PPP Dalam Bahaya, Orang Kepercayaan Sandiaga Uno Bongkar Modus Permainan Angka Partisipasi Pileg
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Orang kepercayaan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP Sandiaga Uno, Miftah Sabri menyoroti terkait angka partisipasi pemilihan legislatif atau Pileg 2024.
Menurut Miftah, ada modus baru permainan angkas partisipasi yanh bisa berdampak bagi persentase suara PPP.
Awalnya Miftah bicara kondisi PPP yang sampai saat ini hanya berada pada kisaran perolehan suara 4,15-4,2%. Di sisi lain, dia menyebut ada salah satu partai yang kini mengalami pelonjakan suara.
"Bagi PPP yang (perolehan suaranya) hanya 4,15%, 4,20%, itu bahaya banget bro, artinya, tapi publik nggak ngeh, kalau tiba-tiba partai yang tertentu ini melonjak dan sekarang sudah terjadi 1 sampai 2 hari ini, per hari ini mulai deg-degan, ada 1 partai ini yang menurut quick count dia itu hanya 2,7%, saya check paling tinggi quick count lembaga credible dia 2,8%, artinya sebagai orang yang percaya scientific method dia itu maksimum 3,8%, hari ini sudah 3,01% kemarin," kata Miftah di YouTube Total Politik, Senin (4/3/2024).
Miftah menyebut itu bisa terjadi lantaran adanya penambahan-penambahan suara di sejumlah kecamatan di Indonesia. Dia menyebut modus penambahan angka partisipasi ini memang tidak memengaruhi suara partai lain tapi menguntungkan partai tertentu.
"Di Indonesia ada 7.200 kecamatan, yang punya titik-titik oke di kecamatan itu tambahin di kecamatan itu tambahin. Nah itu pengalaman di lapangan menambahkan angka partisipasi untuk menguntungkan satu partai tanpa mengurangi suara partai lain," ucapnya.
Dia menyebut saksi-saksi di partai tidak akan menyadari perubahan angka partisipasi ini karena tidak memengaruhi suara partainya. Menurutnya, perubahan angka partisipasi ini modus terkini kecurangan Pemilu 2024.
"Partai lain punya C1 nih bro, begitu dicek 'enggak suara saya tetap kok', gitu, kan dilihat 'nggak aman suara kita nggak dicolong', tapi angka partisipasi ditambahin ke sana, nah ini modus terkini, dulu kan colong-colong modusnya, colong antarpartai, colong intrapartai, ini sudah jarang gue temuin," tuturnya.
Lebih lanjut, Miftah bicara terkait alasan PPP sangat menyoroti modus ini. Menurutnya, ada jutaan suara rakyat yang tidak dihargai karena hal ini.
"Bagi PPP itu dzalim banget, kenapa? PPP ini 4% ini sudah bener lah ini masih ada partai, di bawah orang masih mendukung, ada suara rakyat berdasarkan tabulasi kita terakhir kemarin ada 6,5 juta. Kemarin gue di DPP mentabulasi, ada 6,5 juta orang yang milih PPP nih, caleg-calegnya, logo partai, dan segala-gala," jelasnya.
"Tapi gara-gara ada orang yang, dan per tabulasi kemarin dapat 15 kursi di DPR, memang turun dari 19 jadi sekarang 15, tapi gara-gara ada upaya memenangkan partai tertentu, PPP-nya jadi hilang 0,3%, jadi 3,7%, 6 juta ini jadi nggak dihargai di DPR. 15 kursi ini jadi hilang," lanjut dia.
Dia pun kembali menegaskan permainan angka partisipasi benar terjadi di lapangan. Dia mengaku mendapatkan fakta itu dari kecamatan-kecamatan.
"Mainin angka partisipasi, real terjadi di lapangan, kenapa saya berani ngomong ini? Laporan dari kecamatan-kecamatan," imbuh dia. (*)