Waduh! 10 Negara Ini Diramal Akan Hilang dari Peta, Indonesia Termasuk?
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Petaka di Bumi akibat perubahan iklim makin terlihat. Menurut ahli, perubahan iklim akan membawa dampak besar bagi pendapatan domestik bruto (PDB) pada 2050 mendatang, utamanya di sektor pariwisata dan agrikultur.
Pada 2022 lalu, kerugian dunia tercatat mencapai US$ 313 miliar akibat bencana alam. Salah satunya disebabkan peningkatan suhu bumi. Bencana tersebut telah menewaskan sekitar 31.300 orang.
Untuk itu, diskusi soal 'kiamat' Bumi akibat perubahan iklim dan pemanasan global kian kencang dibahas di berbagai konferensi dunia. Intinya, semua pihak bertanggung jawab untuk menurunkan emisi karbon dengan gaya hidup dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Jika tidak, 'kiamat' di Bumi akan lebih dulu menghantam 10 negara ini pada 2050 mendatang, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (27/2/2024).
Kepulauan Solomon
Sebanyak 5 pulai di kepulauan Solomon telah musnah dihempas gelombang air laut. Sementara itu, 6 pulau lainnya sudah 20% terendam. Krisis lingkungan di Solomon memaksa populasinya berpindah ke area yang lebih tinggi. Saat ini masih ada 990 pulau di negara tersebut. Setiap tahunnya level air laut meningkat 8 mm.
Kepulauan Marshall
Studi pada 2021 lalu dari pemerintah setempat dan World Bank menunjukkan ada kenaikan level air laut setinggi 1 meter dan berdampak pada banjir permanen yang menghantam 40% bangunan di kota Majuro. Potensi negara kepulauan itu punah pun makin nyata.
Vanuatu
Negara ini mengalami kenaikan air laut 6 mm per tahun. Ada 260.000 orang yang hidup di 82 kepulauan volkanik tersebut. Isu kepunahan Vanuatu dipertajam dengan proyeksi kenaikan temperatur 1 derajat dan kenaikan level air laut yang makin parah pada 2030 mendatang.
Hal ini meningkatkan risiko bagi Vanuatu karena negara tersebut menghadapi potensi topan yang lebih kuat dan lautan yang makin asam. Tingkat keasaman yang tinggi akan menyulitkan pertumbuhan tanaman untuk pangan dalam melawan hama dan penyakit.
Pada 2015 lalu, Vanuatu mengalami kehancuran parah akibat Topan Pam. Hampir semua bangunan runtuh kala itu.
Fiji
Negara kepulauan ini mencatat kenaikan level air laut 6 mm setiap tahunnya. Sebelumnya, warga yang tinggal di desa Vunidogoloa harus bermigrasi karena kenaikan level air laut yang sudah dalam tahap membahayakan.
World Bank melaporkan beberapa desa di Fiji telah kehilangan 15-20 meter lahan daratannya. Hal ini menyebabkan kepunahan hutan bakau yang krusial untuk melindungi keberlangsungan wilayah Fiji.
Tuvalu
Negara kepulaian kecil ini memiliki ancaman cukup tinggi akibat fenomena perubahan iklim. Setiap tahunnya tercatat kenaikan level air laut 5 mm. Poin tertingginya 4,6 meter di atas air laut. Tuvalu juga menghadapi ancaman seperti erosi terumbu karang dan badai yang kerap muncul.
Samoa
Samoa jadi salah satu wilayah yang paling terdampak pemanasan global. Air laut yang memanas merusak terumbu karang dan keragaman laut di wilayah ini. Alhasil, kenaikan air lautnya mencapai 4 mm tiap tahun.
Hal ini berdampak buruk pada sektor pariwisata dan pertanian di wilayah tersebut.
Kiribati
Negara kepulauan yang terisolasi ini diprediksi jadi salah satu yang musnah pada 2050 mendatang. Kenaikan air laut setiap tahunnya berkisar 1-4 mm. Kiribati juga dilanda banjir dalam frekuensi cukup sering. Hal ini membahayakan kelangsungan kehidupan bawah laut dan ekonomi di wilayah tersebut.
Maldives
Lebih dari 80% total luas daratan di Maldives terletak kurang dari 1 meter (3,2 kaki) di atas permukaan laut. Mayoritas kegiatan perekonomian negara, termasuk perikanan dan infrastruktur pariwisata, serta separuh pemukiman, terletak hanya dalam jarak 100 meter dari pantai.
Di saat bersamaan, kenaikan air laut tiap tahunnya mencapai 1,6 mm. Hal ini mengancam peradaban yang ada di Maldives dan lama-lama bisa membuat area tersebut tenggelam.
Vietnam
Negara tetangga RI ini menghadapi ancaman serius akibat level air laut yang terus meningkat 3,6 mm setiap tahunnya. Peningkatan ketinggian air tak cuma berdampak pada area sungai, tetapi membuat lahan padi menjadi asin.
Dampaknya serius terhadap sektor agrikultur, dan diprediksi memicu masalah suplai makanan di Vietnam. Lebih jauh, World Bank telah memperingati potensi kenaikan temperatur hingga lebih dari 3 derajat celcius di Vietnam.
Seychelles
Setiap tahun, level air laut meningkat 2,3 mm di Seychelles. Pada 2007 lalu, wilayah ini tersapu banjir besar dengan ketinggian hingga 50 meter. Sekitar 80% aktivitas ekonomi di wilayah ini rentan dengan banjir dari area pantai. (*)