Presiden Ukraina Tolak Tawaran Jo Biden Dievakuasi: Kami Butuh Anti-Tank, Bukan Tumpangan!
SabangMerauke News - Pasukan Rusia menyerbu ke arah ibu kota Ukraina pada Sabtu pagi. Saat ledakan bergema di seluruh kota, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak warga untuk berdiri teguh melawan pengepungan yang dapat menentukan masa depannya.
Zelensky juga menolak bantuan Amerika Serikat (AS) untuk melarikan diri dengan mengatakan bahwa pertarungan ada di sini (Ukraina).
Ratusan korban berjatuhan dilaporkan dalam pertempuran sengit itu, termasuk penembakan yang membelah gedung apartemen Kiev dan menghancurkan jembatan serta sekolah. Kata Barat, ada juga tanda-tanda yang berkembang bahwa Rusia mungkin berusaha untuk menggulingkan pemerintah Ukraina sebagai tujuan akhir serangan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Serangan itu merupakan upaya paling berani Putin untuk menggambar ulang peta dunia dan menghidupkan kembali pengaruh era Perang Dingin Moskow. Hal ini dapat memicu upaya internasional baru untuk mengakhiri invasi, termasuk sanksi langsung terhadap Putin.
Ketika negara Ukraina menghadapi ledakan dan genjatan senjata, nasib Kiev tergantung pada keseimbangan. Zelensky juga menyerukan genjata senjata untuk memperingatkan bahwa banyak kota Ukraina sedang diserang.
Zelensky mendapat tawaran dari pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengevakuasi diri dari Ukraina, namun tawaran itu ditolak. Hal itu diungkapkan pejabat senior intelijen Amerika Serikat (AS) yang mengetahui langsung percakapan tersebut.
“Pertarungan ada di sini, dan dia membutuhkan amunisi anti-tank bukan tumpangan,” kata pejabat itu saat menjelaskan percakapan Zelensky, dikutip dari The Korea Times, Sabtu, 26 Februari 2022.
Zelensky sebelumnya sempat menawarkan Rusia untuk bernegosiasi mengenai permintaan utama Putin bahwa Ukraina menyatakan dirinya netral dan meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Kremlin mengatakan Kiev awalnya setuju untuk melakukan pembicaraan Minsk. Kemudian dia mengatakan akan lebih baik memilih Warsawa dan menghentikan komunikasi itu.
Alih-alih setuju dengan niat baik Zelensky untuk bernegosiasi, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa dia akan lebih setuju ketika militer Ukraina menyerah. (*)