Potensi Energi Terbarukan RI Gede Tapi Baru Dipakai 0,3 Persen, Apa Gak Sayang?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia sangat besar yaitu mencapai 3.686 giga watt (GW).
Meski berlimpah, namun pemanfaatannya masih sangat kurang atau baru mencapai 0,3% dari potensi EBT yang tersedia.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebutkan, hal itu bisa menjadi kelebihan Indonesia sekaligus menjadi tantangan untuk bisa dimanfaatkan untuk sumber energi bersih di dalam negeri.
"Dalam beberapa hal Indonesia hebat di sisi lain Indonesia punya potensi peluang sangat besar untuk hal itu misal yang negara lain tidak punya," jelas Dadan dalam acara Rembuk Nasional Transisi Energi, di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (6/3/2024).
Adapun Dadan menjelaskan dalam paparannya bahwa sumber EBT yang melimpah di dalam negeri baru termanfaatkan sebesar 0,3%.
Dalam paparannya, per September 2023 potensi surya di Indonesia mencapai 3,2 Terra Watt (TW) namun pemanfaatannya baru sebesar 345 Megawatt (MW).
Sedangkan energi hidro di Indonesia tersedia potensi hingga 95 Gigawatt (GW) namun baru dimanfaatkan sebesar 6,7 GW.
Kemudian terdapat energi bayu/angin yang mana potensinya sebesar 155 GW namun baru dimanfaatkan sebesar 154 MW. Diikuti dengan potensi besar EBT lainnya seperti bioenergi, panas bumi, dan laut yang baru dimanfaatkan segelintirnya saja.
"Banyak PLTA 1.200 MW ini kecil dibandingkan tempat lain. Ini sekarang banyak sekali 20 kali lipat dibanding kita, kita ada potensi," tambahnya.
Padahal, dia juga mengatakan bahwa Indonesia sudah dimudahkan dengan perkembangan teknologi di dunia untuk bisa memanfaatkan sumber EBT dalam negeri.
"Jangan pesimis justru sekarang kita saatnya panen apa yang sudah dikembangkan kita bisa manfaatkan hasilnya. Dalam beberapa hal Indonesia ambil leadrship," tandasnya.
Di sisi lain, pemerintah menetapkan mulai 2030 penambahan pembangkit listrik hanya berasal dari energi terbarukan. Tujuannya, untuk mengurangi penggunaan energi fosil secara bertahap hingga akhirnya di setop.
Itu artinya tak ada lagi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbasis batu bara mulai 2030. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan menjadi fokus dalam pengembangan energi terbarukan ke depannya. (*)