhnya.
Suhajar kemudian mengingatkan jajarannya secara jantan mundur dari jabatan jika ingin gabung parpol. Dia juga mengatakan kelompok avonturir ini kerap membuat janji politik dengan peserta pemilu.
"Jadi sebagian avonturir dan melakukan perjanjian-perjanjian tak tertulis dengan calon-calon. 'Besok kalau bapak menang saya jadi apa, Pak?'. 'Oh iya, pokoknya pilih aja jabatan yang mana'. Gitu kalimatnya," kata Suhajar.
Suhajar mengatakan hal itu membuat para PNS lainnya merasa gundah. Namun Suhajar menekankan para pegawai untuk menentukan pilihan.
"Sepanjang sejarah karier, saya sampai, saya bisa jadi Sekjen, saya hanya bersandar pada takdir Allah dan pertolongan orang yang butuhkan pertolongan saya. Yang memang menganggap saya bisa kerja ya dia pakai. Walaupun tertatih-tatih, toh saya sampai juga jadi Sekjen. Jadi Anda harus percaya pada pilihan Anda," katanya. (*)