Loh! Indonesia Tak Masuk Negara yang Kecam Invasi Rusia, Ada Apa?
SabangMerauke News - Banyak negara di dunia yang mengecam aksi agresi Rusia terhadap Ukraina. Daftar negara yang menolak agresi Rusia diungkap oleh akun Twitter resmi Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Norwegia di New York, yakni @NorwayUN.
Akun itu juga menyebut bahwa sebetulnya ada lebih dari 80 negara yang mendukung draf resolusi untuk mengakhiri agresi Rusia terhadap Ukraina, di antaranya Australia, Belgia, Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Turki, dan Singapura. Namun tak terlihat nama Indonesia di daftar tersebut.
"Hari ini 11 anggota DK (Dewan Keamanan) PBB memilih mendukung draf resolusi untuk mengakhiri agresi Rusia terhadap Ukraina yang telah melanggar Piagam PBB. Kelompok lintas negara dari 67 negara anggota PBB mendukung teks ini," cuit NorwayUN dalam akun Twitternya, dikutip Minggu (27/2/2022).
Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi mengapa Indonesia tidak berada dalam daftar itu. Juru Bicara RI Teuku Faizasyah mengatakan bahwa akan ada penjelasan lebih lanjut terkait hal ini.
"Resolusi DK (Dewan Keamanan PBB) tersebut tidak diadopsi," ujarnya, seperti dikutip detikcom.
Sejauh ini, Indonesia melalui Kemenlu telah mengeluarkan pernyataan khusus terkait serangan Rusia ke Ukraina ini. Dalam rilis yang berisi lima poin sikap Indonesia, Kemenlu mengatakan bahwa serangan ini akan mengganggu perdamaian serta stabilitas kawasan dan dunia.
"Indonesia meminta agar situasi ini dapat segera dihentikan dan semua pihak agar menghentikan permusuhan serta mengutamakan penyelesaian secara damai melalui diplomasi."
Tak hanya dari Kemenlu, Presiden Jokowi juga telah mengeluarkan pernyataannya mengenai serangan Rusia ke Ukraina. Dalam akun Twitter resminya, Jokowi meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera menghentikan perang.
"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia," kata Jokowi.
"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi." (*)