Ribut Bapak-Anak Gara-gara Beda Pilihan Capres, Ancam Coret dari KK dan Minta Makan ke Capres 02
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Perdebatan tentang perbedaan pilihan capres-cawapres belum juga usai. Tak jarang efek dari perbedaan ini berakhir kekerasan atau putusnya tali silaturahmi.
Seperti yang dialami wanita 41 tahun berinisial M. Warga Bekasi Jawa Barat ini tak lagi dianggap anak oleh ayahnya.
M menceritakan, sang ayah merupakan pendukung fanatik pasangan capres cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Sementara, M mendukung pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pada Desember 2023, M mengunggah dukungannya terhadap Prabowo-Gibran di Facebook.
"Pas saya menyatakan dukung Prabowo bulan Desember, langsung itu saya dibilang 'dicoret dari KK' karena bokap pendukung Ganjar garis keras. Dia enggak terima anaknya dukung Prabowo," ujar M saat berbincang, Jumat (16/2/2024).
Diksi kalimat "dicoret dari KK" dari sang ayahanda bukan dalam artian sebenarnya, melainkan sudah tak lagi dianggap anak.
M berkata, kata-kata dirinya tak lagi dianggap anak ditulis sang ayah di dalam kolom komentar unggahannya.
"Dia bilang, 'kamu kalau dukung Prabowo, minta makan siang saja sama Prabowo. Kamu bukan anak saya lagi'. Digituin," tutur M yang sudah tidak tinggal bersama dengan sang ayah.
M yang berprofesi sebagai pedagang makanan daring ini menyesalkan peristiwa yang terjadi antara ia dengan ayahnya. Ia tak menyangka perbedaan pilihan capres bisa sampai memutus hubungan keluarga, apalagi sedarah.
Sebelum dirinya tidak lagi dianggap anak, M dan sang ayah sering adu argumentasi terkait masalah pemilihan calon presiden. Respons sang ayah sempat membuat keluarga besarnya turun tangan.
Beberapa orang saudara mendekati ayah M dan membujuknya untuk tak bersikap keras terhadap M. Namun, hingga usai pencoblosan, Y masih tidak mau berdamai dengan M.
M sendiri masih mencoba menghubungi sang ayah, meski sang ayah belum meresponsnya.
"Aku berharap bokap mendukung keputusanku bahwa yang kudukung adalah paslon berbeda dari dia. Jangan karena politik kami jadi terpisah," ujar M.
Ranting PDIP Batal Dapat Hadiah Sapi
Ranting PDIP Banjarsari, batal mendapatkan hadiah sapi dari Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo
Pasalnya, pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming justru menjadi pemenang Pilpres 2024 di wilayah tersebut.
Sebelumnya, FX Rudy menjanjikan hadiah seekor sapi untuk ranting PDIP Sumber, Banjarsari jika mampu memenangkan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD sebanyak 85 persen.
Versi hitung cepat Bawaslu Kota Solo, suara yang masuk hingga pukul 19.24 WIB, pada Kamis (15/2/2024), mencapai 99,92 persen.
Paslon 02 Prabowo-Gibran meraih 190.716 suara atau 50,8 persen dengan perolehan merata di semua kecamatan. Sedangkan paslon 03 Ganjar-Mahfud 128.433 atau sekitar 34,2 persen. Lalu paslon 01 Anies-Muhaimin meraih 56.129 atau 15,0 persen.
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo pernah menjanjikan satu ekor sapi pada Ranting PDIP Sumber jika bisa meraup kemenangan 85 persen untuk Ganjar-Mahfud.
“Kemarin saya konsolidasi di Sumber. Sumber punya target Ganjar-Mahfud 85 persen,” ungkap Rudy, Jumat (16/2/2024).
Target ini satu paket dengan perolehan Caleg PDIP DPRD Kota Solo Dapil 3 Roy Saputra sebanyak 85 persen pula. Hadiah akan diberikan di setiap ranting.
“Roy Saputra 85 persen. Kalau dua-duanya dapat kita beri apresiasi 1 sapi. Yang lainnya sama. Dari pemilu ke pemilu lain sapi kasih. Per kelurahan. Ranting,” terangnya.
Ganjar Soroti Suara PDIP dan Dirinya
Ganjar Pranowo merasa ada kejanggalan terkait perolehan suaranya. Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD ini membandingkannya dengan perolehan suara PDIP.
Berdasarkan quick count, perolehan suara PDIP menjadi yang tertinggi di banding partai politik lainnya.
Berbanding terbalik dengan suara Ganjar-Mahfud yang justru kalah dari Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming di kandang banteng.
Ganjar Pranowo menduga ada anomali dalam hasil quick count atau hitung cepat sementara antara Pilpres dan Pileg 2024.
Sebab, perolehan suara Ganjar-Mahfud MD rendah di sejumlah wilayah basis massa PDIP.
Di sisi lain, hasil hitung cepat pemilu legislatif menunjukkan PDI-P unggul secara nasional, termasuk di wilayah-wilayah kandang banteng.
"Kan quick count itu, real count-nya belum. Hasil dari quick count, perolehan PDIP, saya kira masih tinggi ya, kalau enggak salah masih nomor satu ya. Agak anomali dengan suara saya," kata Ganjar saat ditemui di Gedung High End, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).
Daerah yang dimaksud Ganjar sebagai kandang banteng misalnya Jawa Tengah, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Daerah-daerah tersebut, merujuk hasil quick count, justru dikuasai oleh suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar menambahkan, pihaknya kini tengah menyelidiki penyebab anomali tersebut.
"Maka hari ini sedang diselidiki oleh kawan-kawan, mudah-mudahan nanti ketemu apa faktornya," ujar dia.
"Sepertinya, split tiketnya agak terlalu lebar," tambah mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Hitung cepat atau quick count Litbang Kompas dengan data masuk mencapai 88,45 persen pada Rabu (14/2/2024) pukul 21.21 WIB, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 58,73 persen suara.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 25,10 persen.
Adapun pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 16,17 persen.Kemudian, quick count Litbang Kompas untuk Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 memperlihatkan PDIP teratas dengan perolehan 17,28 persen, walau posisi data yang masuk masih 60,90 persen.
Adapun sampel yang digunakan untuk hitung cepat Litbang Kompas diambil dari 2.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 38 provinsi.
Kemudian, margin of error lebih kurang 1 persen, dengan tingkat kepercayaan 99 persen.
Masih berdasarkan hasil quick count Litbang Kompas, Rabu pukul 22.15 WIB malam, Prabowo-Gibran mendapatkan suara 57,89 persen di Jateng dan DIY.
Sementara, Ganjar-Mahfud mendapatkan hasil 16,95 persen suara dan Anies-Muhaimin memperoleh angka 25,16 persen. (*)